Berita Surabaya

Menuju Zero Stunting di Surabaya, Pemkot Beri Kontrasepsi Jangka Panjang Cegah Kehamilan Berisiko

Berbagai cara dilakukan Pemkot Surabaya untuk menekan kasus stunting. Per Oktober 2022, jumlah kasus turun drastis menjadi 1.055 balita.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: rahadian bagus priambodo
dok.ist
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani saat menghadiri Gebyar 1.000 Akseptor Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). 

SURYA.co.id|SURABAYA - Berbagai cara dilakukan Pemkot Surabaya untuk menekan kasus stunting di Surabaya.

Bukan hanya penanganan pada anak, pencegahan juga dilakukan sejak masa kehamilan. 

Di dalam kandungan, bayi harus dipastikan mendapat suplai gizi yang optimal.

Kondisi ibu juga harus dalam keadaan baik sehingga bayi yang dilahirkan terhindar dari gizi buruh. 

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani menjelaskan sejumlah kehamilan yang berisiko menyebabkan anak kekurangan gizi.

Di antaranya, kehamilan terlalu tua (kehamilan diatas 35 tahun) dan terlalu muda (kehamilan dibawah 20 tahun).

Kemudian, terlalu dekat (jarak kehamilan kurang dari dua tahun), dan terlalu banyak (melahirkan lebih dari dua kali).

"Potensi stunting juga bisa disebabkan dari kehamilan berisiko," kata Rini di Surabaya. 

Karenanya, Pemkot melakukan sosialisasi kepada orang tua untuk mengatur waktu kehamilan. Termasuk, dengan mengadakan Gebyar 1.000 Akseptor Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

Acara yang juga menyongsong peringatan Hari Ibu tersebut pun telah dimulai awal pekan ini.

"Kegiatan ini menjadi salah satu upaya kita untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam program KB MKJP," tandasnya. 

Program ini menjadi salah satu startegi menuju target Surabaya menjadi zero stunting di tahun depan.

Yang mana, berbagai terobosan Pemkot sukses membuat angka stunting turun drastis dua tahun terakhir. 

Angka stunting di Kota Pahlawan yang awalnya sebanyak 12.788 kasus pada tahun 2020, berkurang menjadi 6.722 kasus di tahun 2021. Hingga per Oktober 2022, jumlah kasus turun drastis menjadi 1.055 balita. 

"Tujuan akhir kita bersama adalah zero stunting dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat di Kota Surabaya,” kata istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ini. 

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved