Berita Nganjuk

Sudah Terdata 2043 Kasus HIV/AIDS di Nganjuk, Dinkes Perkirakan Masih Ada Penderita Tak Terdeteksi

Saat ini diindikasikan dan diduga ada sekitar 27 hingga 30 titik lokasi yang digunakan untuk transaksi prostitusi di Nganjuk

Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad amru muiz
Rakor Dinkes bersama KPAD serta stakholder di Kabupaten Nganjuk terkait penanggulangan HIV/Aids yang kasusnya terus bertambah. 

SURYA.CO.ID, NGANJUK - Kabupaten Nganjuk sudah seharusnya meningkatkan kewaspadaan pada penularan HIV/AIDS. Ini setelah jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Nganjukterus bertambah, dan malah terdata sudah menembus 2.043 kasus.

Terus naiknya kasus HIV/AIDS itu mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Nganjuk menggelar rapat koordinasi bersama Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) serta stakeholder terkait, untuk melakukan evaluasi dan mencari solusi.

Sekretaris Dinkes Nganjuk, dr Laksomono Pratignjo menjelaskan, jumlah kasus HIV/AIDS yang telah mencapai 2.043 kasus tersebut bagi yang terdeteksi. Sedangkan Dinkes memperkirakan masih ada kasus yang belum terdeteksi di mana penderita belum diketahui kondisi dan di mana keberadaannya.

"Ini menjadi persoalan serius dalam kasus HIV/AIDS di Kabupaten Nganjuk, adanya peningkatan kasus harus diwaspadai dan diantisipasi oleh semua pihak," kata Laksomono dalam rakor, Senin (31/10/2022).

Dijelaskan Laksomono, untuk setiap satu penderita HIV/AIDS ditengarai beresiko menular kepada 100 orang. Dalam penularannya, HIV/AIDS banyak diderita Ibu Rumah Tangga (IRT). Juga wanita penjaja seksual atau WP, waria dan lelaki suka lelaki (LSL) sehingga penularannya luar biasa.

Saat ini diindikasikan dan diduga ada sekitar 27 hingga 30 titik lokasi yang digunakan untuk transaksi prostitusi di Nganjuk yang nyata dan kelihatan. Belum lagi yang melalui aplikasi-aplikasi dan medsos. "Makanya, kasus HIV/Aids ini menjadi masalah sosial yang harus ditangani bersama-sama dan harus kompak. Kondisinya seperti gunung es,” ucap Laksmono.

Untuk itu, ungkap Laksomono, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan semua pihak harus semakin digencarkan. Dengan demikian akan semakin banyak penderita HIV/AIDS yang terdeteksi.

Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Nganjuk, Slamet Basuki menyampaikan pentingnya pemetaan terhadap 3 (three) zero. Di mana menuju Indonesia bebas AIDS tahun 2030 melalui percepatan pencapaian three zero menjadi sebuah keharusan bagi pemerintah dan stakeholder terkait. Yakni meliputi zero infeksi baru, zero kematian terkait AIDS, dan zero stigma serta diskriminasi.

"Kasusnya diidentifikasi dahulu apa penyebabnya, kemudian dipetakan dari tingkat desa atau kelurahan. Kemudian datanya diinformasikan secara secret atau tersembunyi kepada kepala desa atau lurah. Sehingga kepala desa atau lurah dapat melakukan action dan edukasi kepada masyarakat. Semuanya harus terukur, dan intinya tetap merahasiakan data penderita" tutur Slamet. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved