Sosok Ibu dan Anak Diduga jadi Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Hilang sejak 2021
Baru-baru ini, sosok ibu dan anak diduga ikut menjadi korban dukun pengganda uang usai hilang sejak 2021.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Satu per satu identitas korban keganasan dukun pengganda uang di Banjarnegara bernama Tohari atau Mbah Slamet mulai terungkap.
Sejumlah pihak pun melaporkan keluarganya yang hilang yang diduga dihabisi oleh dukun penggana uang Banjarnegara.
Baru-baru ini, sosok ibu dan anak ikut serta diduga menjadi korban dukun pengganda uang usai hilang sejak 2021.
Mereka yakni Theresia Dewi (47) dan anaknya, Okta Ali Abrianto (31).
Keduanya merupakan warga Desa Bulurejo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Pasangan ibu dan anak tersebut dinyatakan hilang sejak dua tahun lalu.
Hingga saat ini, keberadaan mereka masih menjadi tanda tanya besar.
Namun keluarga mendapati titik terang usai kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Mbah Slamet mencuat.
Mereka diduga menjadi korban dukun pengganda uang tersebut.
Melansir Kompas.com, Kakak kandung Theresia, Yusuf Edi Gunawan (64), buka suara.
Ia bercerita bahwa Theresia dan Okta pamit kepada keluarga untuk pergi di Salatiga pada pertengahan 2021.
"Mereka di Salatiga sekitar seminggu. Terus salah satu menantunya telepon saya (memberi kabar) kalau ibunya sudah nggak pulang seminggu.
Saya minta dia untuk nunggu seminggu lagi," kata Yusuf, kepada wartawan di rumahnya di Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Sabtu (8/4/2023).
Saat pamit ke Salatiga, mereka mengaku ada pekerjaan dan akan melanjutkan perjalanan ke Banjarnegara untuk mengambil uang.
Saat itu, Okta pamit kepada ke salah satu adik tirinya, Claudy.
Namun, sejak itu keluarga tidak bisa lagi menghubungi Theresia maupun Okta.
Upaya pencarian sudah dilakukan tapi tidak berhasil.
“Saya cari informasi ke mana-mana kayak hilang ditelan bumi. Sampai Claudy (anak Theresia) di sini (di rumah Yusuf) 6 bulan.
Baca juga: Siasat Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Demi Bujuk Korbannya, Beri Janji Tak Masuk Akal
Baca juga: Isi Pesan Terakhir Korban Pembunuhan Berantai Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet di Banjarnegara
Theresia dengan bapaknya Claudy itu kan sudah cerai. Terus Lebaran setahun lalu, saya antar ke bapaknya (Jogja),” tuturnya.
Setelah ada kejadian di Banjarnegara, Yusuf meyakini bahwa Theresia dan Okta menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh Mbah Slamet.
Dia pun terus memantau setiap perkembangan kasus tersebut.
"Kami terus memantau jika ada nama Theresia Dewi dan Okta dalam daftar nama korban Mbah Slamet," ucap Yusuf.
“Okta itu sama ibunya, ibunya kemana-mana pasti diantar. Saya curiga, kalau masih hidup, pasti hubungi anaknya. Perkiraan saya setelah pergi (dari Salatiga), sudah dibunuh,” sambung Yusuf.
Keluarga maupun kerabat dekat Theresia dan Okta, termasuk Yusuf dan mantan suami Theresia, sudah diambil sampel DNA oleh petugas di Banjarnegara.
“(keyakinan) Ya karena barang buktinya sudah identik.
Meski hanya tinggal tulang belulang, sudah identik. Saya lihat jamnya adik saya,” katanya sambil berkaca-kaca.
Yusuf menuturkan, adiknya merupakan kontraktor, demikian keponakannya, Okta.
Rencananya, setelah jenazah diperbolehkan dibawa pulang, nantinya akan dimakamkan di TPU Giriloyo Kota Magelang.
Yusuf menyebutkan, Theresia dan Okta saat berangkat menuju Banjarnegara tersebut naik mobil Honda Mobillio. Okta memakai jaket beratribut ormas Pemuda Pancasila (PP).
Baca juga: Darah yang Dipakai Ritual Dukun Pengganda Uang di Gresik Ternyata Sudah Kedaluwarsa
Baca juga: TABIAT Buruk Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Dibongkar Istri: Main Perempuan dan Tak Jelas Kerjanya
Kisah Korban Suheri Gadaikan Mobil
Sementara itu melansir Kompas.com, Suheri, korban lain pembunuhan Mbah Slamet, sempat menggandaikan mobil Daihatsu Xenia sebesar Rp 15 juta.
Uang hasil menggandaikan mobil digunakan Suheri menemui Mbah Slamet di Banjarnegara pada 25 Juli 2021.
"Jadi mobil yang digadaikannya itu untuk bertemu dengan pelaku Mbah Slamet," kata Pandra Arsyad.
Korban bersama istrinya, Riani berangkat dengan membawa uang senilai Rp 15 Juta tersebut dengan mobil Xenia silver.
"Keduanya berpamitan kepada anaknya untuk bekerja di padepokan Tulungagung," kata Kombes Pol Pandra.
Ia mengatakan, korban sesampainya di sana anak mengetahui bahwa orangtuanya pergi ke rumah pelaku di Banjarnegara.
Korban sempat berkomunikasi dengan anaknya hingga tanggal 8 September 2021 sekitar pukul 05.30 WIB.
"Keluarga korban kehilangan komunikasi sampai bulan April 2023, pihak keluarga mengetahui bahwa korban sudah meninggal dunia setelah melihat Mbah Slamet di televisi dan media sosial," kata Kombes Pol Pandra.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.