FAKTA Fenomena Pengutang Lebih Galak Saat Ditagih Menurut Psikolog: Mekanisme Pertahanan Diri

Inilah rangkuman fakta tentang fenomena pengutang berubah lebih galak saat ditagih menurut Psikolog. Videonya viral.

Twitter
Tangkap layar video viral yang menunjukkan Pengutang Lebih Galak Saat Ditagih. Simak pendapat psikolog. 

SURYA.co.id - Inilah rangkuman fakta tentang fenomena pengutang berubah lebih galak saat ditagih menurut Psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo.

Diketahui, viral sebuah video yang menampakkan fenomena pengutang lebih galak saat ditagih.

Dalam video berdurasi 1 menit 29 detik yang terjadi di sebuah tempat makan itu, perseteruan keduanya tampak sengit.

Bahkan, perempuan paruh baya tersebut terlihat menunjuk-nunjuk wajah penagih utang.

"Galakan yang ngutang dari yang nagih," narasi dalam video.

Berikut pandangan Psikolog tentang fenomena ini melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Video Viral Orang Berutang Lebih Galak Saat Ditagih, Psikolog: Mekanisme Pertahanan Diri'.

1. Mekanisme Pertahanan Diri

Ratna Yunita Setiyani Subardjo menjelaskan, alasan pengutang lebih galak saat ditagih adalah ada di posisi terancam.

Pasalnya, meski merupakan hak penagih untuk meminta uang, proses penagihan membuat pengutang merasa malu dan tidak nyaman.

Saat terancam, kata Ratna, sikap galak akan muncul sebagai bentuk melindungi dirinya sendiri.

"Kalau di psikologi itu namanya defense mechanism. Jadi itu sesuatu yang dia lakukan untuk melindungi dirinya, sehingga dia melakukan mekanisme pertahanan diri," jelas dia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/2/2023).

Sebagai pertahanan diri, menurut Ratna, sikap galak pengutang akan membuat penagih merasa sungkan dan tak lagi menagih utangnya.

Mekanisme pertahanan diri sendiri terdiri dari beragam macam, mulai dari mengambinghitamkan orang lain hingga rasionalisasi.

"Contohnya rasionalisasi, 'Saya belum bisa bayar karena kebutuhan saya banyak, ini anak saya lagi sakit, orang tua membutuhkan biaya,' dan sebagainya," ucap Ratna.

Padahal, uang itu sebenarnya ada, tetapi ada saja alasan yang terdengar logis, sehingga bisa diterima.

Sementara itu, tipe kambing hitam menurut Ratna adalah tipe proyeksi, seperti menyalah-nyalahkan orang lain, padahal kesalahan terletak pada si pengutang.

"Sebenarnya itu kemarin sudah ada uangnya, tapi kemarin teman saya perlu banget," ujar Ratna mencontohkan.

Pada tipe mekanisme pertahanan diri ini, pengutang tidak mau disalahkan meski dia mangkir dari pembayaran utang.

"Ada banyak sebenarnya mekanisme pertahanan diri yang dilakukan untuk melindungi dirinya kalau merasa terancam. Ini teorinya dari Sigmund Freud," ungkap Ratna.

2. Tips Meminjamkan Uang

Ratna memaparkan, terdapat beberapa tips sebelum meminjamkan uang kepada orang lain.

Tips ini bertujuan agar pemilik uang tidak terlalu sakit hati akibat kehilangan uang dan mendapatkan perlakukan buruk dari pengutang.

Pertama, Ratna menyarankan untuk meminjamkan uang sejumlah nilai yang rela apabila tidak dikembalikan.

Hal ini untuk berjaga-jaga apabila pengutang ternyata tidak dapat membayar dalam jangka pendek maupun panjang.

"Kita pinjamin berapa yang sekiranya kalau dia tidak bayar, kita ikhlas. Jadi risiko kehilangan uang itu tidak akan menyulitkan diri kita sendiri," katanya.

Kedua, perjelas kontrak atau ikrar utang piutang, seperti kapan tepatnya pengutang akan mengembalikan uang pinjaman.

"Kemudian, tujuan orang itu pinjam uang apa, harus jelas. Karena jika ternyata itu untuk tujuan yang akan menyulitkan kita, itu bahaya," terang Ratna.

Selain itu, Ratna juga mengimbau agar utang harus diketahui oleh suami atau istri pengutang.

Hal ini akan memperjelas kepentingan atau tujuan dari peminjaman uang.

Ketiga, pemberi utang perlu berkonsultasi atau memberitahu pasangan sebelum meminjamkan uang.

"Bisa menjadi tempat berbagi, jadi kalau nanti akan ada apa-apa di belakang, pasangan kita juga mengerti dan membantu supaya kita punya problem solving," pungkasnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved