Jadi Tempat Sekolah Jenderal Dudung Abdurachman dan Andy Rif, Ini Profil SMA Negeri 9 Bandung

SURYA.co.id - Inilah profil SMA Negeri 9 Bandung yang jadi tempat bersekolah Jenderal Dudung Abdurachman dan Andy Rif atau Restu Triandy sewaktu SMA.

Diketahui, penyanyi rock legendaris Andy Rif jadi sorotan karena berduet bareng KASAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Momen ini diunggah dalam instagram resmi TNI AD.

Saat momen itulah terungkap bahwa ternyata Andr Rif adalah teman SMA Jenderal Dudung.

Dalam unggahan tersebut, tampak Kasad dan Andy menyanyikan lagu 'Rumah Kita' dari God Bless. 

"Luar biasa, rupanya Andy Rif ini teman SMA saya dulu," ungkap Dudung.

"Jadi ini saya mau bikin TikTok foto berdua Bapak. Nanti kalau itu ditulis duet bareng Kasad, saya sudah mulai coret. Tapi saya oke, duet bareng-bareng bersama teman SMA," ujar Andy Rif.

Video Dudung duet bareng Andy Rif sukses mencuri perhatian.

Baca juga: KEBANGGAAN Andy Rif Bisa Nyanyi Bareng Jenderal Dudung Abdurachman: Teman Bandung Seangkatan SMA

Baik Andy maupun Jenderal Dudung merupakan alumni SMA Negeri 9 Bandung.

SMA Negeri 9 Bandung merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 9 Bandung ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII.

Melansir dari sman9bdg.sch.id, SMA ini didirikan pada tahun 1957.

Sekitar tahun 1957 berdiri SMA Negeri VI C Bandung yang berlokasi di Jalan Belitung No 8 dipimpin oleh M .Sibarani, waktu belajarnya dilaksanakan pada siang hari. Pada tahun 1966 SMA VI C Bandung pindah ke Jalan Pasirkaliki 51 menempati gedung bekas sekolah Cina yang ditinggalkan karena adanya G 30 S PKI.

Pada tahun 1967 terjadi pergantian kepala sekolah oleh Kantor Inspeksi Daerah SMA Departemen P dan K Jawa Barat dari M. Sibarani kepada Drs. Ahmad Hamid.

Setelah serah terima jabatan terjadi perbedaan pendapat di antara para siswa SMA VI C karena ada sebagian siswa yang mendukung Drs Sibarani tetap sebagai kepala sekolah, sebagian lagi siswa mendukung Drs.Ahmad Hamid sebagai kepala sekolah. Akibatnya terjadi dua kubu siswa yang saling mendukung kedua kepala sekolah tersebut.