Berita Lamongan

Tausyiah Akhir Ramadhan Megilan, Gus Miftah Ungkap Orang Berpuasa Akan Dirindukan Surga

Gus Miftah menjelaskan, ibadah haji bisa dipamerkan, sedekah, shalat dan lainnya bisa dipamerkan, tetapi puasa tidak. 

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
Gus Miftah memberikan tausyiah di acara penutupan Ramadhan Megilan di GOR Lamongan. Jamaah juga membludak, Minggu (9/4/2023) malam. 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Kegiatan Ramadhan Megilan yang meramaikan bulan puasa di Lamongan, berakhir pada Minggu (9/4/2023) malam dengan mengundang kiai kondang, Gus Miftah. Ulama bernama lengkap KH Miftah Maulana Habiburrahman itu mengisi tausyiah bersamaan gema shalawat dan ceramah di GOR Lamongan.

Gema shalawat menghadirkan Gus Azmi dan Gus Ahkam, sedangkan pengajian diisi Gus Miftah sebagai penutup Ramadhan Megilan yang digelar sejak Jumat (7/4/2023).

Mengawali tausyiahnya, Gus Miftah membukanya dengan pantun dan menyampaikan tentang arti cinta, sesuai sabda Nabi Muhammad SAW bahwa Allah SWT merindukan manusia tidak hanya sekedar cinta tetapi dicintai.

"Surga merindukan empat golongan manusia. Pertanyaannya, sudahkah surga merindukan kita, maka hadirlah menjadi orang yang dicintai oleh Allah SWT. Jika ada kemauan pasti banyak jalan," ucap Gus Miftah.

Ia menambahkan, salah satu manusia yang dirindukan surga adalah menjadi pribadi yang nafsul mutmainnah atau jiwa yang telah mendapat ketenangan. Ketika menghadap Allah SWT sudah memiliki modal yang cukup, karena dilandasi ikhlas, karena itulah dihadirkanlah puasa. "Amalan lainnya bisa saja dipamerkan, tetapi puasa tidak, " tandasnya.

Dai dengan ciri khas rambut panjang, blangkon dan kaca mata hitam itu mencontohkan, ibadah haji bisa dipamerkan, sedekah, shalat dan lainnya bisa dipamerkan, tetapi puasa tidak. 

"Masak pamer harus mengeluarkan bau mulut untuk membuktikannya pada bupati. Tidak, bisa saja itu sakit sariawan. Maka satu-satunya ibadah yang tidak dipamerkan adalah puasa. Di posting juga tidak bisa," selorohnya, disambut tawa ribuan warga yang menghadiri tausyiah.

Sesuai sabda Nabi, lanjutnya, sesungguhnya surga itu merindukan empat golongan yakni, orang-orang yang membaca Al-Qur'an, orang yang menjaga lidah/ucapannya, orang yang memberi makan orang kelaparan, dan orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan.

Jika manusia ingin bercakap-cakap dengan Allah SWT, maka bacalah Al-Qur'an, bahkan ia sepakat saat taddarus malam itu tetap memakai sound system yang diatur volumenya, sehingga tetap semangat.

Sementara untuk menjaga lisan, tambahnya, saat ini bisa dengan menjaga jempol kita. Artinya tidak cuit sembarangan lewat gadget yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Termasuk memberi makan orang yang kelaparan, Gus Miftah bahkan mencontohkan bahwa mental seseorang bisa dilihat dari caranya memberi.

"Orang kaya itu bukan yang bisa membeli segalanya, tetapi orang yang tidak bisa dibeli orang yang punya segalanya," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengungkapkan, Festival Ramadhan Megilan Vol 2 yang berlangsung selama tiga hari berjalan sukses dan lancar. Kegiatan ini akan terus ditingkatkan kualitasnya di tahun-tahun berikutnya.

"Alhamdulillah Festival Ramadhan Megilan Vol 2 berjalan sukses dan lancar. Akan terus kami tingkatkan kualitasnya di tahun-tahun berikutnya, " kata Kaji Yes sembari menyampaikan ucapan terimakasihnya pada pelaku UMKM yang turut berpartisipasi. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved