Lifestyle
Kisah Siti Muzainah Keliling Indonesia dengan Motor Pink Sendirian
Siti Muzainah (31), warga Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang berkeliling Indonesia dengan sepeda motornya
Penulis: Benni Indo | Editor: Rahadian Bagus
SURYA.CO.ID|MALANG - Siti Muzainah (31), warga Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang adalah sosok perempuan yang telah berkeliling Indonesia dengan sepeda motornya. Ia keliling Indonesia mengendarai sepeda motor seorang diri. Berbagai macam kisah bahaya dan menginspirasi telah ia alami sepanjang penglamannya menyusuri wilayah Indonesia.
Ditemui Surya di Kampung Budaya Polowijen (KBP), Mouzza, sapaan akrabnya bercerita banyak tentang pengalamannya dikejar begal hingga menyisahkan uang Rp 24 ribu untuk bertahan hidup sepekan. Berikut petikan wawancaranya:
*Apa yang menginsipirasi Anda untuk touring?
- Kartini menginspirasi saya touring. Saya membaca perjuangan Kartini, maka saya harus bangkit. Masa lalu, ibu saya adalah korban pernikahan dini. Orang perempuan selalu diidentikan dengan di rumah saja. Ekspedisi ini bentuk berontak saya sebagai perempuan karena banyak larangan pada diri saya sebelumnya. Saya ingin melompati pagar belenggu itu. Saya sempat ingin dilamar ketika SD, saya menolak. Bukan berarti perempuan tidak terkontrol, saya tetap mengetahui batasan-batasannya.
* Sejak kapan aktif touring?
- Pokonya sejak tahun 2011 itu, tapi touring yang belum memiliki visi dan misi jelas. Touring ke tempat tujuan, datang, makan pulang, ya seperti itu saja. Sekadar liburan. Terus pernah ikut audisi pada 2014 mewakili Jatim. Saya touring ke Padang, dalam audisi itu, saya tidak juara sehingga down. Terus ada yang memberi nasihat agar menjalani hobi itu dengan hati, bukan dengan ambisi. Jadinya pernah naik motor, selalu mengatakan pada diri sendiri: 'dengan hati, dengan hati'. Akhirnya saya baperan. Saya berpikir bagaimana membikin perjalanan dengan hati, menginspirasi? Akhirnya saya niatkan keliling Pulau Jawa untuk bertemu para Kartini hebat. Ada nenak kuli panggul, pemecah panggul. Orang-orang ini sudah tua, tapi masih semangat kerja. Kok saya tidak begitu? Jadinya kita sungkan kalau mau bermalas-malasan. Terus ada yang difabel, mampu touring jauh, apalagi saya.
*Bagaimana pengalaman touring Anda di Indonesia?
- Saya keliling Jawa tahun 2015 sepanjang 24 hari, keliling Suamtera pada 2016 selama 40 hari lebih. Setelah itu, saya melanjutkan perjalanan kembali ke NTT pada 2017 selama 50 hari lebih. Berikutnya, saya ke Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Ini perjanan paling banyak menyita waktu, 100 hari lebih.
*Kapan Anda berpikir touring yang dilakukan harus bermakna?
- Pada tahun 2015 saya mengawali itu. Dalam perjalanan itu, saya mendapatkan pelajaran penting tentang arti penting pendidikan bagi perempuan. Saya tanya kenapa ibu yang sudah tua masih bekerja, mereka jawab karena lulusan SD, sehingga tidak bisa bekerja yang layak di masa tuanya.
*Anda temui di mana ibu-ibu seperti itu?
- Saya temui Ibu-ibu seperti itu di Kulonprogo dan Ponorogo. Perempuan sulit bekerja karena masalah pendidikan. Mereka tidak bisa bekerja layak di masa tuanya.
*Setelah keliling Pulau Jawa, perjalanan dilanjut ke mana?
- Saya melanjutkan perjalanan ke Pulau Sumatera. Saya ke Sabang membawa misi memperkenalkan kesenian Malang, tari Topeng. Saya sempat belajar tari Topeng dalam beberapa waktu agar bisa tampil di hadapan anggota komunitas dan masyarakat.
Mondial Luncurkan Seri Terbaru Berlian dalam Rangka 42 Anniversary |
![]() |
---|
Dukung Gaya Hidup Sehat Smartwatch Canggih dan Fashionable Amazfit Teranyar Diluncurkan |
![]() |
---|
Marina Beauty Journey 2021 Ajak Gen Z dan Perempuan Muda Indonesia Jadi Agen Perubahan |
![]() |
---|
Batik Fashion Fair kembali Digelar mulai 17 November 2021 di Grand City Surabaya |
![]() |
---|
Detox Green Tea untuk Remaja, Jerawat Lenyap Wajah Kembali Segar |
![]() |
---|