Ramadhan 2023

Ahmad Anas Lc ME, Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya: Esensi Puasa Ramadhan

Sebenarnya memahami esensi ini penting, agar apa yang kita kerjakan sesuai dengan yang Allah maksudkan.

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Surya.co.id
Ahmad Anas Lc ME Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya, saat menjadi narasumber dalam podcast Tribun Jatim Network 

Artinya: Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).

Berbeda dengan kita manusia yang mana kita ada Nafsu dan Nafsu itu selalu menunjukkan kita, menggiring kita kepada kemaksiatan.

Cobaan manusia terbesar adalah sabar terhadap hawa nafsu, yang menghalangi kita untuk menjalankan perintah Allah, yang menghalangi kita untuk menjauhi larangan Allah, dan sabar terhadap hawa nafsu ketika kita ditimpa musibah.

Bulan Ramadhan menjadi momen yang pas untuk melatih hawa nafsu atau mengontrol hawa nafsu, di samping itu Allah menjanjikan kita dengan pahala yang sangat banyak.

Makanya Malaikat Jibril menyampaikan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah kisah tentang Rasulullah SAW yang tiba-tiba mengucap "amin".

Ketika sahabat bertanya, Rasulullah menjawab bahwa mengaminkan Malaikat Jibril yang mengatakan tentang orang-orang celaka dan merugi.

"Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan namun dosanya tidak diampuni" (HR. Ibnu Khuzaimah)

Kenapa Malaikat Jibril sampai bicara seperti itu? Karena saking mudahnya mendapatkan pengampunan dari Allah di Bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan ini adalah kesempatan yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk mensucikan diri.


Bedakan Gugurnya Kewajiban dan Gugurnya Pahala

Selama Puasa Ramadhan, kita harus bisa membedakan antara gugurnya kewajiban dengan gugurnya pahala.

Misalnya ada orang puasa menahan lapar dan haus mulai terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari, tapi tidak bisa menahan hawa nafsunya misalnya melakukan kemaksiatan, tidak mau sholat. Maka tetap puasanya sah, tidak wajib baginya qadha atau mengganti puasa.

Namun masalah gugurnya pahala, itu otoritas Allah, manusia tidak bisa memutuskan itu sendiri.


Prioritaskan Amalan Wajib

Kita harus memperioritaskan ibadah yang wajib dari yang sunnah.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved