Berita Surabaya
Bogasari Perkuat Kolaborasi dengan UKM untuk Hadapi Tantangan 2023
Kegiatan virtual event pembukaan KIAT (Kunci dan Informasi Teknologi) Bogasari Seri-4 yang digelar Rabu (21/12/2022)
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Berita Surabaya
SURYA.co.id | SURABAYA - Kondisi global maupun nasional di tahun 2023, telah banyak disampaikan oleh banyak pihak, akan mengalami banyak tantangan.
Mulai dari perubahan iklim yang berpotensi menyebabkan bencana alam, yang berpengaruh terhadap tata kelola keuangan khususnya dalam hal pengeluaran.
Juga jaminan ketersediaan pasokan bahan pangan, yang mendapat perhatian serius.
Mega tren dunia juga akan sangat mempengaruhi pasar dunia.
“Tapi kami harus optimistis akan bisa melewatinya. Sepanjang tahun 2022 sudah banyak hal yang dilalui dan tidak pernah dibayangkan akan terjadi," kata Erwin Sudharma, Wakil Kepala Divisi Bogasari, dalam virtual event pembukaan KIAT (Kunci dan Informasi Teknologi) Bogasari Seri-4 yang digelar Rabu (21/12/2022).
Menurut Erwin, mulai dari pandemi yang belum berkahir, dilanjutkan dengan dampak perang Rusia-Ukraina yang belum tahu kapan berakhir, serta bencana alam dimana-mana.
"Tapi kita sama-sama bersyukur bisa melewatinya dan sudah mau mencapai penghujung tahun 2022,” ujar Erwin.
Sementara kegiatan KIAT atau Kunci Informasi dan Teknologi adalah program edukasi yang digelar Bogasari secara rutin buat UKM khusus anggota Bogasari Mitra Card (BMC).
Di tahun 2022 ini digelar KIAT Bogasari sebanyak 4 kali dengan beragam topik yang ditujukan untuk menumbuhkembangkan usaha para UKM.
Topik di seri terakhir KIAT 2022 ini adalah Tren Kuliner 2023 yang menghadirkan dua pembicara yakni Kevindra P Soemantri, Editorial Director and Restaurant Editor www.feastin.id dan Wahyu H Prasetyo, Senior Manager Merchandising Bibli.
"Topik ini diangkat Bogasari sebagai penutup KIAT 2022 sekaligus bekal bersama memasuki tahun 2023 menghadapi tantangan dan meraih peluang khususnya di sektor kuliner berbasis tepung terigu," ungkap Erwin.
Menurutnya, kedepan akan terus terjadi perubahan gaya hidup dalam hal makanan dan saat ini 76 persen masyarakat cenderung memilih makanan yang lebih sehat.
"Konsumen makanan berani mengalokasikan uang lebih demi menikmati makanan yang lebih sehat," terang Erwin.
Sekitar 75 persen konsumen itu sekarang lebih back to nature (kembali ke alam).