Tragedi Arema vs Persebaya
Cerita Jurnalis Malang di Tengah Kengerian Tragedi Arema vs Persebaya, Tak Kuat Lihat Korban Bocah
Para jurnalis yang bertugas mewartakan pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya malam itu turut larut dalam kondisi mencekam
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Titis Jati Permata
Yona yang kemudian masuk ke ruang Pressroom yang berada di bagian bawah tribune VIP selanjutnya berusaha kembali menulis laporan kejadian untuk beritanya.
Tapi ia mulai 'terjaga' ketika mulai terdengar suara-suara minta tolong dan kericuhan di depan ruang media.
Yona langsung berinisiatif menghentikan tuga jurnalisnya dan langsung berusaha membantu sebisanya ketika suasana mencekam terlihat di lorong di depan ruang media.
"Suasananya sudah gak karuan, teriakan minta tolong, orang-orang membopong korban, banyak juga korban yang sudah diletakkan di pinggir lorong," ujar Yona menggambarkan kengerian malam itu.
Yona dan beberapa teman jurnalis langsung menggotong satu korban ke dalam ruang media atau pressroom karena selasar atau lorong sudah dipenuhi tubuh-tubuh tak berdaya, entah masih bernafas atau tidak.
Ia spontan dan tak berfikir panjang melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation), menekan bagian dada seorang korban yang tak berdaya .
"Waktu itu dibantu dua teman, Firman dan Dani, Korban ini sudah gak ada nafas, Dani sempat periksa kakinya masih hangat, kami semangat untuk berusaha menolongnya, saya juga beri nafas bantuan, kupukul-kupukul, kuteriaki, Ayo mas Bangun! , tapi nampaknya Tuhan panggil dia, " papar Yona.
Yona tak mengenal korban yang ditolongnya itu, Ia hanya mengingat korban yang ditolongnya itu masih sekitar usia 18 tahunan.
Yona tak memiliki pengalaman atau keahlian khusus melakukan CPR atau memberi nafas bantuan, semua dilakukannya secara spontan hanya berdasarkan ingatan dari apa yang pernah ia lihat di TV atau film.
Yona kembali memberi bantuan pernafasan bagi korban lain ketika diminta tolong seorang petugas medis perempuan yang berusaha membantu seorang korban kritis.
Tapi lagi-lagi korban, Aremania yang ditolongnya menghembuskan nafas terakhir.
"Saat yang kedua itu, aku jadi lemas. Ya Tuhan, dua anak yang kutolong itu keduanya gak ada umur," kata Yona.
Tak pernah terbayangkan oleh Yona jika ia akan mengalami sendiri tragedi mengerikan itu, menolong orang dan melihat orang yang ditolongnya itu meninggal di depan mata.
Setelah sempat shock beberapa saat, Yona kembali bangun dan melakukan upaya pertolongan sebisanya ketika melihat kengerian suasana belum juga berhenti.
Yonapun kembali dibuat shock ketika ia melihat seorang pria dengan menggendong seorang anak kecil meminta tolong.