Berita Madiun

Keluhkan Harga Kedelai yang Tinggi, Perajin Tempe di Kota Madiun Terpaksa Naikkan Harga Dagangan

Perajin tempe di Kelurahan Kelun, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Sofyan Arif Candra Sakti
Perajin tempe di Kelurahan Kelun, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor. 

SURYA.CO.ID, MADIUN - Perajin tempe di Kelurahan Kelun, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor.

Seorang perajin tempe, Desi Wulandari mengatakan, saat ini harga kedelai berada di angka Rp 14 per kilogram.

Naik sebesar Rp 2 ribu rupiah dari harga sebelumnya Rp 12 ribu per kilogram.

Harga tersebut naik turun tak stabil sejak harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik pada bulan September lalu.

"Cara menyiasatinya dengan menaikkan harga produksi," kata Desi, Sabtu (5/11/2022).

Jika sebelumnya Desi menjual tempenya Rp 3 ribu perikat, ia terpaksa menaikkannya menjadi Rp 3.500 perikat isi 10 tempe tersebut.

Desi masih bersyukur, walaupun harga naik permintaan tempenya tidak menurun, kendati memang banyak pelanggannya yang mengeluh.

"Sehari saya bisa menghabiskan 50 kilogram kedelai," ucap Desi.

Ia enggan untuk beralih ke kedelai lokal, karena kualitas kedelai impor lebih bagus dan lebih enak untuk dijadikan tempe.

"Harapannya harga kedelai bisa diturunkan, karena kalau terus naik takutnya pelanggan memilih beli lauk lain," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved