Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya

POSISI Iwan Bule Kian Terdesak di Tragedi Kanjuruhan: Dituntut Tanggungjawab, Didalami Intervensinya

Posisi Ketua Ketua Umum (Ketum) PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule di tragedi Kanjuruhan kian terdesak. Dituntut bertanggungjawab Panpel Arema FC

Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Musahadah
kolase tribunnews/surya/firman rachmanudin
Posisi ketua umum PSSI, Iwan Bule di kasus tragedi Kanjuruan kian terdesak. Dituntut bertanggungjawab Panpel Arema FC hingga akan didalami polisi soal dugaan intervensinya. 

Hingga saat ini, Ketua Panpel, Abdul Haris dan Security Oficer, Suko Sutrisno masih diperiksa sebagai tersangka di Ditreskrimum Polda Jatim.

Polisi Dalami Dugaan Intervensi PSSI

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada awak media di Mapolres Malang, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022). Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan menonaktifkan 28 anggota polri, salah satunya Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang bertugas mengamankan laga pertandingan Arema FC VS Persebaya Surabaya. Selain itu Polri juga memberikan reward kepada dua personel polisi yang gugur saat mengamankan laga tersebut. Ada fakta terbaru tragedi Kanjuruhan pasca laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolres Malang AKBP Fajar diganti AKBP Putu Kholis Aryana.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada awak media di Mapolres Malang, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022). Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan menonaktifkan 28 anggota polri, salah satunya Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang bertugas mengamankan laga pertandingan Arema FC VS Persebaya Surabaya. Selain itu Polri juga memberikan reward kepada dua personel polisi yang gugur saat mengamankan laga tersebut. Ada fakta terbaru tragedi Kanjuruhan pasca laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolres Malang AKBP Fajar diganti AKBP Putu Kholis Aryana. (SURYA.co.id/PURWANTO)

 

Di bagian lain, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan perlahan mulai mengantongi sejumlah fakta dalam tragedi kelam yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022.

Salah satunya, adanya kekuatan yang mengatur agar pertandingan Arema FC kontra Persebaya, tetap dilaksanakan pada malam hari, meski ada permintaan dari Polres Malang agar jadwal dimajukan. 

Awalnya, aparat kepolisian telah meminta agar pertandingan itu digelar pukul 15.30 WIB dari jadwal semula pukul 20.00 WIB.

“Ada indikasi-indikasi yang misalnya, kenapa bisa jadi malam?Pada malam itu juga kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kekuatan untuk mengatur tetap menjadi malam hari,” ujar anggota TGIPF Rhenald Kasali di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10/2022).

Ia mengaku belum bisa membongkar sosok yang dimaksud.

Namun, ia meyakini bahwa publik sebenarnya telah mengetahui siapa sosok yang memiliki kekuatan itu.

“Saya belum bisa, kita belum bisa sebutkan walaupun saudara-saudara sudah bisa menciumnya,” katanya.

Di sisi lain, ia mengaku heran dengan sikap Polres Malang yang tetap tunduk dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Terutama, soal sikap Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang tetap tunduk dengan jadwal yang telah diatur PT LIB.

“Ada surat dari Kapolres yang meminta agar dilaksanakan sore hari, terus kemudian diminta oleh PT LIB agar (tetap) dilakukan pada malam hari,” ungkap Rhenald.

“Kalau memang itu ditolak, mengapa polisi dan Polres kalah dan harus tetap dijalankan pada malam hari?” sambung dia.

Dalam upaya pengusutan tragedi yang menewaskan 131 orang tersebut, TGIPF akan memanggil beberapa pihak untuk dimintai klarifikasi, termasuk sosok yang diduga mempunyai kekuatan untuk mengatur jadwal pertandingan Arema vs Persebaya tetap digelar malam hari.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved