Berita Tulungagung

Persiapan Sambut Imlek 2023, Dewa Utama Kelenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung Sudah Ganti Baju Merah

Mak Co atau Dewa Utama Kelenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung telah ganti baju dari warna kuning menjadi merah untuk menyambut Imlek 2023.

Penulis: David Yohanes | Editor: irwan sy
david yohanes/surya.co.id
Bio Ma Kelenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung membersihkan mahkota Mak Co (dewa utama) menjelang Imlek 2023. 

Berita Tulungagung

SURYA.co.id, TULUNGAGUNG - Mak Co atau Dewa Utama Kelenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung telah ganti baju dari warna kuning menjadi merah.

Ritual ganti baju ini bagian dari persiapan menyambut Imlek yang jatuh pada Minggu (22/1/2023) nanti.

Menurut Bio Ma atau pelayan perempuan Kelenteng Tjoe Tik Kiong, Tjio Jinjin, gani baju ini dilakukan setelah para dewa naik ke surga.

"Sebelumnya kami mandikan Mak Co lalu diganti bajunya jadi merah. Warna merah adalah simbol kebahagiaan," terang Jinjin.

Proses pemandian dan ganti baju dilakukan tertutup serta hanya dilakukan para gadis dan janda saja.

Hal ini sesuai tradisi, bahwa Mak Co tidak mau ada laki-laki yang dilibatkan dalam prosesi ini.

Sebab Mak Co adalah sosok perempuan, sehingga tidak berkenan dilihat laki-laki saat mandi dan ganti baju.

"Permintaannya hanya perempuan yang belum menikah atau  yang sudah janda. Ketentuan ini pantang untuk dilanggar," ucap Jinjin.

Air kembang sisa pemandian Mak Co juga diambil untuk dibawa pulang.

Air ini diyakini bisa menghapus kesialan selama 2022 sehingga tahun 2023 dipenuhi keberuntungan.

Para pelayan klenteng juga membersihkan altar dan memasang ornamen untuk mempercantik menjelang imlek seperti lampion.

Demikian juga semua altar dibersihkan berikut dewa-dewa lain yang ada di klenteng ini.

Umat Tri Dharma Tulungagung akan melakukan persembahyangan bersama pada Sabtu (21/1/2023) saat tengah malam.

"Itu persembahyangan Tuhan Allah dari malam sampai pagi. Lalu nanti tujuh hari setelahnya ada Cap Gomeh atau penutupan tahun baru Imlek," pungkas Jinjin.

Pada dua tahun sebelumnya persembahyangan bersama ditiadakan karena suasana pandemi Covid-19.

Hal ini mengacu pada larangan pemerintah untuk melakukan pengumpulan massa.

Namun tahun ini diperkirakan klenteng akan kembali ramai seperti saat sebelum pandemi.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved