Surya Militer

KLIMAKS, Senyum Jenderal Dudung dan Siap Sambut Effendi Simbolon, Ternyata Ada Fakta Baru Terungkap

Sudah klimaks, senyum KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan siap menyambut kedatangan Effendi Simbolon meredakan suasana yang sempat tegang.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase Kompas.com
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan Effendi Simbolon. Senyum Jenderal Dudung dan siap sambut Effendi Simbolon. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Sudah klimaks, senyum KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan siap menyambut kedatangan Effendi Simbolon meredakan suasana yang sempat tegang.

Ketegangan tersebut dipicu oleh pernyataan politisi PDIP sekaligus anggota Komisi I DPR RI itu yang menyebut "TNI seperti gerombolan dan ormas".

Pernyataan Effendi Simbolon kemudian memunculkan reaksi, baik dari Jenderal Dudung hingga para prajurit TNI karena diduga melukai kehormatan TNI.

Tak hanya itu, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI juga menghentikan laporan terhadap Effendi Simbolon karena memiliki hak imunitas.

Tercatat, dalam perkara ini, Effendi dilaporkan sebanyak tiga kali ke MKD DPR.

Dalam kasus tersebut, Effendi Simbolon juga telah meminta maaf kepada Panglima TNi Jenderal Andika Perkasa, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan para prajurit TNI AD.

Permintaan maaf tersebut disampaikan di ruang Fraksi PDIP DPR RI. 

Effendi Simbolon juga telah menemui Jenderal Andika Perkasa secara langsung untuk menyampaikan maaf.

Effendi Simbolon juga berencana menemui Jenderal Dudung dengan maksud sama, yakni minta maaf.

Namun, pertemuan Effendi Simbolon dengan Jenderal Dudung belum terlaksana.

Kendati demikian, Jenderal Dudung akan menerima kedatangan Effendi Simbolon.  

Teman mertua

Kamis (15/9/2022), saat konferensi pers, Jenderal Dudung menerima permintaan maaf Effendi Simbolon.

”Sebetulnya kemarin pada saat saya di Pekanbaru, saya sudah menyampaikan, artinya bahwa permohonan maaf dari Pak Effendi Simbolon bagi kami jajaran TNI Angakatan Darat tentunya memaafkan,” ungkap Jenderal Dudung di Mabes TNI AD.

”Toh Tuhan maha pemaaf, masa manusia tidak memaafkan,” imbuh mantan Pangdam Jaya ini.

Dudung menuturkan dirinya memaklumi manusia tak lepas dari kesalahan.

Jenderal Dudung kemudian menyambut baik niat Effendi yang ingin bertemu langsung dengannya.

Dudung mengaku memiliki hubungan baik dengan Effendi yang merupakan teman dari mertuanya.

"Wah saya kapan aja mau ketemu boleh, Pak Effendi mau datang juga silahkan, kita gak ada masalah,"

"Saya kenal baik sama Pak Effendi tuh, temennya mertua saya itu. Temen dekat banget sama saya tuh," ucap Jenderal Dudung sambil tersenyum.

Meski Effendi mengaku sudah berusaha menghubungi, tapi Jenderal Dudung menyebut belum mendapatkan pesan masuk darinya.

Pada intinya, Jenderal Dudung akan sangat menyambut baik kedatangan Effendi.

"Di HP saya belum ada sms dan telepon, kalau beliau mau datang saya terima dengan baik," sambungnya.

Tak bermaksud menghina

Dalam perkara ini, Effendi menegaskan tidak bermaksud menstigmakan TNI layaknya seperti gerombolan.

Effendi mengungkapkan, dia hanya ingin mendapat penjelasan terkait adanya isu disharmoni di dalam internal TNI.

"Demi Allah, demi Tuhan, saya tidak pernah men-judge sebagaimana apa yang beredar, apalagi saya sendiri juga bagian dari keluarga besar TNI," ucapnya.

"Saya dari lubuk hati yang paling dalam atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti prajurit TNI, dari mulai tamtama, bintara, perwira, sesepuh yang tidak nyaman dengan perkataan yang mungkin tadi sudah ditekankan. Dan saya sendiri enggak ada maksud menyatakan sebagaimana yang sekarang bergulir."

"Sekali lagi saya mohon maaf kepada seluruh prajurit baik yang bertugas dan sudah purna," ujar Effendi, Rabu (14/9/2022), dikutip dari tayangan YouTube Tribunnews.

Tak hanya pada institusi TNI, Effendi juga menyampaikan permintaan maaf pada sejumlah pemimpin TNI.

Yakni Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa; Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman; Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono; serta Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo.

"Dan juga pada Panglima TNI saya mohon maaf, Kepala Staf Angkatan Darat, juga Kepala Staf Angkatan Laut,"

"Juga Kepala Staf Angkatan Udara yang mungkin merasa ada hal yang kurang nyaman, saya mohon maaf," ucap Effendi.

Akui ada beda pendapat

Jenderal Dudung mengakui ada hubungan kurang sedap dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa karena ada perbedaan pendapat.

Jenderal Dudung menyampaikan itu saat konferensi pers pada Kamis (15/9/2022).

Jenderal Dudung mengaku, apabila ada perbedaan pendapat dengan Jenderal Andika Perkasa itu adalah hal yang biasa.

"Saya dengan Panglima TNI ada perbedaan pendapat dan sebagainua, itu biasa," ucap Jenderal Dudung.

Jenderal Dudung kemudian mengukit soal hubungan para Panglima TNI dan KSAD terdahulu.

Mulai dari Jenderal Hadi Tjahjanto hingga Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Zaman Pak Hadi dengan Pak Andika, Pak Hadi dengan Pak Gatot, Pak Mulyono dengan Pak Gatot, itu biasa," kata Jenderal Dudung.

Meski ada perbedaan pendapat, Jenderal Dudung mengaku tetap melaksanakan perintah Jenderal Andika Perkasa dengan baik.

"Tetapi pada umumnya saya menjalankan tugas itu juga dari perintah Panglima TNI," ucap Jenderal Dudung.

"Jadi tidak benar kalau ada gesekan atau sebagainnya," imbuhnya.

Jenderal Dudung Beri Perintah

Jenderal Dudung Abdurachman menyampaikan supaya semua personil TNI bergerak, karena Effendi Simbolon sudah mempermalukan nama TNI.

Berikut pernyataan lengkap Jenderal Dudung Abdurachman.

"Kita harus jadi petarung, jadi jagoan, jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. Jangan kita diam saja, dia itu siapa, nggak berpengaruh.

Nggak berpengaruh. Harga diri kehormatan kita kok diinjak-injak sama dia. Karena saya tahu juga dia dapat angin masalahnya.

Sehingga tetap duduk semua, diam. Kedepan, nggak ada lagi orang-orang seperti itu. Saya sudah diajarin apa yang harus saya sampaikan di media.

Jangan salahkan nanti prajurit kita ngamuk, gituloh. Prajurit kita sekarang di grup di kelompok tamtama saja sudah menggelora, sudah panas.

Kelompok bintara sudah marah, kok kita kelompok perwira santai-santai saja, gitu loh. nggak ada yang tergerak sedikitpun.

Apakah jabatannya dilepas apa bagaimana. danrem, dandim, juga saya lihat santai aja menina bobokan jabatannya.

Jangan terbiasa seperti itu saya minta. Silakan kalian tergerak berdayakan itu FKPPI dan segala macam untuk tidak menerima penyampaian Effendi Simbolon.

Masif, lakukan nggak usah ada yang takut. Nggak usah takut kalian dicopot dan segala macam, saya tanggung jawab.

Saya minta ini buktikan, jangan kemudian diam saja, takut, pangkat dan jabatannya dicopot.

Pangkat dan jabatan itu gusti Allah, Tuhan yang atur. Bukan siapapun.

Jadi nggak usah takut. Harga diri, kehormatan sudah diinjak-injak kok kita diam saja gituloh. Saya tidak liat ada Letkol, Kolonel, ngomong.

Bintang satu, bintang dua ngomong bergejolak, gituloh, tidak ada yang saya lihat.

Diam-diam saja dan dia pun jadi artinya merasa benar. Agar tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk kita minta ke wilayah, nggak usah takut kita.

Kalian nggak usah takut, tidak berpengaruh. Komisi I itu tidak berpengaruh".

Siapa sangka tindakan Jenderal Dudung tersebut berbutut panjang.

Berawal dari......

Sekedar informasi isu perang dingin Jenderal Dudung Abdurachman dan Jenderal Andika Perkasa dihembuskan Anggota Komisi I DPR RI, Effendi Simbolon.

Dalam rapat pada Senin pekan lalu, Effendi Simbolon berseloroh ketidakharmonisan hubungan Panglima TNI dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman adalah rahasia umum.

"Ini semua menjadi rahasia umum, Pak. Rahasia umum, Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," ujar Effendi di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).

Sedianya, Dudung hadir dalam rapat dengan Komisi I DPR hari ini.

Namun, dia diwakili Wakil KSAD Letjen TNI Agus Subiyanto.

Rapat dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, KSAL Laksamana Yugo Margono, dan KSAU Fadjar Prasetyo dari unsur pimpinan TNI.

Effendi heran mengapa kedua pimpinan di TNI itu saling mempertahankan egonya masing-masing.

Lantas menyebutkan, tindakan Andika dan Dudung merusak tatanan hubungan di TNI.

"Ego Bapak berdua itu merusak tatanan hubungan junior dan senior di TNI," ucap dia.

Kemudian muncullah kata-kata Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan dan ormas, karena tidak ada kepatuhan.

“ Tapi ada apa di TNI ini perlu kita. Kalau perlu, setelah kita pembahasan anggaran, kita jadwalkan nanti malam, kita hadirkan Kepala Staf angkatan Darat, hadirkan Panglima TNI, untuk membahas, kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, insubordinasi, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih lebih Ormas jadinya, tidak ada kepatuhan,” katanya.

Kalimat Effendi Simbolon itu dinilai menyudutkan TNI hingga memantik berbagai aksi protes dari anggota TNI.

Salah satunya dalam video yang diunggah ulang oleh Politikus PDIP Ruhut Sitompul dalam akun Twitternya @ruhutsitompul pada Senin 12 September 2022.

Komisi I DPR RI mengungkap soal dugaan ketidakharmonisan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman (Kolase Tribun Jakarta)

Video itu memperlihatkan sejumlah anggota TNI berbaris.

Mereka mempertanyakan apa maksud omongan Effendi Simbolon dan menuntut klarifikasi.

"Hai, Effendi Simbolon, apa maksud Saudara mengatakan TNI seperti gerombolan lebih-lebih dari ormas. Kami tidak terima. Jangan adu domba TNI. TNI tetap solid. Kami tunggu klarifikasi Anda. Bravo, TNI," ujar anggota TNI.

MKD hentikan laporan

Sementara itu, MKD DPR menghentikan laporan terhadap Effendi Simbolon.

Penghentian kasus ini lantaran Effendi Simbolon sudah memberikan permintaan maaf secara terbuka pada Rabu (14/9/2022).

Serta, Effendi Simbolon telah hadir sesuai undangan MKD pada Kamis, 15 September 2022.

"Atas dasar tersebut dugaan pelanggaran kode etik terhadap Effendi Simbolon tidak dapat ditindaklanjuti oleh MKD DPR RI," ujar Wakil Ketua MKD DPR Habiburokhman dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022).

Lebih jauh, Habiburokhman menyebut pernyataan Effendi itu sebagai kritikan yang membangun TNI.

"MKD DPR RI menegaskan, secara substansi pernyataan teradu Effendi Simbolon pada saat raker Komisi I tanggal 5 September 2022 terkait disharmoni adalah kriitkan yang membangun bagi TNI," ucapnya.

Selain itu, Habiburokhman turut menyinggung hak imunitas Effendi Simbolon sebagai anggota dewan saat menyampaikan pendapat.

Update berita lainnya di Google News SURYA.co.id

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Senyum Jenderal Dudung Diajak Ketemu Effendi Simbolon, Ngaku Kenal Baik: Temannya Mertua Saya Itu

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "MKD DPR Setop Kasus Effendi Simbolon soal "TNI Seperti Gerombolan dan Ormas"

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul KSAD Dudung Bicara Soal Isu Tak Akur dengan Jenderal Andika, Ungkit Hubungan Para Jenderal Terdahulu

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved