Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya

Video Ade Armando Bela Polisi dan Singgung Sikap Aremania Trending di Twitter, Ini Profil Lengkapnya

Video Ade Armando yang dinilai lakukan pembelaan pada kepolisian dalam tragedi Arema vs Persebaya, trending di media sosial Twitter.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Iksan Fauzi
Twitter
Video Ade Armando yang dinilai lakukan pembelaan pada kepolisian dalam tragedi Arema vs Persebaya, trending di media sosial Twitter. 

SURYA.CO.ID - Video Ade Armando yang dinilai lakukan pembelaan pada kepolisian dalam tragedi Arema vs Persebaya, trending di media sosial Twitter dan disayangkan oleh banyak pihak.

Dalam video yang viral itu, Ade Armando memberikan statement mengenai tragedi Arema vs Persebaya, yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) lalu.

Ade Armando menyebutkan, kabar-kabar yang beredar di media sosial hingga pemberitaan merupakan upaya menyudutkan pihak kepolisian.

Baca juga: Setelah Nyatakan Pakai Gas Air Mata Sesuai Prosedur dan Didesak Mundur Kini Kapolda Jatim Minta Maaf

"Marilah kita bersikap objektif. Apa sih yang dimaksud dengan tindakan represif, pelanggaran profesionalisme, atau bahkan pelanggaran HAM yang dilakukan kepolisian? Apakah polisi memukuli suporter, menganiaya, menembaki para pendukung Arema? Sama sekali tidak ada," ujarnya.

"Sekali lagi, marilah kita bersikap objektif. Yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan melanggar semua peraturan dalam stadion. Dengan gaya preman memasuki lapangan, petentengan. Dalam pandangan saya, polisi sudah melaksanakan kewajibannya," lanjut Ade Armando.

Video tersebut pun banyak dikomentari oleh warganet dan menyebut bahwa Ade Armando adalah buzzer dari pihak kepolisian.

Bahkan, beberapa warganet menunjukkan bagaimana perlakuan oknum kepolisian terhadap suporter di lapangan.

Baca juga: Kisah Relawan Lihat Kondisi Jenazah Tragedi Arema vs Persebaya: Ditemukan Utuh, tapi 90 Persen Lebam

Sosok Ade Armando

Melansir Wikipedia, Ade Armando merupakan pegiat media sosial sekaligus akademisi untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Ade Armando lahir pada 24 September 1961 di Jakarta.

Ade Armando menjadi dosen tetap pegawai negeri sipil FISIP UI sejak Maret 1990.

Ia pernah menjadi wartawan majalah Prisma (1988–1989) dan Redaktur Penerbit Buku LP3ES (1991–1993).

Pada 1993, Ade menjadi redaktur Republika, surat kabar Islam, sesuai obsesinya. Karena tekanan politik Orde Baru, ia lantas keluar dari koran itu.

Selanjutnya, ia beralih menjadi peneliti dan Manajer Riset Media Tylor Nelson Sofres pada 1998–1999.

Ia diajak bergabung oleh Marwah Daud Ibrahim menjadi Direktur Media Watch & Consumer Center pada 2000–2001 yang dianggapnya independen dan tidak memihak Habibie.

Baca juga: DAFTAR TERBARU Nama Korban Tragedi Arema FC vs Persebaya, Ini Kontak Crisis Center Kabupaten Malang

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved