Berita Surabaya

Terima Pemain Persebaya Jadi Mahasiswa, UM Surabaya Siapkan Keilmuan dan Kurikulum Khusus Atlet

Universitas Muhammadiyah Surabaya memberikan akses pendidikan kepada para atlet, termasuk pemain Persebaya

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
IST
Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr dr Sukadiono, saat memberikan pembinaan pada para mahasiswa atlet, termasuk pemain Persebaya. 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - Universitas Muhammadiyah Surabaya kembali menunjukkan keseriusannya memberikan akses pendidikan kepada para atlet dengan menerima tiga pemain Persebaya sebagai mahasiswa tahun ajaran 2022/2023 ini.

Saat ini, ada delapan mahasiswa atlet yang diterima tahun ini oleh UM Surabaya.

Mereka yaitu Rizky Ridho Ramadhani pemain Timnas Indonesia, Koko Ari (Persebaya) dan Andre Oktaviansyah (Persebaya), Khusnul  (Timnas Sepak Bola Amputasi), Fredo Dimas Saputro (Timnas Sepak Bola Amputasi), Samuel Eko Putro T (Timnas Futsal Indonesia dan Pemain Bintang Timur Surabaya), Aditya M Rasyid (Bintang Timur Surabaya), Alwi Slamat (Pemain Persebaya) dan Mohammad hidayat (Persebaya).

Dengan demikian ada 40 atlet yang di antaranya terdiri dari atlet panjat tebing, sepakbola amputasi, futsal, taekwondo, tapak suci, dan sepakbola timnas yang melanjutkan perkuliahan di UM Surabaya dengan program beasiswa atlet.

Rektor UM Surabaya, Dr dr Sukadiono menyebut program beasiswa atlet ini diberikan sebagai penghargaan kepada para atlet yang sudah mengharumkan nama daerah, provinsi hingga negara.

"Biasanya para atlet ini tidak terlalu memikirkan pendidikan. Tapi kita ingin membantu mereka agar betul-betul memikirkan masa depannya setelah pensiun jadi atlet nanti. Tentu mereka bisa melanjutkan karirnya dengan bekal keilmuan yang dimiliki," ujar Suko.

Lebih lanjut, penghargaan yang dimaksud berbentuk beasiswa.

Para atlet akan dibebaskan biaya pendidikan secara keseluruhan, baik DPP dan SPP.

Pemberian beasiswa ini menurut Suko, juga sebagai apresiasi pihaknya atas kemauan dan kepedulian para atlet akan pendidikan tinggi.

Sebagai kampus yang konsern dengan pendidikan atlet, UM Surabaya juga menyiapkan kurikulum khusus yang berbeda dengan mahasiswa reguler.

"Kurikulum khusus ini dibentuk untuk menyesuaikan aktivitas latihan mereka,  sehingga perkuliahannya tidak terganggu. Jadi tidak harus datang kekampus belajar tatap muka.Tapi diberikan kurikulum yang memungkinkan mereka belajar dari mana saja, baik secara daring maupun penugasan," jabarnya.

Selain kurikulum khusus, Suko menambahkan jika pihaknya juga menyediakan prodi dengan konsentrasi khusus yang hanya diikuti para atlet, seperti prodi Manajemen dengan konsentrasi sports management.

"Konsentrasi ini jadi tambahan mata kuliah khusus untuk menunjang karier sebagai atlet," tambah dia.

UM Surabaya juga menyiapkan dosen pengampu dengan prodi diberikan kemampuan khusus.

Paling tidak memahami dunia olahraga, melalui short course, agar para dosen bisa menangani dan melayani perkuliahan para atlet dengan baik.

Suko juga mengupayakan kampus inovasi ini juga disebut kampusnya para atlet.

Sebab, jumlah 40 mahasiswa atlet olahraga yang berkuliah di UM Surabaya, persentase nya masih sangat kecil dibanding 8.000 mahasiswa UM Surabaya.

Karenanya, jika pihaknya ingin mendirikan prodi khusus sport manajemen, Suko berujar harus nomenklatur yang turun dari Kemdikbud Ristek.

Sementara itu, salah satu atlet sepakbola timnas dan pemain Persebaya yang merupakan mahasiswa baru, Rizky Ridho keputusan melanjutkan pendidikan tinggi tidak lain sebagai bekal dalam melanjutkan karier di luar sepak bola.

Dalam perkuliahan ini, Rizky memilih prodi manajemen dengan konsentrasi manajemen sport.

"Saya ambil prodi ini karena berkaitan dengan bidang saya, dan program beasiswa ini juga termasuk mereka memberikan kesempatan bagi para atlet. Kita juga diberi kemudahan dalam perkuliahan," jelasnya.

Untuk perkuliahan dan aktifitas latihan, Rizky menyebut akan dikomunikasikan dengan pihak kampus.

"Kemaren sempat bingung untuk membagi waktu antara kuliah dan jadwal latihan, setelah dengar pak rektor ada kemudahan dan kurikulum bagi para atlet yang kuliah disiapkan jadi saya bertekad kuliah," tandas laki-laki kelahiran Surabaya, 1 November 2001. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved