Berita Surabaya

Sosok Suharmono Kasiyun, Pengarang Sastra Jawa yang Terima Penghargaan Anugerah Sutasoma 2022

Dosen PPG-SD Unusa tersebut adalah Dr Suharmono Kasiyun M Pd. Dikenal sebagai pengarang novel, cerita cekak dan geguritan angkatan tahun 70-an

Penulis: Zainal Arif | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/zainal arif
Dosen PPG-SD Unusa, Dr Suharmono Kasiyun M Pd (berpeci) saat diberi potongan tumpeng oleh Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Prof Achmad Jazidie di Kampus Unusa, Kamis (13/10/2022). 

Pria kelahiran Desa Kauman, Kecamatan Sumoroto, Kabupaten Ponorogo ini juga menceritakan, selain novel Guwing, dirinya telah menerbitkan berbagai karya sastra.

Dirinya bercerita proses kreatif pembuatan berbagai karya sastranya, seperti pada saat Suharmono mengikuti peringatan Hari Sastra di Trengganu, Malaysia.

Ia mengaku mendapat ilham untuk menulis cerita cekak Tatu-tatu Lawas yang berkisah tentang percintaan satu rumpun Melayu yang harus terpisah karena konfrontasi Indonesia - Malaysia.

Cerkak itu, dan karya lainnya yaitu Kidung Katresnan berhasil menjadi pemenang ketika Pusat Kesenian Jawa Tengah di Surakarta tahun 1980 mengadakan Lomba Crita Cekak dan geguritan.

“Selain itu, novelnya yang berjudul Den Bagus mendapat juara harapan dalam sayembara naskah roman yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta tahun 1980,” ungkap pria yang emndapat penghargaan dari Yayasan Kebudayaan Rancage Jakarta tahun 2018 ini.

Suharmono juga pernah menjadi pemenang Hadiah Rancage tahun 1999 atas novelnya Pupus Kang Pepes ini menjadi tokoh berpengaruh dalam menyatukan teman-teman sastrawan Jawa.

Sampai-sampai ia dua kali dalam periode berbeda diminta memimpin Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya (PPSJS).

Suharmono memang pribadi pengayom, menjadi jujugan teman-temannya terutama dari kalangan pelaku dan pecinta sastra dan kebudayaan.

Selain itu, dia beberapa kali menjadi pemakalah atas nama wakil Jawa Timur dalam Kongres Bahasa Jawa.

Pada tahun 2005, Suharmono Kasiyun pernah memperoleh penghormatan dari gubernur Jawa Timur karena pengabdiannya di bidang seni budaya.

Tahun 2017, dia memperoleh penghargaan Sutasoma dari Balai Bahasa Jawa Timur.

Dan di tahun 2022, dia memperoleh penghargaan kembali Anugerah Sutasoma kategori karya sastra berbahasa daerah terbaik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved