Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal

Beda Susno Duadji dan Ahli Forensik Bahasa Tanggapi Surat Minta Maaf Ferdy Sambo: Drama Kata-kata

Baru-baru ini, mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji dan ahli forensi bahasa Wahyu Wibowo menanggapi surat permohonan maaf Ferdy Sambo.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase tangkapan layar
Komjen (purn) Susno Duadji dan surat Ferdy Sambo yang beredar di media sosial. Beda Susno Duadji dan ahli forensik bahasa dalam menanggapi surat minta maaf Ferdy Sambo. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Baru-baru ini, mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji dan ahli forensi bahasa Wahyu Wibowo menanggapi surat permohonan maaf Ferdy Sambo.

Seperti diketahui, surat permohonan maaf mantan Kadiv Propam Polri itu beredar luas di media sosial dan telah dibenarkan oleh pengacara keluarga Ferdy Sambo, Arman Hanis.

Surat permintaan maaf tersebut berkaitan dengan kasus yang sedang dialami Irjen Ferdy Sambo, yakni pembunuhan berencana Brigadir j atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Surat tersebut beredar luas sebelum Ferdy Sambo disidang etik oleh tim etik yang dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Dalam surat tersebut, Ferdy Sambo meminta maaf kepada sejumlah seniornya di Polri, di antarnya karena ikut terlibat dalam skenarionya.

Lantas bagaimana komentar Susno Duadji dan ahli forensik bahasa menanggapi surat permohonan maaf Ferdy Sambo

Disebut drama kata-kata

Wahyu Wibowo, selaku ahli forensik bahasa menilai surat Ferdy Sambo merupakan drama bermain kata-kata.

“Kalau dia tulus kenapa tidak disampaikan langsung, kenapa juga beredar di dunia maya, saya membaca dari dunia maya. Ini kalau bagi saya ini sedang bermain dengan kata-kata atau bagaimana,” kata Wahyu.

“Amat sangat (drama), drama itu kan artinya sesuatu yang dibuat sehingga orang bisa terharu-biru, bisa sedih, bisa ketawa, bisa marah,"

"Tetapi drama itu sudah dibuktikan dengan beberapa orang ditahan gara-gara beliau. Jadi bagi saya surat itu tidak ada artinya,” lanjut dia.

Komentar Susno Duadji

Sementara itu, Susno Duadji menyoroti tidak adanya pernohonan maaf Ferdy Sambo kepada Tamtama yang notabene salah satunya adalah anak buah yang dikorbankan, yakni Bharada E. 

"Di situ belum terdengar dia minta mundur, belum terlihat dia mundur. Hanya minta maaf kepada senior, kepada perwira tinggi, menengah, pertama, bintara. Tapi tIdak ada pada tamtama, padahal Bharada E itu kan tamtama," ujar Susno Duadji menanggapi surat Ferdy Sambo dikutip dari tayangan BReaking News TVOne, Kamis (25/8/2022). 

Terlepas dari itu, Susno menilai permohonan maaf ini sebagai sinyal yang bagus karena berarti Ferdy Sambo bertanggungjawab secara hukum apapun yang diputuskan peraturan perundang-undangan baik di kode etik maupun melalui mahkamah peradilan pidana.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved