Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya
CERITA Pilu Korban Tewas Tragedi Arema vs Persebaya: Ada Remaja Yatim Piatu hingga 3 Kerabat Tiada
Cerita pilu para korban tewas tragedi Arema vs Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022/0 terungkap.
Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Cerita pilu para korban tewas tragedi Arema vs Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022/0 terungkap.
Korban tewas tragedi Arema vs Persebaya tak hanya berasal dari wilayah Malang Raya, tapi juga dari kabupaten/kota di sekitarnya.
Seperti korban tewas tragedi Arema vs Persebaya dari Probolinggo, Jember dan Jombang yang akan diceritakan di artikel berikut ini.
1. Rizky meninggal bersama sepatu impiannya
Bambang Trisila masih tak menyangka bila anaknya, Rizky Dwi Yulianto (19) telah tiada.
Baca juga: Tragedi Arema vs Persebaya, Iwan Bule : Arema Dilarang Gelar Laga Kandang Selama Liga 1
Rizky menjadi korban meninggal dunia dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan saat laga Arema FC kontra Persebaya, kemarin.
Rizky sempat bertukar kaus Arema dengan kakaknya. Tak hanya itu, saat menonton pertandingan mendiang mengenakan sepatu baru impiannya.
Rizky merupakan warga Desa Maron, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.
Ayah korban, Bambang Trisila mengatakan korban berangkat bersama empat temannnya mengendarai sepeda motor berboncengan ke Stadion Kanjuruhan guna mendukung Arema FC berlaga.
Sebelum berangkat, dia sempat pamitan kepada keluarganya di rumah.
"Rizky kuliah di Unej Jember. Saat Arema FC bertanding, dia pulang ke rumah untuk berpamitan menonton langsung di Stadion Kanjuruhan. Dia berangkat bersama empat temannya," katanya, Minggu (2/10/2022).
Beberapa hari sebelumnya, lanjut Bambang, Rizky juga bilang kepada ibunya jika uang ratusan ribu yang diberikan, dipergunakan untuk membeli sepatu baru impian.
Sepatu baru itulah yang dikenakan Rizky dalam laga Arema FC melawan Persebaya.
"Dia beli sepatu baru usai diberi uang oleh istri saya. Sepatu baru itu dikenakan Rizky saat menonton Arema FC, kemarin," paparnya.
Kakak korban, Afandi Syaiful Haq mengungkapkan dia sempat mengajak Rizky berangkat bersama menuju Stadion Kanjuruhan mengendarai mobil.
Namun, Rizky menolak, sebab sudah terlanjur membuat janji dengan empat temannya.
Selain itu, sebelum berangkat ke Malang, Rizky dan Saiful saling bertukar kaus Arema.
"Sempat saya ajak berangkat bareng dengan rombongan saya, cuman adik tidak mau. Dia sempat meminta untuk bertukar baju Arema dengan saya. Saya pun dengan adik bertukar kaus Arema," pungkasnya.
Jenazah Rizky dibawa ke rumah duka, Minggu, pagi.
Sekira pukul 09.30 WIB, jenazah Rizky dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat.
Di atas pusara Rizky, keluarga tampak berlinang air mata.
Sebagai informasi, hingga kini total ada tiga korban asal Probolinggo yang meninggal dunia dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.
2. Remaja yatim piatu tinggalkan baju di jemuran

Beberapa potong pakaian terlihat dijemur di halaman rumah di Jl Mahoni No 9A Lingkungan Lamparan Kelurahan Wirolegi Kecamatan Sumbersari, Minggu (2/10/2022).
Baju yang ada di jemuran itu merupakan baju milik Noval Putra Aulia (19), salah satu korban meninggal dunia dalam tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema FC Vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
Noval masih sempat mencuci bajunya sebelum meninggalkan rumah, Jumat (30/9/2022) malam.
Remaja yatim piatu tersebut, memang sudah berangkat dari rumah kakaknya itu sejak malam tersebut.
Barulah pada Sabtu (1/10/2022), Noval bersama sesama suporter Arema dari Jember berangkat ke Kanjuruhan, Malang.
Dia tergabung dalam rombongan Faiqotul Hikmah, menyusuri jalur selatan selatan Jember, Lumajang, Malang untuk sampai ke Stadion Kanjuruhan di Kepanjen, Malang.
Sayangnya, kepergian Noval ke Kanjuruhan untuk menonton sepak bola tersebut tidak diketahui oleh kakak sulungnya, Fandi Arif Permana.
Sejak Noval yatim piatu ketika duduk di pertengahan bangku SMK, Noval akhirnya tinggal bersama kakak sulungnya tersebut di Lamparan, Wirolegi.
Noval hanya memberi tahu kakak nomor empatnya yang berdomisili di Yogyakarta.
Kepada kakak perempuannya itu, Noval pamit pergi ke Malang menonton bola.
"Tidak pamit ke saya. Jumat malam itu, saya tahunya dia pergi. Tidak menyangka kalau ke Kanjuruhan," ujar Fandi kepada Surya, Minggu (2/10/2022).
Keluarga hanya tahu, jika remaja yang baru lulus SMK tahun 2022 ini, menginap di rumah temannya di Kelurahan Tegalbesar, Kaliwates, Jember.
Tentu saja, Fandi sangat kaget ketika pada Minggu (2/10/2022) dini hari, adik perempuannya yang ada di Yogya mengabari kalau Noval meninggal dunia di Malang.
Fandi pun langsung mencari tahu ke keluarga besarnya yang berada di Malang perihal nasib adik bungsunya. Sekitar pukul 08.30 Wib, jenazah Noval tiba di rumah duka. Beberapa lebam ditemukan di tubuh remaja tersebut.
"Ya kami tidak menyangka. Kalau pamit, pasti tidak saya kasih izin. Wong dia tidak pernah nonton bola sampai ke Malang. Baru kemarin itu, dia ikut nonton sepak bola, apalagi sampai ke Kanjuruhan," imbuhya.
Tentu saja kepergian Noval membikin kaget keluarganya di Lamparan. Meskipun adik bungsu Fandi, mertua Fandi sudah menganggap Noval anak mereka.
"Sudah seperti anak bagi kami. Manggil saya papa, manggil istri saya ya mama, meski kami berdua ini mertua kakaknya. Dia yatim piatu, jadi ya akhirnya jadi anak kami juga. Bahkan sebelum pergi, masih sempat nyuci baju, itu masih dijemur," ujar Ahmad Sularso, bapak mertua Fandi.
Meski baru pertama menonton bola di Kanjuruhan, Noval bisa disebut Aremania. Darah Aremania diturunkan dari almarhum ayahnya, M Rohim.
Almarhum ayahnya asli orang Kota Malang yang akhirnya menjadi warga Jember. Beberapa orang anaknya menjadi suporter kesebelasan Arema. Termasuk Noval, bungsu dari lima bersaudara di keluarga tersebut.
Sebelum berangkat juga, dia sempat mencari syal Arema yang disimpan oleh istri Sularso. Dia menemukan syal yang digantung oleh sang mama, kemudian membawanya ke Malang. Kedatangan jenazah Noval juga disambut isak tangis oleh keluarga dan warga sekitar.
Noval termasuk dalam korban meninggal dunia, yang jika mengutip data terakhir sebanyak 174 orang, dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
3. Remaja Jombang tewas bersama 2 kerabatnya

Muhammad Irsyad Aljuden (18), pelajar SMKN Kudu, Jombang menjadi korban tewas dalam tragedi Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
Jenazah Irsyad dimakamkan di tempat pemakaman umum Dusun Mernung Lor, Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Minggu (2/10/2022).
Kesedihan mendalam dirasakan keluarga saat pemakaman korban tragedi Kanjuruhan.
M.Arif Junaedi, ayah korban tak kuasa membendung kesediahannya saat melihat jenazah anak pertamanya itu secara berlahan diturunkan ke liang lahat.
Tak hanya dia, Kesi Ernawati ibu korban tampak meneteskan air mata meratapi kepergian anaknya secara tragis tersebut.
Ia terlihat menangis tersedu-sedu di atas pusara anaknya dalam kondisi guyuran
hujan sore itu.
Arif mengaku masih tak percaya anaknya meninggal dalam musibah di Kanjuruhan.
Saat kejadian itu, dia sedang bekerja di Tulungagung mendapat kabar Irsyad belum pulang dari menonton pertandingan bola di Kanjuruhan.
"Saya posisinya kerja di Tulungagung ditelepon ada musibah di Kanjuruhan saat itu (Korban, Red) belum ketemu itu sekitar pukul 03.00 WIB," ujarnya saat ditemui di rumah duka, Minggu (2/10).
Menurut dia, pihak keluarga dibantu relawan mahasiswa berupaya mencari hingga akhirnya mendapati
korban ditemukan di Rumah Sakit Wava Husada, Kabupaten Malang.
"Kondisinya kritis dan meninggal di rumah sakit Wava Husada, Kepanjen karena meluber banyak korbannya sehingga tidak terkontrol," ungkapnya.
Ia menceritakan Irsyad ikut bergabung dalam fans Aremania Megaluh Jombang dan seringkali menonton laga Arema FC di Kanjuruhan.
Korban sebelumnya berangkat bersama Adik kandungnya, M. Yaziid Novel Al Bastommy (15) mengendarai motor Vario dari Jombang menuju Malang, pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.30 WIB
Setibanya di Malang, Irsyad bersama dua saudaranya sebaya yakni satu pria dan satu wanita menuju ke Stadion Kanjuruhan.
Nahas ketiga korban yang merupakan satu kerabat ini meninggal akibat kekurangan oksigen sesak napas karena gas airmata, desakkan-desakan hingga terinjak-injak saat hendak keluar stadion.
"Ya masih satu keluarga yang meninggal kakaknya dari Tulungagung namanya Haikal kelas 1 SMA dan di Malang Astrid kelas 2 SMA kalau Irsyad kelas 3 SMA," ucap Arif.
Kondisi korban mengalami luka lebam di bagian kaki, dada bahkan wajahnya membiru seperti gosong.
"Kondisinya luka di kaki, memar di dada dan wajahnya seperti gosong,
membiru karena terkena gas airmata, ya ketiganya meninggal yang satu cewek lebam di dada dan pipi kiri," bebernya.
Arif sempat mendapat firasat buruk sebelumnya sebelum anaknya pamit untuk menonton pertandingan bola di Stadion Kanjuruhan.
Pihak keluarga sempat melarang Irsyad berangkat Magrib untuk menonton laga Derby Arema FC vs Persebaya Surabaya.
"Firasat ada daun hijau menempel di baju malam itu saya posisinya kerja di Ngunut Kabupaten Tulungagung tidak lama saya dapat kabar ini," pungkasnya.