Berita Jember
Sidomulyo, Desa Devisa Sekaligus Desa Wisata di Kabupaten Jember, Begini Kondisinya
Mas Kades Kamil juga punya alasan kuat kenapa dirinya ingin menguatkan Desa Sidomulyo sebagai Desa Wisata.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Titis Jati Permata
Tahun 2022 ini, desa itu sudah lolos di 300 besar ADWI, namun karena kurang kelengkapan administrasi, satu di antaranya SK Desa Wisata, sehingga tidak lolos di tahap selanjutnya.
Bukan tanpa alasan, Mas Kades - sapaan akrab Kades Kamil-, memperjuangkan SK Desa Wisata. Karena pihaknya memang ingin mengukuhkan Desa Sidomulyo sebagai Desa Wisata.
Apalagi selama ini desa itu sudah dikenal sebagai salah satu desa wisata di Jember, meski masih secara lisan.
Mas Kades Kamil juga punya alasan kuat kenapa dirinya ingin menguatkan Desa Sidomulyo sebagai Desa Wisata.
"Karena pariwisata menjadi pintu masuk paling efektif pengembangan ekonomi desa, akan berdampak pada banyak sektor. Oleh karena itu, salah satu yang kami lakukan kemarin adalah legalisasi Desa Wisata," ujar Mas Kades saat berbincang dengan Surya, Minggu (30/10/2022).
Pemdes Sidomulyo memakai konsep 'integrated destination development' atau pengembangan pariwisata terintegrasi. "Pengembangan destinasi kami berbasis gotong royong," terang Mas Kades.
Sidomulyo berani memakai konsep itu, sebab desa yang dinaungi Gunung Raung dan Pegunungan Gumitir itu, memiliki beragam potensi. Pertanian dan perkebunan jelas punya, peternakan jangan dipandang sebelah mata, kerajinan juga ada.
Aneka kelompok yang mengembangkan masing-masing potensi juga sudah terbentuk. Ada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sidomulyo yang menggarap beberapa destinasi wisata, lalu Gerakan Pemuda Sidomulyo yang menggarap kerajinan batik (Rumah Batik), lalu Kelompok Ternak Bina Mandiri yang menggarap pengelolaan domba.
Tentu saja yang baru saja menjadi 'communal branding' Jawa Timur adalah kopi Sidomulyo bermerek 'Javeast Coffee yang disediakan oleh Kelompok Tani Kopi Koperasi Ketakasi. Koperasi Ketakasi, sebuah UKM di Kabupaten Jember yang sudah 'on boarding' karena mampu mengekspor kopi robusta dari desa tersebut.
Tidak aneh, Pemprov Jatim memilih kopi Sidomulyo, bersama dengan Desa Wonosalam Kabupaten Jombang, dan Desa Kare Kecamatan Madiun, sebagai 'communal branding' kopi Jatim.
"Karena memang produksi kopi kami luar biasa secara kuantitas," tegas Mas Kades.
Selain melalui kelompok-kelompok, juga ada usaha masing-masing warga desa yang sudah menjadi ikon desa, bahkan terkenal sampai ke luar daerah, juga luar negeri.
Sebut saja Rumah Akar, dan Raja Domba Indonesia. Rumah Akar, sebuah tempat usaha pengolahan limbah kayu menjadi kerajinan. Raja Domba Indonesia, sebuah tempat usaha peternakan domba yang menjadi ikon desa tersebut.
Sejak sebelum Kamil menjabat sebagai kepala desa, pegiat wisata di desa tersebut sudah membikin aneka paket wisata. Seperti contoh paket wisata Rp 50.000 per orang, maka akan diajak mengunjungi Raja Domba Indonesia, rumah batik, fosil kayu / Rumah Akar, industri kopi, wisata alam, dan menikmati jajanan tradisional. Pengunjung difasilitasi naik kereta wisata untuk berkeliling ke tempat-tempat itu.
Mulai Tahun 2023 nanti, Kamil yang akan setahun menjabat sebagai Kades pada Desember 2022 nanti itu, akan meluncurkan konsep pengembangan pariwisata 'integrated destination development' tersebut.