Berita Blitar

Kisah Janda Muda dan Duda Lengket Terus Jadi Buron Hidup Pindah-pindah Antar Kota Hindari Polisi

Inilah kisah seorang janda muda dan duda asal Kabupaten Blitar, Jawa Timur dimadu kasih namun menjadi buron polisi lantaran terlibat penipuan.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id/Imam Taufiq
Kisah seorang janda muda kepincut duda rela menipu dan menjadi buron Polres Blitar. Untuk menghindari kejaran polisi, mereka hidup berpindah-pindah antar kota. Namun, pelarian mereka berakhir di Kota Kediri saat digerebek polisi di kamar kosnya. 

SURYA.co.id | BLITAR - Inilah kisah seorang janda muda dan duda asal Kabupaten Blitar, Jawa Timur dimadu kasih namun menjadi buron polisi lantaran terlibat penipuan.

Mereka menipu dengan cara menjual motor Honda CBR milik seorang temannya ke penadah yang awalnya dipinjam.

Motor sport tersebut dijual seharga Rp 6 juta. Uang hasil menjual kendaraan itu digunakan untuk hidup berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain.

Janda dan duda itu juga pernah tinggal di Penajam Paser Utara, Kalimantan. Kota tersebut merupakan lokasi pembangunan ibu kota negara (IKN) baru.

Selama empat bulan menjalani pasangan buronan, akhirnya polisi pun mencium keberadaannya.

Ya, pasangan muda itu pun digerebek dan ditangkap polisi di tempat kosnya di Kota Kediri oleh buser Polres Blitar, Senin (22/8/2022) malam.

Pasangan janda dan duda itu merupakan Fitri (22) asal Dusun Gading, Desa Selopuro, Kecamatan Selopuro.

Sedangkan si duda bernama Arif (22) warga Dusun Banaran, Desa Doko, Kecamaran Doko.

Mereka hidup penuh ketakutan sehingga harus merantau dari satu kota ke kota lainnya, demi menghindari buruan petugas buser Polres Blitar.

"Untuk menangkap mereka itu tak mudah, petugas harus bekerja keras. Sebab, mereka berpindah-pindah tempat usai melakukan penipuan dan penggelapan," kata AKBP Aditya Panji Anom, Kapolres Blitar.

Selain menangkap keduanya, petugas juga mengamankan satu orang lagi, yakni Nr (27), warga Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.

Ia diduga sebagai penadah sepeda motor Honda CBR milik Bambang (25), warga Desa Siraman, Kecamatan Kesamben.

Bambang merupakan sosok yang ditipu oleh kedua sepasang kekasih sedang mabuk asmara tersebut.

Saat itu, sepeda motor yang semestinya masih bernilai di atas Rp 15 juta itu hanya dibeli oleh Nr, dengan harga Rp 6 juta karena tanpa dilengkapi dengan surat resmi atas kepemilikan sepeda motor tersebut.

"Itu rangkaian dari kejahatan keduanya. Ia terungkap karena berkat pengakuan sejoli itu," ungkapnya.

Menurutnya, penipuan sendiri berlangsung pada 19 Mei 2022 lalu.

Entah sudah direncanakan atau tidak, itu bermula dari korban malam itu hendak ke rumah temannya, yang dekat dengan rumah Fitri.

Antara korban dengan Fitri itu sudah saling kenal.

Tanpa sengaja, korban bertemu dengan Fitri yang sedang bersama kekasihnya itu.

"Ketemunya tidak sengaja, lalu ia (Fitri) meminjam sepeda motornya korban. Alasannya, itu buat mengambil bajunya," paparnya.

Karena sudah saling kenal, korban tidak curiga dan dengan mudah meminjamkan sepeda motornya.

Akhirnya, korban sendiri menunggunya di rumah temannya, yang dekat dengan rumah si perempuan itu.

Setelah dipinjami, yang joki sepeda motor laki-laki itu (CBR) si Arif.

