Ramadan 2023

Ngaji Kitab Kuning, Ngabuburit Ala Santriwati Al Iman Putri Ponorogo

Tradisi ngaji kitab kuning saat bulan Ramadan menjadi kegiatan ngabuburit ala santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al Iman Putri Ponorogo.

tribun jatim/pramita kusumaningrum
Santriwati Al Iman Putri Kabupaten Ponorogo ngabuburit dengan Ngaji Kitab Kuning 

SURYA.CO.ID, PONOROGO - Tradisi ngaji kitab kuning saat bulan Ramadan menjadi kegiatan ngabuburit ala santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al Iman Putri Ponorogo.

Sambil menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadan santriwati Ponpes Al Iman Putri Ponorogo mengaji sejumlah kitab salaf Islam selama bulan Ramadan.

Selama Ramadan, para santri digembleng kegiatan mengaji kitab kuning berbahasa arab tanpa harakat ini.

Pantauan di lokasi, Sabtu (8/4/2023) tampak beberapa santri mengikuti kajian kitab kuning.

Masing-masing santriwati menyimak bacaan dan penjelasan isi kitab Nashoihul ibad.

Baca juga: Tempat Karaoke Berkedok Radio Komunitas di Banyuwangi Terjaring Razia, Nekat Buka saat Ramadan

Baca juga: Elektabilitas Gus Fawaid di Pilkada Jember Tertinggi Berdasar Hasil Survei ARCI, Begini Tanggapannya

Dengan cekatan memaknai kitab dengan huruf pegon alias tulisan miring mengikuti penyampaian dari KH. Imam Bajuri.

Santriwati terlihat telaten, karena memang berbeda dengan belajar mengaji al quran pada umumnya. Akan tetapi para santri tampak semangat untuk mempelajarinya.

“Ini tadi ngaji kitab Salafiah atau kitab kuning. Mengisi waktu Ramadan istilahnya ngabuburit,” ujar salah satu santriwati Ponpes Al Iman Putri, Nita Dahlia, Sabtu (8/4/2023).

Santriwati asal Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah mengatakan ini adalah pengalaman pertama dirinya membaca kitab kuning. Sehingga menjadikannya agak sulit

“Yang jelas mengisi waktu. Menambah wawasan baru. Agak susah sih, karena hurufnya kecil-kecil jadi harus telaten,” kata Nita Dahlia.

Sementara Pengasuh Ponpes Al Iman Putri, K.H Imam Bajuri mengatakan bahwa mengaji Kitab Kuning merupakan tradisi setiap Ramadan.

Di dalam mengaji kitab kuning ini bisa menjadi pondasi para santri .

“Punya karakter santun dan bijak serta menjadi bekal mereka saat mereka sudah keluar dari pesantren dan kembali ke masyarakat,” pungkasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved