Sosok Detektif Swasta di Indonesia Langganan Artis dan Pejabat, Profesi Bermula dari Kebetulan

Melakoni profesi sebagai detektif tentu bukan hal mudah. Tapi, itulah yang dilakoni pria berusia 45 tahun bernama Jubun. Ini sosoknya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
Kolase KOMPAS.com BAHARUDIN AL FARISI/CANVA
Jubun, detektif swasta di Indonesia langganan artis dan pejabat 

Selebihnya, seperti penipuan, orang hilang, hingga mencari informasi untuk kebutuhan partai politik.

"85 persen itu adalah case rumah tangga. Karena kita melihat perkembangan media sosial. Itu, tingkat perselingkuhan semakin tinggi. Kalau zaman dulu, orang bisa affair karena bertemu teman kerja di kantor. Kalau di dunia maya kan beda," ungkap Jubun.

Ketika ditanya siapa klien atau target operasi yang sering ditangani, Jubun menutup rapat dan enggan memberitahu.

Namun, ia memberikan bocoran tentang rata-rata pekerjaan kliennya.

"Kebanyakan ibu rumah tangga (IRT). Tapi ada yang artis, pejabat publik, figur publik, tokoh agama, petinggi partai politik, itu ada," ucap Jubun.

Ya, Jubun tidak menampik bahwa klien yang datang kepadanya adalah seseorang dengan kondisi ekonomi menengah ke atas.

Sebab, bayaran untuk seorang detektif swasta terbilang tidak murah.

"Sekitar Rp 15 juta, Rp 30 juta, Rp 40 juta, Rp 60 juta, hingga Rp 80 juta. Kenapa angkanya berbeda? Seperti artis atau figur publik, ketika pasangannya selingkuh, kan perginya ke Singapura atau Amerika Serikat dan tinggal di penthouse atau apartemen private," ujar Jubun.

Oleh karena itu, bayaran detektif swasta bervariasi dan tergantung target operasi atau dinamika di lapangan.

"Tapi kalau secara umum, Rp 15 juta hingga Rp 20 juta," imbuh Jubun.

Sejauh ini, Jubun menikmati profesi ini dan sangat senang menjalani kehidupan sehari-hari untuk membantu orang lain yang tengah kesulitan.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved