Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Kepala BKKBN Jatim Maria Ernawati, Berhasil Turunkan Stunting Hinga 19,2 Persen
Wawancara eksklusif dengan Maria Ernawati selaku Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur.
Penulis: Zainal Arif | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa.
Oleh karena itu, Presiden RI Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.
Dalam Perpres tersebut, pada pasal 1 juga dijelaskan makna dari Percepatan Penurunan Stunting.
Percepatan Penurunan Stunting ditargetkan pemerintah prevelensinya mengalami penurunan sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Lalu bagaimana dengan prevalensi stunting di Jawa Timur?
Apakah BKKBN Jatim Berhasil menurunkan angka prevalensinya?
Simak hasil wawancara eksklusif dengan Maria Ernawati selaku Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur.
Harian Surya: Apa tugas dan fungsi BKKBN dalam meningkatkan SDM di Indonesia?
Maria Ernawati: Diterbitkannya UU Nomer 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
BKKBN sejak saat itu memiliki dua tugas besar yakni mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, dan mewujudkan keluarga yang sejahtera serta berkualitas.
Dalam mewujudkan dua tugas itu, BKKBN telah menyiapkan banyak strategi dan pendekatan kepada keluarga.
Salah satunya dengan menjalankan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) untuk memenuhi keluarga sejahtera dan berkualitas melalui kelompok-kelompok kegiatan.
Begitupun dengan tugas BKKBN sejak dulu yakni Keluarga Berencana (KB) yang identik dengan alat kontrasepsi.
Harian Surya: Salah satu indikasi kemajuan bangsa adalah Sumber Daya Manusia. Bagaimana peran BKKBN dalam menghasilkan SDM yang berkualitas?
Maria Ernawati: BKKBN memberikan pendampingan kepada seluruh anggota keluarga. Baik anak maupun orangtua, siklus hidup mereka harus didampingi oleh BKKBN.
Kami membentuk kelompok-kelompok kegiatan, diantaranya Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, dan Bina Keluarga Lansia.
Keluarga yang memiliki balita akan kami bina supaya optimal dalam tumbuh dan kembangnya balita.
Kemudian keluarga yang memiliki remaja akan kami dampingi supaya mempunyai rencana kehidupan kedepan.
Termasuk lansia yang akan tetap kami dampingi untuk kesejahteraannya, BKKBN sampai membentuk usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor (UPPKA).
Harian Surya: Pemerintah sedang gencar menurunkan tingkat prevelensi balita stunting. Dan Jawa Timur masih diangka 19,2 persen. Apa yang dilakukan BKKBN untuk menurunkan tingkat prevelensi stunting di Jatim?
Maria Ernawati: Kami mengemban tugas lagi melalui Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
Ada jangka waktunya yakni dari 2021 sampai 2024 prevalensinya harus turun 14 persen.
Di Jawa Timur tahun 2022 telah turun 4,3 poin. Dimana pada 2021 kami masih di prevelensi 23,5 persen alhamdulillah di tahun 2022 prevelensi stunting turun menjadi 19,2 persen.
Kalau melihat penurunannya, ditambah dukungan dari pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, saya sangat optimis untuk bisa mencapai target dari pemerintah 14 persen.
Secara regulasi pemerintah daerah ini sudah membentuk tim percepatan penurunan stunting. Tim ini terdiri dari lembaga instansi, pihak swasta, masyarakat, media, sampai perguruan tinggi.
Harian Surya: Apa itu stunting? Kenapa sangat berpengaruh dalam peningkatan SDM di Indonesia?
Maria Ernawati: Jadi stunting itu suatu kondisi gagal tumbuh kembang anak pada 1000 hari pertama kehidupan. 270 hari disaat didalam kandungan dan 730 hari paska melahirkan.
Kondisi di mana balita tidak bisa tumbuh optimal secara fisik alias pendek. Tetapi yang pendek juga belum tentu stunting karena juga harus mengukur bagaimana tingkat kecerdasannya.
Kami berharap pada masyarakat agar memahami bahwa stunting itu bukan penyakit namun kondisi kurang gizi pada anak yang kronis.
Harian Surya: Secara teknis, program apa yang sudah dilakukan BKKBN bersama pemerintah daerah maupun kabupaten untuk menurunkan prevalensi stunting di Jatim?
Maria Ernawati: Sudah ada acuan dari pusat baik melalui Stranas PK, kebijakan Perpres Nomor 72 Tahun 2021, kemudian Kepala BKKBN RI, dr Hasto Wardoyo sudah menurunkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI).
Begitu dilampiran ranpasti sudah ada indikator-indikator yang harus diselesaikan oleh Lembaga dan Kementerian.
Kalau kami di BKKBN ranahnya ditingkat preventif, kami mengedepankan sosialisasi untuk percepatan penurunan stunting.
Harian Surya: Istilah pencegahan ini artinya faktornya apakah sebelum ibu hamil atau menghindari pernikahan dini?
Maria Ernawati: Mencegah itu kalau sudah hamil berati sudah terlambat, kalau masih remaja sudah kami siapkan melalui program GenRe untuk memberikan pemahaman remaja supaya menyiapkan fisik dan maupun mental.
Contoh misalnya, kalau sudah mau berkeluarga harus lebih diperhatikan, apabila lengan atas kurang 23,5 cm diwaspadai berpotensi melahirkan anak stunting.
Pemerintah sudah memberikan pendampingan melalui dinas kesehatan memberikan tablet tambah darah karena remaja putri mengeluarkan banyak darah saat haid.
Sekarang BKKBN dapat memantau melalui aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil) yang bisa didownload oleh masyarakat.
Jawa Timur memiliki 31.243 tim yang sudah dibentuk. Tim ini terdiri dari tiga unsur yakni bidan atau tenaga kesehatan, PKK sebagai unsur penggerak, dan kader KB.
Harian Surya: Selain ditujukan untuk penurunan prevelensi stunting, Apakah BKKBN juga berperan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi?
Maria Ernawati: Betul, kalau sudah merencanakan dan persiapan kehamilan dan kelahiran, si ibu tentu pasti lebih care dengan kondisinya. Kami berharap upaya yang kami lakukan bisa menekan angka kematian ibu dan bayi.
Harian Surya: Tingkat kematian ibu dan bayi di Jawa Timur mengalami penurunan yang cukup signifikan di tahun 2022, sekarang tinggal 499 kasus dari 1200 sekian kasus. Apa yang sudah dilakukan BKKBN sehingga berhasil menurunkan kasus?
Maria Ernawati: Kami punya program GenRe ini implementasinya bisa ke sekolah seperti Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).
Hal ini dilakukan supaya remaja-remaja dapat terpapar edukasi untuk merencanakan kehidupan yang lebih baik lagi yang lebih sehat lagi.
Harian Surya: Selama menjabat sebagai Kepala BKKBN Jatim, Apakah ada momen yang tidak terlupakan selama bertugas?
Maria Ernawati: Waktu itu ada kader kami yang menyampaikan kepada salah satu ibu-ibu "anak ibu itu stunting" sontak ibu itu marah dan langsung menutup pintu rumah. Kata stunting ini sangat sensitif, sehingga harus disampaikan dengan cara yang tepat.
Harian Surya: Dari semua kabupaten/kota di Jawa Timur, Apakah ada daerah yang tantangan lebih berat saat mengedukasi masyarakat?
Maria Ernawati: Dari 38 kabupaten/kota mempunyai sistem yang berbeda untuk kami dekati. Ada 4 kategori budaya diantaranya budaya arek, budaya mataraman budaya pesisir, budaya pendalungan.
Mungkin kalau kami terapkan secara halus di budaya pesisir mereka tidak akan mengerti, harus ada contoh langsung. Berbeda lagi dengan budaya mataraman atau arek harus to the point.
Harian Surya: Bagaimana pendidikan dan karir dari seorang Maria Ernawati hingga menjadi kepala BKKBN Jatim?
Maria Ernawati: Saya Sekolah Dasar (SD) di Santa Maria 2 Malang, kemudian lanjut di SMP 1 Negeri Pandaan Pasuruan, lalu bersekolah di SMA Kediri.
Saat memasuki dunia perkuliahan, saya berkuliah S1 di IKIP Budi Utomo Malang, setelah itu, saya lanjut S2 di Surabaya.
Saya mengawali karir di lapangan sebagai penyuluh KB di BKKBN, kemudian saya berinisiatif masuk struktural.
Lanjut sebagai akselon 4 masih di kota Kediri, pernah menjadi Kepala BKKBN Sulawesi Tengah, sampai akhirnya menjadi Kepala BKKBN Jawa Timur.
Wawancara Eksklusif Zulia Mahendra, Putra Sulung Amrozi Pelaku Bom Bali yang Kini Cinta Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Gubernur Khofifah, Sukses Bawa Jatim Jadi Provinsi Terdepan di Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Jombang Hadi Atmaji, Optimisme Tinggi dari Kursi Legislatif |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sang Bunga Desa yang Majukan Wisata |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Gebrakan Bupati Gus Fawait, Warga Jember Gratis Berobat di Faskes se-Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.