Benarkah Pilot Susi Air Mulai Simpati Dengan KKB Papua yang Menyanderanya? Ini Penjelasan Pengamat
Pilot susi air Philip Mehrtens bisa saja mulai bersimpati dengan KKB Papua yang menyanderanya. Simak penjelasan Pengamat Isu-isu Strategis dan Global.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Pengamat Isu-isu Strategis dan Global Prof Imron Cotan menyebut pilot susi air Philip Mehrtens bisa saja mulai bersimpati dengan KKB Papua yang menyanderanya.
Menurut Imron, hal ini disebabkan karena terlalu lama penyanderaan.
Imron juga menilai tuntutan KKB Papua yang ingin menukar kebebasan sanderanya dengan kemerdekaan Papua, adalah tuntutan di luar nalar.
Bila tuntutan semacam ini dipenuhi, maka akan muncul banyak negara merdeka baru sebagai buah dari tindak penyanderaan.
"Tidak mungkin pemerintah Indonesia, sebagai negara besar dan berdaulat menuruti tuntutan semacam itu," ujar Prof Imron dalam Webinar Moya Institute bertajuk "Penyanderaan Pilot Susi Air: Tindakan Terorisme?".
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Tuntutan Penyandera Pilot Susi Air yang Ingin Menukar dengan Kemerdekaan Papua di Luar Nalar'.
Prof Imron menjelaskan, jika sandera terlalu lama disandera akan ada empati dan simpati dari tersandera kepada KKB Papua.
"Saya tidak heran, itu ada teorinya bernama Oslo Syndrom yang dikembangkan antara lain oleh Kenneth Levin yang menyebutkan kalau seseorang disandera, lama kelamaan akan mencintai atau bersimpati kepada yang menyanderanya. Itu bisa saja terjadi," paparnya.
Faktor itulah, sambung dia, yang kemudian dilihat Panglima TNI sehingga membuat upaya untuk membebaskan bisa menjadi lebih complicated dan sulit karena yang bersangkutan sendiri sudah berempati, atau jatuh cinta tidak hanya kepada penyanderanya tapi kepada ideologi yang dianut para penyandera.
"Ini jadi sulit karena dia sendiri tidak mau direscue. Jadi, kalaupun itu terjadi, saya berharap dalam waktu dekat bisa berubah.
Karena jika dia bersimpati kepada gerakan separatisme, maka sesuai Pasal 13 A UU No.Tahun 2018, dia sudah terlibat dalam separatisme sesuai bunyinya: siapapun yang melibatkan diri atau membantu gerakan separatisme bisa dipidana maksimal 5 tahun.
Panglima TNI Heran
Sebelumnya, gelagat pilot Susi Air yang disandera KKB Papua, Philip Mark Mehrtens, membuat Panglima TNI Laksamana Yudo Margono heran.
Pasalnya, menurut Laksamana Yudo Margono, Philip tampak santai-santai saja dan tak terancam.
Penilaian itu disampaikan Yudo di sela kunjungannya di Madiun, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2023), menjawab pertanyaan wartawan soal kondisi si pilot.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.