Citizen Reporter
Nikmatnya Khao Lam, Ketan Bakar Santan Khas Nong Mon Chonburi Thailand yang Dimasak Pakai Bambu
Di antara banyak menu yang dikenal di luar Thailand, salah satu yang unik adalah khao lam, yakni Ketan Bakar Santan ala Thailand.
Penulis: Adrianus Adhi | Editor: irwan sy
SURYA.co.id - Menyebut Thailand, tentunya orang mengingat makanan-makanannya yang mendunia.
Makanan di Thailand menduduki peringkat ke-4 makanan terenak di dunia.
Di Thailand ada rasa makanan yang tidak sama dengan negara lain.
Rasa makanan Thailand ada rasa asam, manis, asin, dan pedas yang membuat rasanya unik.
Di antara banyak menu yang dikenal di luar Thailand, salah satu yang unik adalah khao lam.
Itu tergolong camilan jika di Thailand.
Khao lam adalah ketan yang dicampur santan dan kacang merah.
Yang membuat unik, proses memasaknya menggunakan bambu.
Ketan dan kacang merah yang sudah dicampur dengan santan dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar.
Rasanya akan sedikit manis dari santan.
Khao lam bisa dimakan begitu saja karena sudah gurih atau dimakan dengan gula.
Perpaduan antara gurih santan dan manis gula selalu menjadi pasangan yang nikmat.
Selain rasanya yang gurih-manis, aromanya juga mengundang.
Ketika dibakar, aroma harumnya sudah menggoda.
Santan di dalam bambu juga akan menambah aroma gurih.
Jadi, lebih baik menunggu penjualnya membakar bambu supaya mendapat ketan yang pulen dan gurih sekaligus aroma sedap.
Sekarang ada banyak tempat yang menjual khao lam.
Tempat yang terkenal dan rasa yang paling enak adalah di Nong Mon, Chonburi.
Di sana ada pasar bernama Nong Mon yang menjual oleh-oleh khas Provinsi Chonburi.
Khao lam menjadi oleh-oleh khas di sana.
Jadi, biasanya orang menyebut khao lam Nong Mon.
“Ketika pergi ke Chonburi harus membeli khao lam Nong Mon. Rasa dan aromanya tidak tertandingi di mana pun,” tutur Tilahda, warga Thailand yang sedang makan khao lam di Nong Mon, Senin (9/1/2023).
Harus ke Nong Mon untuk membeli ketan gurih itu? Tentu saja tidak.
Ada banyak penjual khao lam di Thailand.
Sebagai camilan mengenyangkan, ketan bercampur kacang merah itu disukai banyak orang.
Sebenarnya membuat khao lam itu mudah.
Jika mau, orang bisa membuatnya di rumah.
Akan tetapi, sensasi aroma bakar dari bambu itu yang membuat orang memilih membeli karena lebih praktis.
Sekarang yang menjual ketan gurih itu kebanyakan orang tua.
Mereka dengan telaten membuat racikan dan membakarnya.
Meski disajikan kapan pun, sebenarnya khao lam menjadi makanan tradisional yang banyak dijual ketika acara pernikahan atau pemakaman.
Musim dingin adalah musim saat penjual khao lam panen pembeli.
Saat cuaca dingin, membakar bambu berisi ketan dan kacang merah dengan santan menjadi cara tersendiri untuk menikmati kehangatan sekaligus mengenyangkan perut.
Karena disajikan hangat, biasanya kudapan itu disuguhkan pagi.
Ketan punel memang tepat menjadi sarapan yang mengenyangkan.
Karena proses pembuatannya cukup lama, khao lam bisa bertahan 1-3 hari meski yang paling nikmat adalah ketika sesaat bambu diangkat dari pembakaran.
Khao lam dibuat dalam tiga ukuran, ada yang kecil, sedang, dan besar.
Harga untuk ukuran yang kecil 100 baht/3 buah (Rp 44.000).
Yang berukuran sedang harganya 40 baht/buah (Rp 17.600).
Yang berukuran besar harganya 50-70 baht/buah (Rp 22.000-Rp 30.800).
Itu harga standar.
Jadi, di setiap daerah harganya mungkin berbeda.
Biasanya orang tua akan menyantap bersama kopi.
Anak muda akan makan dengan gula tanpa gula.
Saat ini, khao lam banyak dikembangkan dengan isi bervariasi.
Sebelumnya hanya ada isi kacang merah, tetapi sekarang ada isian yang baru seperti jagung, kelapa, dan talas.
Ketan yang digunakan ada dua jenis dan bisa dipilih, ketan putih atau ketan hitam.
“Khao lam sekarang punya banyak variasi isi. Jadi, ada banyak bisa dipilih. Ini tentu saja menyenangkan untuk penyuka khao lam,” kata Natthawan, salah satu penyuka khao lam, Sabtu (14/1/2023).
Siriwan Matkaeo
Mahasiswa Universitas Walailak di Thailand
Belajar bahasa Indonesia di BIPA Universitas Negeri Malang
Ubhara Surabaya Kembangkan Mesin Penggiling Terasi Berbasis Teknologi Industri 4.0 |
![]() |
---|
Akademisi Ubhara Surabaya dan ITS Hadirkan Inovasi Teknologi Kopi dan Tempe di Desa Pakel Tuban |
![]() |
---|
Masjid Hidayatullah Siwalankerto Tak Sekadar Tempat Ibadah, Juga Pusat Pemberdayaan Generasi Muda |
![]() |
---|
SMP Insan Cendekia Mandiri Gelar Lomba HUT Kemerdekaan RI ke-80, Wali Murid Ikut Berpartisipasi |
![]() |
---|
Tingkatkan Omzet Bank Sampah di Sampang, Ubhara Surabaya Beri Bantuan Mesin Pemotong Ring AMDK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.