PENJELASAN Fenomena Awan Unik di Gunung Merapi Setelah Erupsi Menurut BMKG, Viral di Medsos

BMKG akhirnya memberikan penjelasan tentang fenomena awan unik di Gunung Merapi setelah erupsi. Viral di media sosial.

Instagram
Fenomena Awan Unik di Gunung Merapi Setelah Erupsi. Simak penjelasan BMKG. 

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Viral, Foto Penampakan Awan Unik di Gunung Merapi setelah Erupsi, Apa Dampaknya?'.

Meski tampak indah, Ida mengungkapkan, awan cumulonimbus dapat mengakibatkan hujan lebat disertai kilat dan petir.

Bukan hanya itu, hujan yang diakibatkan cumulonimbus juga dilengkapi dengan angin kencang di area bawah awan.

Senada, astronom amatir, Marufin Sudibyo, membantah bahwa penampakan awan dalam unggahan adalah awan lenticular.

"Itu bukan awan lenticular. Lebih merupakan awan konvektif, awan cumulus," kata dia, saat dikonfirmasi terpisah, Selasa.

Marufin menerangkan, cumulus merupakan awan yang nantinya bisa berkembang menjadi cumulonimbus, awan sumber hujan deras.

Sebagai awan hujan, cumulus dan cumulonimbus terbentuk melalui proses konvektif biasa, saat uap air naik akibat pengaruh penyinaran Matahari.

Selanjutnya, uap air itu akan mengalami kondensasi atau perubahan menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun, di troposfer bagian atas.

"Awan cumulus atau cumulonimbus umum dijumpai dalam musim hujan. Dan saat ini masih musim hujan," ungkapnya.

Sekadar diketahui, awan lenticular adalah fenomena atmosfer biasa yang sering muncul di atas gunung atau perbukitan.

Bentuk awan ini menyerupai UFO atau topi yang menutupi pegunungan atau perbukitan.

Meski bukan tanda akan datangnya bahaya, awan ini tetap berbahaya bagi aktivitas penerbangan karena menyebabkan turbulensi.

Pembentukan awan lenticular sendiri dipengaruhi oleh faktor orografis atau elevasi.

Hal inilah yang menyebabkan awan lenticular sering muncul di daerah pegunungan atau perbukitan.

Sementara itu, awan cumulonimbus adalah jenis awan cumulus yang berkaitan dengan badai petir dan hujan lebat.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved