Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal
KETAKUTAN Arif Rahman setelah Bantah Ferdy Sambo di Sidang: Istri Takut, Ajudan Saja Disuruh Dibunuh
Ketakutan besar dirasakan Arif Rahman Arifin dan keluarganya seusai memberikan kesaksian berbeda dengan Ferdy Sambo. Kematian Brigadir J membayanginya
Arif pun melaporkan bahwa rekaman CCTV itu berbeda dengan narasi kematian yang disampaikan Sambo.
Dalam rekaman CCTV tersebut, tampak Yosua masih hidup dan berdiri di taman rumah ketika Sambo tiba.
Sementara, menurut skenario kebohongan Sambo, dirinya baru tiba di rumah dinas sesaat setelah terjadi baku tembak antara Yosua dan Richard.
"Dia (Arif) sampaikan, 'Mohon izin, Komandan, kami sudah lihat CCTV, ini tidak sesuai dengan press conference Kapolres Metro Jakarta Selatan'," ujar Sambo.
Sambo mengaku terkejut atas laporan Arif.
Namun, dia meminta anak buahnya itu untuk percaya pada keterangannya.
Tak hanya itu, mantan perwira tinggi Polri tersebut juga mengancam Arif agar tak membocorkan rekaman CCTV itu.
Bahkan, Sambo memerintahkan Arif menghapus dan menghancurkan dokumen tersebut.
"Kalau ada apa-apa kamu yang tanggung jawab," kata Sambo ke Arif saat itu.
Namun, sebagian keterangan Sambo ini dibantah keras oleh Arif. Mantan Wakil Kepala Detasemen (Wakaden) B Biro Pengamanan Internal Divisi Propam Polri itu mengelak dirinya menelpon Sambo untuk melapor soal CCTV.
Arif bilang, dia melapor perihal CCTV itu ke Hendra Kurniawan, bawahan langsung Sambo dan atasan Arif.
Dari situ, Hendra menghubungi Sambo untuk menghadap.
"Pada tanggal 13 Juli dini hari saya tidak pernah menelpon dan menerima telepon dari Pak Ferdy Sambo, terlebih mendapat perintah untuk menghadap pada malam harinya," kata Arif di persidangan.
Arif menegaskan, tak mungkin dirinya berani menghadap Sambo seorang diri.
Sebab, saat itu Sambo berpangkat jenderal bintang dua Polri, sementara dia merupakan perwira menengah berpangkat ajun komisaris besar polisi (AKBP).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.