Berita Surabaya
Jadi Merchandise KTT G20, Dehealth Supplies Optimistis Bersaing di Pasar Ekspor dengan Digitalisasi
Produk UMKM asal Surabaya, Dehealth Supplies, jadi salah satu merchandise resmi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
Apabila sektor lain cenderung menurun, produknya justru laris di pasaran.
"Banyak yang memilih minuman kami sebagai suplemen untuk mengantisipasi Covid-19. Penjualan kami naik dua kali lipat," ujarnya.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki produknya, kini ia optimistis menjangkau pasar ekspor.
Apalagi, produk yang ia beri nama Vinega dan Fineco ini telah terpilih sebagai salah satu merchandise resmi di G20.
"Sebagai produsen lokal di Jawa Timur, kami tentu bangga dan bersyukur bisa lolos dalam proses kurasi produk untuk KTT G20. Besar harapan kami, ini bisa membuka pasar ke internasional," harapnya.
Baginya, kemudahan akses dunia digital akan semakin memudahkan masyarakat dalam mengembangkan usaha.
Bukan hanya di dalam pasar lokal, namun juga mancanegara.
"Target kami tahun depan adalah menjangkau pasar ekspor. Kami siap untuk menjawab persaingan dengan produk luar negeri," katanya.
Dengan semakin luasnya pasar, maka akan semakin besar dampak ikutan yang diterima masyarakat lokal, termasuk sektor ekonomi, hingga para petani yang menyediakan bahan baku.
"Termasuk, juga para pekerja kami yang juga berasal dari berbagai kelompok usia. Inilah momentum yang akan kami manfaatkan sebaik mungkin," tandasnya.
Pemkot Surabaya ikut mendorong semakin banyak UMKM bisa menembus pasar internasional.
Dengan terpilihnya Dehealth Supplies sebagai marchandise resmi KTT G20, menunjukkan kualitas UMKM lokal memang memberikan jaminan.
”Alhamduillah UMKM asal Surabaya bisa semakin dikenal. Dorongan Pemkot Surabaya untuk mendorong UMKM bisa bersaing. Mudah-mudahan semakin banyak UMKM yang dikenal dari Surabaya,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M Fikser dikonfirmasi terpisah.
Selama ini, pihaknya telah memberikan dukungan akses teknologi informasi untuk mengembangan usaha, baik dalam pemasaran, maupun intervensi lainnya.
”Kami siapkan aplikasi untuk memetakan UMKM. Masing-masing kami kelompokan dalam beberapa bidang seperti makanan, minuman, handycraft, hingga beberapa produk lainnya yang akan kami gunakan sebagai bahan intervensi,” jelas fikser.