Entah bagaimana persiapannya, kalau akan kabur, kedua pelaku itu menjual sepeda motor pinjamannya itu ke Nr, yang rumahnya di Kota Blitar.

"Uang Rp 6 juta dari penjualan sepeda motor itu dipakai buat kabur. Malam itu, mereka beli tiket pesawat di Kecamatan Kesamben, dan baru siangnya ke Surabaya, lalu kabur ke Penajam (Kalimantan Timur)," ujarnya.

Mereka kabur ke Penajam itu diduga bukan ide si Fitri karena ia tak pernah ke sana diduga itu ide Arif.

Itu karena sebelumnya, Arif pernah bekerja sebagai kuli bangunan di kabupaten yang kini sedang dibangun ibu kota negara tersebut.

Di Kabupaten Penajam Pasir Utara itu, Arif bertahan hidup dengan kembali jadi kuli bangunan, seperti yang pernah ia lakukan dulu saat merantau di situ.

Baru tiga minggu di perantuan, mereka mendapat kabar, entah dari mana kalau petugas buser Polres Blitar sudah mencium keberadaannya.

Karuan, mereka yang sudah mulai menata hidup itu mendadak panik.

"Akhirnya, mereka meninggalkan Kota Penajam itu, dengan ongkos dari bekerja seadanya itu. Entah apa pertimbangannya, mereka kabur ke Surabaya, tepatnya di daerah Kecamatan Kenjeran," paparnya.

Mereka kembali hidup berdua dengan menyewa kamar kos.

Kerjanya tetap serabutan, yang penting bisa bertahan buat hidup dengan kekasihnya.

Namun, lagi-lagi di saat belum habis kosnya sebulan, mereka kabur lagi.

Entah dapat informasi dari mana, keberadaannya sudah diendus petugas.

"Kami punya cara sendiri, untuk melacakanya, dan memang sudah dicari petugas," paparnya.

Di saat sedang diburu petugas, mereka sudah kabur lagi.

Sepertinya, mereka kali ini kebingungan tempat tinggal, hingga akhirnya sempat nekat ke Blitar.

Informasinya, mereka ngekos di Kota Blitar atau belakang sekolah SMA Negeri 1.

Rupanya, kos di tempat itu, mereka tidak tenang karena sewaktu-waktu dengan mudah tertangkap.

Sebab, itu terlalu dekat Polres Blitar sehingga setiap ketemu orang yang dicurigai sebagai petugas, mereka selalu was was.

Akhirnya, hanya tiga minggu, mereka kabur lagi dan kos di Kota Kediri.

"Di kosnya, Kota Kediri itu, mereka, kami tangkap. Saat didatangi petugas, mereka lagi di kos," ujarnya.

Selama empat bulan kabur itu, mereka sudah berpindah-pindah tempat meski harus hidup dengan ketakutan.

Belum diketahui siapa yang punya ide untuk menipu sepeda motor itu, namun dugaannya karena mereka dibutakan dengan cintanya sehingga senekat itu. Informasinya, hubungan keduanya sudah lumayan lama dan kenalnya melalui chatting di facebook karena rumah mereka berjauhan atau berjarak sekitar 15 km.

Namun, karena ingin hidup berdua dengan leluasa, mereka ingin meninggalkan Blitar.

Karena tak punya modal untuk merantau sehingga nekat ngakali temannya, dengan pura-pura meminjam sepeda motornya, lalu dijual ke penadah.

Kepada petugas, Fitri mengaku sangat menyesal karena semua itu bukan atas rencananya sendiri.

Namun, itu tak luput dari peran pacarnya, Arif yang sangat mencintainya untuk ingin merajut hidup berdua.

"Katanya, sebagai anak tertua dari dua saudara, ia mengaku malu pada orangtuanya karena tak bisa memberikan contoh terbaik pada kedua adiknya," pungkasnya.

Update berita lainnya di Google News SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved