Tragedi Arema vs Persebaya

Dirut RSUD Kanjuruhan Ungkap Faktor Kematian Aremania Usai Tonton Arema FC vs Persebaya

Bobby juga mengatakan ada dugaan meninggal di tragedi Kanjuruan usai Arema FC vs Persebaya karena kekurangan oksigen

Penulis: Benni Indo | Editor: Fatkhul Alami
Surabaya.Tribunnews.com/Benni Indo
Tofan bersama rekannya mendapatkan perawatan medis di RSUD Kanjuruhan. Ia menjadi korban tembakan gas air mata saat menyaksikan pertandingan Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan. 

 


SURYA.co.id | MALANG - Direktur Utama RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang, dr Bobby Prabowo menerangkan, korban tragedi kanjuruan usai laga Arema FC vs Persebaya yang dibawa ke RSUD dan meninggal dunia akibat trauma di bagian kepala, terdapat juga bekas injakan hingga cedera otak.

Selain itu, Bobby juga mengatakan ada dugaan meninggal di tragedi Kanjuruan usai Arema FC vs Persebaya karena kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen ini terjadi karena banyaknya orang di lokasi dan terpapar asap.

"Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi. Kira-kira seperti itu, jadi perlu kajian-kajian lagi yang mendalam tentang penyebab utama mengenai kematian dari korban-korban tersebut," ujar Bobby.

Kata Bobby, pihak kepolisian akan memeriksa lebih jauh untuk mengetahui faktor kematian tersebut. Pihak RSUD Kanjuruhan tidak melakukan uji lab untuk mengetahui lebih detail faktor kematian.

"Nanti pihak kepolisian ada petugasnya sendiri. Kami tidak lakukan uji lab," terangya.

Informasi terbaru, ada 129 korban meninggal dunia akibat kericuhan. Saat terjadinya kericuhan, terlihat adanya asap gas air mata di sejumlah tribun dalam stadion.

Tofan Zulkarnain, seorang Aremania yang mendapatkan perawatan medis di RSUD Kanjuruhan mengungkapkan, dirinya terjebak dalam asap tebal hasil tembakan gas air mata. Gas itu membuat dirinya panik sehingga berupaya mencari jalan keluar.

Warga Kota Malang ini kesulitan mendapatkan jalan keluar. Ia mengatakan, tembakan gas air mata datang ke arahnya yang duduk di tribun 14.

"Saya waktu itu tidak turun ke lapangan. Ada tembakan gas air mata ke arah saya," ujarnya.

Gas air mata itu membuatnya sulit bernafas. Ia bersama rekannya mengalami gangguan pernapasan lalu dievakuasi ke RSUD.

"Waktu itu saya melihat ada korban lain yakni anak kecil tepat di sebelah saya. Sepertinya anak kecil itu selamat. Saya memang sulit bernafas karena gas itu," paparnya.

Komentar Wali Kota Malang


Wali Kota Malang, Sutiaji sangat berduka dan prihatin atas peristiwa rusuh suporter setelah laga Arema FC vs Persbeaya yang berakibat 127 orang meninggal di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved