Berita Madiun

Temukan Pedagang Jual Minyak di Atas HET, Dinas Perdagangan Madiun Akan Cek ke Distributor

Untuk sementara, lanjut Toni, meskipun belum ada unsur penimbunan namun pihaknya akan mengurai rantai pasok (supply-chain)

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Deddy Humana
surya/febrianto ramadani
Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun didampingi petugas pasar memantau harga minyak goreng di Pasar Caruban Baru, Senin (30/1/2023). 

SURYA.CO.ID, MADIUN - Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disdagkopum) Kabupaten Madiun menggelar sidak harga dan ketersediaan kebutuhan pokok di Pasar Caruban Baru, Senin (30/1/2023). Dalam pemantauan di lapangan, ditemukan pedagang yang menjual Minyakita atau minyak subsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Kabid Perdagangan Disdagkopum, Toni Eko Prasetyo mengatakan, penjualan minyak subsidi di atas HET ini mencapai Rp 15.500 sampai Rp 16.000 per liter. "Tentunya akan kami telusuri apakah karena pengiriman terlambat hingga menyebabkan stok berkurang. Sehingga membuat kulakan dari pedagang tinggi," kata Toni.

Untuk sementara, lanjut Toni, meskipun belum ada unsur penimbunan namun pihaknya akan mengurai rantai pasok (supply-chain). Menurut Toni, pedagang membeli Minyakita itu bukan dari distributor yang biasanya.

"Tetapi pedagang itu kulakan dari pihak lain. Nanti kami cek apakah sudah menjadi distributor resmi atau belum. Hasil sidak kali ini menjadi pedoman untuk melakukan cek rantai pasok," tegasnya.

Mengenai antisipasi terkait minyak subsidi, pihaknya berkomitmen menjaga penjualan agar tidak boleh melampaui HET. "Kami bakal memeriksa distributor juga vendor yang menjadi pemasok minyak subsidi. Selain melancarkan distribusi, kami juga akan bekerja sama dengan distributor minyak subsidi melalui BUMN," ungkapnya.

"Akan kami gandeng untuk segera operasi pasar. Tempatnya nanti lebih dekat dengan lokasi yang mengundang keramaian supaya harganya stabil," imbuhnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, harga minyak curah agak tinggi lantaran pengiriman sedikit tersendat. Berdasarkan informasi melalui vidcon dengan pusat, suplai dari produsen penghasil bahan baku minyak sedikit terlambat di pelabuhan.

"Situasi itulah yang mengakibatkan kapal-kapal tidak bersandar di pelabuhan. Harga minyak curah sampai Rp 16.000 per liter," pungkas Toni.

Sementara salah satu pedagang, Yuliawatin berharap, jangan sampai harga minyak curah dan lain lain kembali merangkak naik.

"Kalau sudah demikian, pembeli jadi irit. Untuk kebutuhan rumah tangga ada yang beli setengah liter sampai satu liter. Untuk minyak kemasan harganya melambung, selisihnya tidak jauh antara Rp 15.000 sampai Rp 18.000," tutupnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved