Berita Madiun
Pemkot Madiun Manfaatkan Sampah Organik Jadi Gas Metan untuk Dipakai Masak Warga
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan, di dapur umum ini pihaknya menyediakan gas dan garam gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Fatkhul Alami
SURYA.co.id | MADIUN - Kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo, Kota Madiun bakal dikunjungi terus oleh masyarakat setempat, khususnya dari ibu-ibu.
Hal tersebut dikarenakan Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun menghadirkan dapur umum untuk keperluan memasak. Mereka cukup membawa bahan masakan lalu datang ke tempat itu.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan, di dapur umum ini pihaknya menyediakan gas dan garam gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun.
"Jadi masyarakat yang perekonomiannya lemah, atau UMKM sekitar tidak perlu lagi memakai gas elpiji," ujar Maidi, di sela sela peninjauannya, Minggu (25/12/2022).
Maidi menjelaskan, dapur umum ini menggunakan gas metan yang terbuat dari pengolahan sampah organik di TPA. Gas itu mengalir dari suatu tempat yang sudah dibuat. Dengan memakai blower, kemudian ditekan dan disebar ke dalam sejumlah kompor dapur umum.
Dirinya juga menyebut , kurang lebih 400 KK memanfaatkan gas metan sebagai keperluan masak sehari hari. Oleh karena itu, nantinya alat yang digunakan akan diperkuat supaya aliran gas jadi lebih jauh.
"Kualitas apinya bagus, bersih dan warnanya biru. Dengan program ini kami akan membuatkannya di 3 kecamatan. Ada gas metan kami tampung di tempat sekitar," tuturnya.
"Sehingga ib- ibu tiap kecamatan kalau masak tidak perlu jauh. Ini masih kami konsultasikan dengan beberapa ahli," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga menyediakan sauna di TPA tersebut. Menurutnya, orang-orang yang bekerja di tempat ini tidak boleh kotor.
"Kalau mau pulang harus mandi dulu biar bersih. Kami mencoba sampai ini baunya wangi. Dengan memasang tanaman atau bunga yang bisa mengubahnya," pungkas Maidi.
Di tempat yang sama Penata TPA Winongo Budiono, menambahkan, gas metan dialirkan dengan pipa yang sudah dilubangi dengan jaraknya 25 centimeter.
"Nanti setelah itu disambung lalu dipasang di tempat pembuangan sampah yang sudah digali sedalam 4 meter. Baru pipa dimasukan ke dalam lubangan sampah, dialirkan ke masyarakat. Kualitasnya sama gas elpiji," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu penerima manfaat Erni Istiowati, menilai gas metan dari olahan sampah bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia.
"Panasnya merata, gratis, serta banyak yang menggunakan. Jadi dapur umum ini baru," tandas Erni.