Berita Blitar

Polisi di Blitar Nyaris Pingsan, Remaja Ini Simpan Pil Koplo di Kaos Kakinya Yang Luar Biasa Bau

begitu Rendi diminta melepas sepatu, petugas langsung disergap bau busuk dari kaos kaki yang seakan merontokkan bulu hidung

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Deddy Humana
ilutrasi tribunnews
ILUSTRASI BAU 

SURYA.CO.ID, BLITAR - Peredaran narkoba jenis pil koplo yang telah menyasar di kalangan anak-anak dan ABG di Kabupaten Blitar, tidak saja saja merusak generasi muda. Tetapi juga sampai membuat polisi menderita lahir batin, seperti ketika anggota Satnarkoba Polres Blitar menangkap Rendi (19), remaja asal Kediri yang selama ini ditelusuri kerap menjual pil koplo pada para ABG.

Penangkapan Rendi di tempat kosnya di Kabupaten Kediri, Kamis (22/9/2022) malam, memang tidak dramatis. Tetapi polisi yang menggeledahnya sampai hampir pingsan meski sudah menutup hidung, karena Rendi menyimpan paket pil koplo di dalam sepasang kaos kakinya yang sangat bau.

Beberapa petugas terpaksa menguatkan diri melawan bau kaos kaki milik Rendi saat mencoba menemukan barang bukti. Karena begitu Rendi diminta melepas sepatu, petugas langsung disergap bau busuk dari kaos kaki yang seakan merontokkan bulu hidung.

Lucunya, beberapa petugas terlihat mual bahkan sampai menutup hidungnya masing-masing ketika memeriksa kaos kaki Rendi. "Karena tidak menemukan barang bukti di dalam di sepatunya, petugas mencari di dalam kaos kakinya," ungkap AKP Rokani, Kasat Narkoba Polres Blitar, Jumat (23/9/2022).

Namun perjuangan berat petugas terobati karena dari dalam kaos kaki itu ditemukan empat paket, masing-masing berisi 15 butir pil koplo. Sedangkan ada satu paket lagi ditemukan di dalam bungkus rokok yang dibawa Rendi.

Pengakuan Rendi, per paketnya dijualnya Rp 50.000 atau tergantung siapa pembelinya. kalau dibeli oleh anak-anak ABG yang kebanyakan jadi pelanggannya, harganya bisa lebih murah. Alasannya, biasanya para ABG itu membeli dengan cara patungan.

"Barang yang kami sita merupakan sisa dari penjualannya yang sudah laku. Dan cara menjualnya cukup fleksibel atau lebih murah, antara Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per paket dengan harga pasaran sehingga cepat laku," jelas Rokani.

Seperti kasus-kasus sebelumnya, Rendi ditangkap berkat pengakuan dari salah seorang pemakai yang masih anak-anak. Pemakai itu mengaku baru membeli dari Rendi saat nongkrong di sebuah warung kopi bersama teman-temannya.

Rendi tiba-tiba muncul lalu menawarkan barang. Karena sudah saling kenal, sehingga langsung terjadi transaksi. "Namun, ia (Rendi) jarang nonggol dan tak mudah diajak ketemu meski sudah saling kenal," paparnya.

Akhirnya, petugas melacak keberadaannya dan ia memang jarang muncul di wilayah Blitar. Rendi sebenarnya adalah kelahiran Banyuwangi namun ngekos di Kelurahan Bedali, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.

Menurut beberapa orang yang mengenalnya, Rendi seperti mengamen karena ke mana-mana selalu menenteng gitar. "Diduga itu hanya triknya untuk mengedarkan barang, agar tak dicurigai orang lain," paparnya.

Bahkan Rendi pergi ke mana-mana juga jarang naik angkutan umum melainkan berjalan kaki atau menumpang mobil terbuka seperti truk. Cara berpakaiannya juga cukup khas, yakni selalu mengenakan jaket, bersepatu. "Sebelum menangkapnya, petugas mempelajarinya dulu bahkan juga menguntitnya," ungkap Rokani.

Malam itu petugas mencari ke tempat kosnya namun Rendi tidak ditemukan. Diperkirakan Rendi belum pulang sehingga petugas tidak ingin kembali ke Blitar dengan tangan kosong, kemudian menunggunya.

Bak gayung bersambut, kesabaran polisi membuahkan hasil. Karena sekitar pukul 21.00 WIB, Rendi muncul dengan berjalan kaki dengan gaya khasnya selalu membawa gitar di punggungnya.

Begitu akan membuka pintu kamar kosnya, petugas sudah muncul di belakangnya. "Dari mana, mas," tanya petugas, yang dijawab kalau baru pulang dari mengamen.

Dari tegur sapa singkat, polisi langsung menggeledah Rendi sampai ditemukan pil koplo di dalam kaos kaki yang berbau tidak enak itu. Meski tidak dijelaskan apakah Rendi juga selalu mengeluarkan pil koplo dari kaos kaki sebelum dikonsumsi para ABG pelanggannya. ****

Sumber: Surya
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved