Tips dan Rute Mendaki Gunung Kembang, Lokasinya di Bawah Gunung Sindoro Wonosobo
Salah satu yang tidak kalah indah adalah Gunung Kembang dengan ketinggian 2.340 mdpl. Berada tepat di bawah Gunung Sindoro membuat gunung ini sering d
Kawasan Dieng di Wonosobo menjadi tempat bermain para pendaki. Gunung Prau, Pakuwaja, Bismo, bahkan Sindoro dan Sumbing sudah tidak asing. Salah satu yang tidak kalah indah adalah Gunung Kembang dengan ketinggian 2.340 mdpl. Berada tepat di bawah Gunung Sindoro membuat gunung ini sering disebut anak Sindoro.
SURYA.co.id - Ada dua jalur yang bisa dilalui untuk bisa menuju puncak Gunung Kembang. Jalur Lengkong yang letaknya di Salaman, Desa Lengkong, Kecamatan Garung dan jalur Blembem Kaliurip di Desa Damarkasihan, Kecamatan Kretek. Kedua jalur itu terletak di Kabupaten Wonosobo.
Pendakian perdana tim Entah Kemana pada awal 2023 memilih jalur Blembem. Lokasi base camp yang dinamakan Sky Doors berada di tengah kebun teh milik PT Tambih, OP Bedakah. PT Tambi memfasilitasi pengelola base camp untuk mengatur jalur pendakian. Lokasi base camp yang tidak jauh dari jalan raya membuat para pendaki mudah mencari titik lokasi. Area base camp luas memudahkan para pendaki untuk repacking atau istirahat.
Itu salah satu base camp yang ketat di Indonesia. Registrasi dibuka pukul 08.00-21.00 WIB. Biaya registrasi Rp 80.000/orang, sudah termasuk fasilitas charging ponsel, kamar mandi, dan sekali angkutan menuju Istana Katak.
"Kami merintis sejak 1997. Prosesnya sangat panjang dan baru 2018 terealisasi,” tutur Wawan, salah satu perintis base camp.
Pengelola memastikan semua peralatan mendaki lengkap. Perbekalan juga sudah diperhitungkan. Jika tidak, pendaki bisa menyewa peralatan. Itu bukan komersial, melainkan demi keselamatan pendaki. Keselamatan itu prioritas utama, karena nyawa tidak punya cadangan.
Seluruh pendaki harus memahami aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses adaptasi terhadap lingkungan yang baru. Dalam konteks pendakian adalah penyesuaian kondisi tubuh dengan ketinggian tertentu. Salah satu caranya misalnya beristirahatlah sejenak di base camp untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu yang ada di area.
Pengelola menyediakan kotak wadah makanan dan bumbu. Pendaki yang merokok dibekali asbak dari botol sebagai tempat puntung rokok. Semua rokok dihitung dan ketika turun juga akan dihitung lagi. Jumlah rokok maupun puntungnya harus sama. Demikian juga dengan plastik.
“Jika jumlahnya kurang yang berarti tertinggal di gunung, pendaki harus kembali ke sana untuk mengambil. Pilihan lain adalah membayar denda Rp 1.025.000 per satuan sampah yang tertinggal,” tutur Yayank, salah satu pengelola. Dengan demikian, seluruh pendaki akan disiplin dengan sampah.
Jalur Adu Dengkul
Dari base camp ke Istana Katak diantar menggunakan truk. Jalur berbatu di antara hamparan perdu teh menjadi awal yang menyenangkan. Selama 13-20 menit sampailah di Istana Katak. Di dekat lokasi istirahat itu ada kolam tempat berudu siap menjadi katak.
Setelah itu, pendakian dimulai. Gerbang pertama bernama Kandang Celeng karena memang masih banyak babi hutan alias celeng. Jalur dari Kandang Celeng ke Pos Paleman mulai menanjak. Selama 15 menit perkenalan dengan jalur menanjak akan terus terjadi hingga mencapai Pos Liliput. Nama pos itu diambil dari nama jalur lama. Yang dilewati rombongan Entah Kemana adalah jalur baru yang dibuka April 2021.
Jalur lama tidak dipakai karena terlalu curam. Jalur baru bervariasi karena ada jalan makadam, tanjakan, datar, dan pepohonan yang rapat hingga bertemu dengan Pos Simpang Tiga. Jalur masih bersahabat hingga Pos Kandang Coki-coki yang diyakini ada primata owa Jawa.
Di situ akan ditemukan pohon besar meliuk mirip ekor naga. Bisa ditebak, tempat itu dinamakan Pos Ekor Naga. Setelah melewati jembatan sempit di Pos Akar, barulah pendaki bertemu dengan savana. Dari situ, Sindoro dan Sumbing tampak jelas. Di situ juga bisa didirikan tenda karena selepas savana kemiringan lahan cukup tajam.
Nah, di sanalah kesedapan langkah terasa. Tanjangan Kreo siap menyambut kaki dan dengkul. Pengelola sudah memasang tali yang sangat membantu. Tujuannya adalah Bongkeng Sunrise Camp. Hanya 10 menit perjalanan, tetapi energi benar-benar dikuras di tanjakan.
Begitu mendapati lahan datar, tenda langsung dipasang. Lokasi itu bisa menampung lebih dari 10 tenda. Dari tenda, tampak hamparan ladang penduduk di kaki Gunung Sumbing. Di sisi utara Gunung Sindoro jelas telihat. Di sisi timur Merapi dan Merbabu juga kelihatan gagah. Kawah mati dan puncak Gunung Kembang sudah terlihat.
“Bongkeng adalah salah satu pendaki melegenda di Indonesia yang pertama nge-camp di sini. Ini adalah penghargaan bagi pendaki itu,” kata Yayank. (brams sunarno)
Demo di Surabaya Berlanjut Sampai Malam, Pos Polisi di Taman Bungkul dan Depan KBS Terbakar |
![]() |
---|
Makan Bergizi Basi, Wabup Situbondo Evaluasi Bahan Pangan, Saos Kemasan Sampai Jam Memasak |
![]() |
---|
Pengusaha Umroh Situbondo Ditangkap, Uang Jamaah Rp 2,4 Miliar Digunakan Bermain Trading |
![]() |
---|
Ojol di Bojonegoro Menggelar Doa Bersama dan Salat Ghaib untuk Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Kondisi Demonstrasi di Surabaya Kian Memanas, Massa Kembali Bakar Pos Polisi, Kali Ini Dekat KBS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.