JAWABAN Rian Mahendra Soal Tak Ada Anak Kecil Main Rem Tangan hingga Sebabkan Bus Masuk Sungai

Tenaga Ahli PO Kencana, Rian Mahendra memberikan jawaban terkait tak ada anak kecil main rem tangan hingga sebabkan bus masuk sungai.

kolase Youtube dan Tribun Jateng
Rian Mahendra dan Bus Masuk Sungai. 

SURYA.co.id - Tenaga Ahli PO Kencana, Rian Mahendra, tampaknya begitu getol menyoroti kasus insiden bus masuk ke Sungai di Tegal.

Dalam unggahan instagramnya, Rian memberikan peringatan keras kepada sopir dan penumpang.

Rian tampaknya percaya dengan isu ada anak kecil yang bermain-main dengan rem tangan hingga membuat bus tersebut melaju masuk sungai.

"Duh kaya gini ni.. kenapa si dekkkkkkk!!! Kenapa maenin handrem!!" tulis Rian dalam captionnya.

Menurut pantauan SURYA.co.id, di kolom komentar ada netizen yang mengingatkan bahwa Kapolres Tegal sudah membantah soal isu ada anak kecil bermain rem tangan.

"di tivi one jam 18:40 pak kapolres Tegal menyampaikan info dari para saksi tidak ada anak yang membuka handbrake." tulis netizen tersebut.

Rian kemudian membalas komentar tersebut.

"iya ga ada yg liat lepas handbrake tapi dia maen2 dikursi setir pas kejadian" jawab Rian.

Diketahui, kecelakaan bus yang jatuh ke sungai di Objek Wisata Guci, Tegal, Jawa Tengah, pada Minggu (7/5/2023) masih menyimpan banyak pertanyaan mengenai penyebabnya.

Salah satu kabar penyebab kecelakaan yang ramai beredar adalah karena anak kecil yang memainkan rem tangan, namun hal itu dibantah oleh penumpang di belakang jok sopir.

Ayum (54), salah satu penumpang yang selamat, mengatakan bahwa pada saat kejadian tidak ada anak kecil yang memainkan rem tangan di dalam bus.

"Gak ada (red, mainan rem tangan), gak ada anak kecil. Orang saya di depan, gak ada anak kecil," kata Ayum dikutip dari tribunnews.com, Rabu (10/5/2023).

Menurutnya, bus tiba-tiba berjalan sendiri ketika mesin sedang dipanasi, ia menduga penyebab bus meluncur adalah ganjalnya yang terlepas akibat getaran dari bus yang mesinnya sedang dipanaskan.

"Karena mobil getar-getar kali, terus dia getar bawahnya, ganjalnya lepas. Karena posisinya menurun ya nyeroloklah, namanya juga roda," ujar Ayum.

Keterangan Ayum dibenarkan oleh Herman, korban selamat lainnya, yang juga mengatakan bahwa tidak ada anak-anak yang bermain rem tangan ataupun bermain di area kemudi pada saat kejadian.

Saat bus meluncur, seluruh penumpang sudah duduk di kursinya dalam bus. Namun, tiba-tiba bus berjalan sendiri, entah karena rem tangannya tersenggol atau tidak.

"Bus tiba-tiba jalan, apa kesenggol rem tangannya atau gimana dah," ujar Herman.

Sementara itu, seorang warga setempat Fahmi juga menyebut bahwa titik kejadian berada di sekitar area parkir Terminal Lama Guci, Dukuh Pekandangan, Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal.

Saat itu, bus sedang parkir dengan kondisi mesin menyala dan bersiap untuk meninggalkan kawasan Guci.

"Para penumpang sudah pada naik, tinggal menunggu beberapa. Sopir sudah menyalakan mesin, terus turun lagi. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba bus jalan sendiri, mungkin belum di-hand rem," ungkap Fahmi.

Sopir bus tersebut, Romyani, mengakui bahwa ia membawa rombongan pengajian dan mesin bus dalam kondisi menyala saat peristiwa terjadi karena mau berangkat ke Pekalongan.

"Meski begitu, saya sudah mengaktifkan rem tangan dan memberikan ganjal balok kayu di ban sebelum kejadian," ujarnya.

Romyani mengaku syok dan sempat bengong melihat bus yang akan dikemudikannya terjun ke jurang.

"Saya di belakang mobil. Habis mandi saya salin (ganti baju), itu kan mau berangkat. Saya ngobrol sama panitia. Saya kaget, saya bengong," jelas Romyani.

Dari keterangan para saksi, masih terdapat simpang siur mengenai penyebab kecelakaan bus yang menimpa rombongan pengajian tersebut.

Namun, investigasi lebih lanjut masih akan dilakukan untuk mencari tahu penyebab pastinya.

Pengakuan Korban Selamat

Melansir Kompas.com, peristiwa menimbulkan trauma tersendiri bagi para korban

Hingga sore hari, RSUD dr. Soeselo Slawi Tegal telah menerima 33 korban luka-luka, dan 1 korban tewas. Semua korban merupakan warga Kelurahan Pakujaya, Kecamatan Serpong, Kota Tanggerang Selatan, Provinsi Banten. 

Salah satu korban selamat, Herman (40) bercerita puluhan penumpang panik dan berteriak histeris saat bus yang sedang parkir tiba-tiba meluncur tanpa sopir dan kernet di dalamnya.

"Saya posisi di dalam mobil, bangku nomor 4. Saya sama isteri. Kurang lebih yang sudah masuk 45 orang," kata Herman ditemui di IGD RSUD dr. Soeselo Slawi, Minggu (7/5/2023) sore.

Dia mengatakan setelah mobil dinyalakan, pintu langsung ditutup.  

"Pas dihidupin, pintu ditutup mobil langsung turun sendiri. Sempat menghajar batu kali atau pembatas," kata Herman.

Sontak saat itu kondisi dalam bus timbul kepanikan luar biasa, apalagi diketahui tidak ada sopir di dikemudi.

"Orang sudah pada istighfar semua, Allahu Akbar. Panik," kata Herman.

Herman saat itu langsung merangkul istrinya dan memepet ke bangku penumpang.

"Alhamdulillah saya aman. Istri juga sehat," kata Herman.

Korban selamat lainnya, Ayum (37) yang duduk di bangku nomor 2 juga mengungkapkan hal senada. 

Ayum mengatakan, awalnya, sopir hanya menghidupkan mesin dan langsung pergi hingga akhirnya mobil meluncur ke bawah.

"Semua langsung teriak-teriak. Minta tolong-tolong. Allahu Akbar, Allahu Akbar. (saya) duduk bangku kedua," kata Ayum.

Menurut Ayum, sopir saat menyalakan mesin hanya lewat pintu samping atau tidak naik ke dalam bus.

"Tidak naik, dia (sopir) dari samping pintu, nyalain terus tutup lagi. Enggak naik, ngehidupin (mesin) doang," kata Ayum.

Kabag Tata Usaha RSUD dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal, Sri Harso mengatakan puluhan korban kecelakaan itu sedang mendapat penanganan medis.

Satu di antaranya meninggal dunia.

"Yang meninggal 1 orang atas nama Bapak Marja, warga Serpong, Tanggerang Selatan.

Untuk yang luka-luka ada yang perlu penanganan intensif, ada yang perlu di IGD saja," kata Harso.

Sebelumnya diberitakan, sebuah bus pariwisata berisi peziarah asal Tangerang Selatan terjun ke Sungai Awu di kawasan Objek Wisata Guci, Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (7/5/2023).

Dalam peristiwa itu, puluhan penumpang dilaporkan mengalami luka-luka hingga harus dilarikan ke RSUD Dr. Soeselo Slawi dan Puskesmas Bumijawa. Seorang korban dilaporkan meninggal dunia.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved