Suami Bakar Istri di Surabaya
SOSOK Juragan Bunga Kalap Bakar Istri Siri dan Anak Tiri Hidup-hidup di Surabaya, Tetangga Beber Aib
Seorang juragan bunga di Surabaya tega membakar istri dan 2 anak tirinya hidup-hidup. Berikut sosok Sutikno di mata tetangganya.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
"Iya ini rumah asli Pak Sutikno dengan istri pertama dulu, selama 20 tahun. Lalu 2 tahun kemudian nikah dengan istri yang dibakar ini. Dan selama menikah, istri siri ini beli rumah Sutikno," jelas Ngadinem.
Sosok Sutikno di mata warga, diakui Ngadinem kurang bersosialisasi dengan warga. Bukan hanya karena irit dan jarang berbicara dengan para warga.
Saat sejumlah warga mengalami musibah meninggal dunia. Sutikno disebut tampak enggan turut berpartisipasi memakamkan ataupun mengikuti pembacaan doa 'Tahlilan' setelahnya.
"Bahkan ada tetangga meninggal, juga gak pernah ikut melayat atau tahlilan. Makanya tetangga tidak suka. Sama orang sini namanya pak Sutikno enggak digubris," kata nenek empat cucu itu.
Bahkan, keberadaan Sutikno bagi keluarga atau anak-anak istri sirinya, juga telah mafhum diketahui para tetangga kerap bermasalah.
Sutikno disebut-sebut kerap memperlakukan kasar anak-anak tirinya.
"Iya tapi gak mau. Pak Sutikno itu kereng (jahat) kepada anaknya yang kelas 2 SD (8 tahun). Jadi, ibunya diajak kembali lagi, enggak mau. Iya (gak harmonis. Karena kereng sama anaknya," ungkapnya.
Menginjak di tahun ketiga usia pernikahan siri mereka. Sutikno dan NNZ belakangan ini diketahui sedang pisah ranjang.
Belum dapat dipastikan, apakah hal tersebut menjadi sebab utama Sutikno naik pitam hingga kalap membakar istri siri dan kedua anak tirinya itu.
Namun, hampir seluruh warga atau para tetangga yang mengetahui gelagat dan tabiat Sutikno, memaklumi dugaan tersebut.
"Enggak. Pisah sudah pisah. Siri. Tapi sudah pisah. Diajak balik, enggak mau (istri sirinya)," jelasnya.
Apalagi, lanjut Ngadinem, beberapa waktu lalu, Sutikno dan NNZ terlibat beberapa kali percekcokan saat berada di stand atau lapak taman hias milik Sutikno, di Jalan Dukuh Kupang.
"Enggak ada yang tahu kapan, bukan di sini. Tapi ada yang bilang, cekcok saat di stand bunga Dukuh Kupang," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.