Keuletan Arianto Nugroho Kembangkan Produk dari Ulat Sutra Samia Tembus Pasar Antar Benua
Produk sutra besutan Arianto Nugroho ini justru lebih ramah lingkungan, zero limbah, serta sustainable.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Jika biasanya produk kain sutra yang dikenal masyarakat adalah yang halus dan lebut, produk sutra yang dibuat oleh Arianto Nugroho memiliki karakter berbeda.
Produk sutra buatan warga Desa Sentul Purwodadi Pasuruan ini justru kasar, namun tebal. Namun siapa sangka produk sutra besutan pria yang akrab disapa Atok ini justru lebih ramah lingkungan, zero limbah, serta sustainable.
Hal itulah yang membuat produk dengan brand Kupu Sutera ini lebih diminati masyarakat, tembus pasar ekspor, bahkan juga kerap ikut even pameran bergengsi seperti di Presidensi G20 Indonesia di Bali beberapa waktu lalu.
“Ulat yang kami budidayakan untuk produk kami adalah ulat sutra jenis Samia cynthia ricini. Berbeda dengan produk sutra yang lain yang makanan utamanya daun murbei, kalau ulat kami makannya daun Jarak,” tegas Atok saat dihadirkan dalam Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Jawa Timur, Rabu (18/1/2023).
Atok mengatakan pembuatan produk dari ulat sutra ini memang memakan waktu cukup lama. Untuk membudidayakan ulat hingga kepompongnya bisa dipanen saja, dibutuhkan waktu 24 hari.
Baru segelah dipanen dari petani ulat, produksi baru bisa dilanjutkan dengan pemisahan kepompong dan pupa, lalu perebuan kepompong, dan kemudian dilanjutkan dengan pemintalan menjadi benang dan kain. Setelah itu baru kain akan dilakukan pewarnaan menggunakan pewarna alamai dan pengolahan produksi menjadi barang jadi.
“Pupa dan kepompong kami pisahkan. Beda dengan ulat sutra yang lain. Ini yang membuat kami juga sustainable karena ulatnya tidak dimatikan. Selain itu kami juga tidak menggunakan campuran bahan kimia,” tandasnya.
Lebih lanjut pria yang berusia 47 tahun ini menjelaskan, produksi Kupu Sutera yang ia kelola ini banyak melibatkan warga masyarakat dengan ekonomi menengan ke bawah. Total ada 200 orang warga tak mampu yang dilibatkan untuk budidaya ulat sutra samia ini.
Tidak hanya itu, khusus dalam proses pemintalan benang, Atok sengaja mengajak kerjasama masyarakat dengan keterbatasan atau disabilitas. Setidaknya ada 30 orang tenaga disabilitas yang ikut membantu proses produksi Kupu Sutera.
Produk yang dihasilkan pun beraneka ragam. Ada tas wanita, dompet, sepatu booth, sepatu kets, dan juga kain ecoprint. Kelebihannya produk sutra ini kuat, dan dijamin awet. Bahkan saat dijajal dibakarkan pada api, produk sutra Atok tidak bisa terbakar.
“Kalau pasarnya Alhamdulillah lumayan banyak. Nasional sampai internasional. Kami juga ekspor ke Australia dan Amerika. Dalam waktu dekat kami juga akan ekspor ke Jepang,” tegasnya.
Produk Atok ini juga beberapa kali pernah diorder untuk Presiden Joko Widodo, jajaran Menteri dan tokoh nasional. Karena produknya unik dan limited edition, produk Kupu Sutera juga masuk di antara 10 UKM Jatim yang ikut pameran di ajang Presidensi G20 Indonesia di Bali.
Sejak dibangun tahun 2015, usaha budidaya ulat sutra yang dia geluti sudah cukup membuat omzetnya meningkat pesat. Dalam sebulan omzet yang bisa diraup bahkan mencapai Rp 20 juta.
Dengan keuletan dan keunikan inovasi Atok yang mengembangkan produk dari ulat sutra yang lebih ramah lingkungan, Pemprov Jatim mengikutkan produk atok dalam ajang lomba inovasi publik. Produk Atok Kupu Sutera ini bahkan lolos 30 besar Kovablik.
Sementara itu, Kepala Brida Jatim Andriyanto mengatakan Atok dengan produk Kupu Sutera sengaja didatangkan ke Brida Jatim Show untuk dikenalkan ke masyarakat sebagai produk inovasi yang memiliki kautentikan dalam setiap proses produksinya.
“Beliau ini produknya masuk dalam 30 besar Kovablik. Karena ada keunikan dan ada perbedaan dibandingkan produk yang lain. Yaitu ramah lingkungan,” tegas Andri.
Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa Atok memiliki nilai tinggi karena tidak hanya mengejar profit oriented. Melainkan juga memiliki semangat untuk meningkatkan taraf ekonomi para kalangan disabilitas.
“Maka kami ingin legacykan ini ke masyarakat. Supaya masyarakat mengetahui dan edukasi. Dan ke depan Brida tak janya memfasilitasi, tapi kami juga ingin menjadikan di sana sebagai kawasan wisata edukasi bagi masyarakat,” pungkas Andri.
Lapas Pasuruan Tegaskan Komitmen Zero HP dan Narkoba Lewat Apel Deklarasi Bersama |
![]() |
---|
Dirikan Kantor Bantuan Hukum, Kepala Brida Jatim Andriyanto: Prioritaskan Bantu Masyarakat Marginal |
![]() |
---|
Dua Invoasi Sidoarjo Mendapat Penghargaan dari Pemprov Jatim |
![]() |
---|
Andriyanto Akhiri Tugas Sebagai PJ Bupati Pasuruan, LSM Ingatkan Hidden Agenda Saat Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Belanja Online Rp 33 Miliar Lewat Jatim Bejo, Pemkab Pasuruan Cegah Korupsi Pengadaan Barang-Jasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.