Grahadi

Pemprov Jatim

76 Persen SMA, SMK dan SLB di Jatim Telah Terapkan Implementasi Kurikulum Merdeka Mandiri

Sebanyak 2.754 lembaga mulai SLB, SMA dan SMK di Jawa Timur telah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
Istimewa
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sebanyak 2.754 lembaga mulai SLB, SMA dan SMK di Jawa Timur telah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Dengan rincian SMA 1.047 lembaga, SMK 1.474 lembaga dan SLB 233 lembaga.

Capaian itu setara 76 persen lembaga di jenjang SMA SMK dan SLB di Jatim yang telah menerapkan IKM. Dengan jumlah ini, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi terbanyak yang menerapkan IKM Mandiri di Indonesia.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menuturkan, pihaknya bangga telah banyak satuan pendidikan yang menerapkan IKM bahkan secara mandiri.

Menurutnya, hal ini tidak lepas dari keinginan sekolah yang turut dalam menyelesaikan persoalan learning loss selama pandemi. Sehingga, satuan pendidikan di Jatim untuk jenjang SMA SMK dan SLB yang sudah melaksanakan kurikulum merdeka telah mencapai 76 persen.

"Apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, satuan pendidikan, ketua MKKS, ketua Korwas provinsi, Ketua MKPS provinsi yang telah bersama-sama membangun sinergi positif dalam pembangunan pendidikan di Jawa Timur," ujar Gubernur Khofifah, Senin (5/9/2022).

Sebagaimana diketahui, kurikulum merdeka menjadi program andalan Kemdikbud Ristek dalam pemulihan pembelajaran pasca pandemi covid-19. Kurikulum ini berpusat pada minat dan bakat siswa dengan model pembelajaran yang berorientasi project based learning.

Keberadaan kurikulum ini disambut antusias oleh Jawa Timur. Terbukti hingga setahun terakhir, sebanyak 332 lembaga di Jawa Timur telah ditunjuk Kemdikbud Ristek untuk menjadi pilot project Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Yaitu 204 SMK Pusat Keunggulan dan 128 SMA dan SLB Penggerak.

Pada 332 Lembaga ini, Kemendikbud Ristek menyelenggarakan Diklat Khusus kepada Kepala Sekolah dan guru agar memahami dan mampu mengimplemetasikan kurikulum merdeka.

Selanjutnya, SMK Pusat Keunggulan serta SMA dan SLB Penggerak diharapkan dapat berperan sebagai pengampu bagi sekolah yang ada di sekitarnya.

Guna menyukseskan program ini, ditegaskan Khofifah, Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan Jawa Timur sengaja mendorong satuan pendidikan yang belum menerapkan Implememtasi Kurikulum Merdeka (IKM), untuk mengikuti secara Mandiri dengan belajar pada SMK Pusat Keunggulan serta SMA dan SLB Penggerak yang sudah ditetapkan oleh Kemdikbud Ristek.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menyebut, pihaknya melalui Dinas Pendidikan Jatim akan mendukung secara penuh kebijakan Mendikbud Ristek dalam implementasi kurikulum merdeka mandiri.

Sebab, ia berpendapat dengan adanya kurikulum yang tepat pada kondisi khusus ini, akan mampu menguatkan pentingnya perubahan tentang rancangan dan strategi implementasi secara efektif dan efesien.

"Kurikulum Merdeka merupakan jawaban untuk mengatasi krisis pembelajaran yang terjadi saat ini, karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan terjadinya penurunan dan kesenjangan kualitas pembelajaran," tegasnya.

Dengan capaian prestasi yang membanggakan ini, Khofifah menargetkan pada semester 1 tahun ajaran 2023/2024 mendatang SLB, SMA/SMK di Jawa Timur diharapkan menjadi pelopor kebijakan nasional IKM dengan keikutsertaan 100 persen.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi menjabarkan ada perubahan dan perbedaan kurikulum merdeka dibanding kurikulum sebelumnya.

Pada kurikulum Merdeka struktur kurikulum lebih fleksibel dengan jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun. Di samping itu, guru akan lebih fokus pada materi esensial karena capaian pembelajaran diatur per fase.

"Kurikulum merdeka ini, juga memberikan keleluasaan bagi guru dalam menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa," terangnya.

Contoh riilnya, kata Wahid seperti guru olahraga yang pada dasarnya memberikan pembelajaran dalam bentuk projek based learning. Dimana siswa tidak hanya mengetahui secara teori tapi juga dipraktikkan.

"Merdeka belajar sudah dicerminkan oleh guru olahraga. Mereka tidak hanya mengajarkan teori tapi juga praktik. Misal guru memberikan pembelajaran teori permainan bola voli, agar siswa memahami dan mengerti, maka teori yang diajarkan tersebut dipraktikkan di lapangan. Guru olah raga juga memberi kebebasan pada siswa untuk menyukai olahraga yang sesuai bakat minatnya," jelasnya.

Ditambah lagi, kata dia ada platfom merdeka mengajar yang menyediakan berbagai referensi untuk guru agar dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Perbedaan lainnya, jelas Wahid juga terletak pada kebebasan yang diberikan kepada sekolah dalam menentukan/ menyusun kurikulum sesuai dengan situasi dn kondisi sekolah masing-masing.

“Walaupun pemerintah memberikan 3 pilihan kurikulum yang bisa dipilih oleh sekolah, namun saya memotivasi sekolah untuk mencoba memakai kurikulum merdeka, karena evaluasi saya terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka yg ada di SMK-PK maupun SMA dan SLB Penggerak hasilnya sangat bagus terhadap peningkatan kreatifitas dan karakter peserta didik, selain itu kurikulum merdeka sangat memanusiakan manusia yang tujuannya adalah untuk menghargai harkat dan martabat peserta didik,” tegasnya.

"Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing," imbuhnya.

Tak hanya bagi sekolah, kurikulum merdeka juga memberi kesempatan bagi siswa untuk memilih kelompok mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya di fase F (kelas XI dan XII ). Sedangkan bagi guru, mereka akan memgajar sesuai tahap capaian dan perkembangan siswa.

"Pembelajaran dalam IKM ini berbasis project, jadi memberikan kesempatan lebih luas pada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual lingkungan atau kesehatan. Project ini untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar pancasila," pungkas Wahid.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved