Berita Bangkalan

2 Anak Jadi Korban DBD di Bangkalan, Dinkes Gencarkan Fogging dan Dorong Gerakan 3M Plus

Selama periode 2015-2021 terdata hanya satu orang meninggal setiap tahunnya. Bahkan di tahun 2021 terdata nol kematian

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya.co.id/ahmad faisol
Petugas Puskesmas Kota Bangkalan melakukan pengasapan dengan bahan insektisida untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD di Perum Pesona Pesalakan, Kelurahan Kemayoran, Senin (17/4/2023). 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Kematian dua anak akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga pekan kedua April 2023 di Kecamatan Kota Bangkalan, sudah terlalu banyak. Upaya memerangi DBD pun semakin digalakkan, salah satunya dengan melakukan pengasapan alias fogging seperti yang dilakukan di lingkungan Perum Pesona Pesalakan, Kelurahan Kemayoran, Senin (17/4/2023).

Sejak Januari, total kasus DBD yang diterima pihak Puskesmas Kota terdata 9 kasus. Dua anak di antaranya meninggal dunia, keduanya berusia 4,5 tahun dan 6 tahun. Korban kedua beralamatkan di Perum Pesona Pesalakan, pusat Kota Bangkalan.

“Fogging dilakukan di wilayah pasien yang sudah terdiagnosa demam berdarah. Namun fogging hanya salah satu tindakan untuk membunuh nyamuk dewasa. Tetapi pada intinya, masyarakat harus lebih menggalakkan gerakan 3M Plus,” ungkap Kepala Puskesmas Kota Bangkalan, dr Wiwid Mayasari kepada SURYA.

Sekedar diketahui, kegiatan fogging merupakan tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD. Sementara 3m Plus, yakni menguras, mengubur, menutup dan memberikan lotion anti nyamuk kepada anak usia sekolah.

“Kami sudah berupaya untuk melakukan pencegahan terutama melalui kegiatan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M plus. Juga melalui kegiatan kemasyarakatan,” jelas dr Wiwid.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan menyebutkan kasus kematian DBD terdata dari Puskesmas Tragah dan Puskesmas Jaddih pada November 2022 dan Januari 2023. Kondisi ini mengejutkan Bidang Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan.

Pasalnya, selama periode 2015-2021 terdata hanya satu orang meninggal setiap tahunnya. Bahkan di tahun 2021 terdata nol kematian. Laporan kasus DBD hingga Desember 2022 di Kabupaten Bangkalan terdata sejumlah 149 kasus, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai jumlah 140 kasus.

Di tahun 2020, terdata sejumlah 104 kasus atau lebih rendah dari tahun 2019 yang mencapai hingga sejumlah 171 kasus. Sementara di tahun 2018 terdata sejumlah 111 kasus dan sebanyak 77 kasus di tahun 2017.

Hasil analisa Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan di tahun 2021 menyebutkan, kasus DBD menyerang rata-rata anak usia 5-14 tahun atau di angka 48 persen, balita usia 1-4 di angka sekitar 12 persen, dan sisanya 15-44 tahun 30 persen. Total usia 5-44 tahun hampir 80 persen.

“Karena ini sudah masuk bulan keempat dan ada kasus kematian, kami sangat mengimbau kepada seluruh masyarakat bahwa kasus demam berdarah tidak bisa dibagikan. Apalagi saat musim penghujan, banyak kasus demam berdarah yang menyerang terutama pada usia anak-anak,” pungkas dr Wiwid.

Pantauan SURYA di Puskesmas Kota Bangkalan, seorang pasien anak, Nadira (5), warga Kelurahan Kraton tergeletak di bangsal ruang rawat inap Nusa Indah. Ia dilarikan ke puskesmas pada Sabtu (10/4/2023) karena badannya panas sejak Rabu (5/4/2023).

“Di sini (Puskesmas Kota) sudah tiga hari. Kemarin sepupunya sudah keluar dari sini juga, usia 4,5 tahun atas nama pasien anak, Arisa. Menginap sekitar 6 hari, tetapi sekarang kondisi anaknya sudah sehat,” singkat Ny Aini saat mendampingi Nadira yang tengah lelap tidur. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved