Berita Surabaya

Bantu Penanganan Stunting di Kota Surabaya, BKKBN RI Salurkan Rp 20 Miliar

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ikut memberikan perhatian terhadap penanganan stunting di Kota Surabaya.

surya.co.id/bobby kolloway
BKKBN RI bertemu dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajaran pemerintah kota, Senin (12/9/2022). 

"Misalnya, di Surabaya angka kelahiran mencapai 120 bayi perhari. Kalau kita tertib mendata, maka semua nama dan alamat akan tercatat. Termasuk yang misalnya yang panjang bayinya kurang dari 48 cm," katanya m

Setelah mengetahui kondisi dan alamat bayi yang memerlukan intervensi, petugas akan memberikan pendampingan.

Mulai dari sosialisasi hingga pemenuhan gizi bagi bayi melalui ibunya.

"Sebenarnya nggak banyak, mungkin sekitar 20 persen dari total kelahiran. Nah ini harus dikejar. Supaya yang kurang dari 48 cm ini bisa terkoreksi dalam kurun waktu 6 bukan dengan mendorong pemberian asi eksklusif, misalnya," katanya.

Bukan hanya kepada orang tua, BKKBN juga melakukan sosialisasi kepada calon orang tua atau bahkan calon pengantin.

Termasuk, melakukan pemeriksaan kesehatan agar orang tua siap kelahiran bayi yang sehat.

"Semua yang akan nikah, sebelumnya ada pemeriksaan lingkar lengan, HB, tinggi badan, berat badan hingga lingkar perut. Kalau misalnya ditemukan ada yang kurang dilakukan pendampingan," tandasnya.

"Misalnya, ada yang HB kurang, maka boleh nikah namun diminta untuk tidak hamil dahulu. Yang bersangkutan melaksanakan Prakonsepsi dengan minum tablet tambah darah dulu, misalnya. Ini penting untuk pencegahan," katanya.

Untuk melakukan hal tersebut, BKKBN juga siap menerjunkan petugas. Di Kota Surabaya, ada sekitar 6.000 Tim Pendamping Keluarga.

"Kami memiliki Tim Pendamping Keluarga. Sedangkan Pemkot punya Kader Surabaya Hebat. Nah, keduanya bisa gotong royong dan kerjasama," katanya.

Di sisi lain, Wali Kota Surabaya pun optimistis dukungan BKKBN Pusat bisa mewujudkan zero stunting di Kota Surabaya.

Menurutnya, salah satu kolaborasi yang bisa dilakukan terkait dengan pendataan.

“Kami memang butuh datanya BKKBN soal stunting di Surabaya, sehingga kami bisa cek dan bandingkan dengan data kami, makanya kami juga minta Kadinkes untuk meminta data itu kepada BKKBN,” kata Wali Kota Eri.

Pihaknya juga menginstruksikan Kader Surabaya Hebat untuk berkolaborasi dengan Tim Pendamping Keluarga yang dari BKKBN.

"Melalui kolaborasi dan bimbingan terus dari BKKBN pusat, kami yakin akan terus bisa menekan angka stunting di Surabaya, sehingga Surabaya zero stunting bisa tercapai,” pungkasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved