Berita Kota Kediri

Tetap Sulit Mencopot Kadindik Kota Kediri, AKB Curigai Adanya Makelar PPDB di SMP Favorit

Terkait makelar penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMPN di sekolah favorit mencapai Rp 5 juta.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Deddy Humana
surya/didik mashudi
Aliansi Kediri Bersatu kembali menggelar unjuk rasa di depan Kantor Balai Kota Kediri, Selasa (23/8/2022). 

SURYA.CO.ID, KOTA KEDIRI - Sesuai janjinya, puluhan aktivis Aliansi Kediri Bersatu (AKB) benar-benar melancarkan aksi unjuk rasa sebagai imbas mencuatnya kasus pencabulan oleh oknum guru atas 6 anak didiknya belum lama ini. Selasa (23/8/2022), AKB berdemo di depan Kantor Balai Kota Kediri, untuk menuntut pencopotan Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) setempat.

Para aktivis tetap mendesak Siswanto dicopot dari jabatan kadindik, karena selama kepemimpinannya ditemukan banyak kasus penyelewengan mulai pengadaan buku perpustakaan dan setoran masuk sekolah negeri.

Saat menggelar aksi, para pegiat AKB menggelar teatrikal di depan pintu masuk balai kota. Teatrikal memperagakan sejumlah kasus yang diduga terjadi di Kantor Dinas Pendidikan. Kasus yang paling banyak mendapatkan sorotan adalah pencabulan sejumlah anak didik oleh oknum guru pengajar dengan berkedok les privat di dalam ruang kelas.

Korlap aksi demo, Supriyo SH menegaskan, pihaknya akan terus menggelar aksi sampai kadindik dicopot. "Tahun 2020 kami bongkar korupsinya dan salah satu kasi dikorbankan menjadi terpidana. Sehingga ia sudah tidak layak lagi dipertahankan karena di lembaganya ada maling," ungkap Supriyo.

Selain itu Supriyo mengaku mendapatkan banyak masukan terkait dengan makelar penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMPN di sekolah favorit nilainya mencapai Rp 5 juta.

Akibat tindakannya banyak anak yang berprestasi di Kota Kediri hilang kesempatan masuk sekolah negeri favorit karena permainan makelar PPDB. "Makelar ini menggandeng oknum-oknum LSM," ungkapnya.

AKB bertekat terus menuntut Siswanto dicopot supaya tidak menjadi preseden buruk nama baik Kota Kediri.
"Jangan sampai pejabat yang tidak baik dan tidak berprestasi dipertahankan sampai pensiun," tandasnya.

Supriyo juga mengungkapkan kesalahan yang dilakukan Siswanto berkaitan dengan kasus oknum guru cabul karena berusaha menghalangi dan menyembunyikan tindak pidana.

"Ada inisiatif aktif untuk mengumpulkan dan memanggil wali murid untuk menyelesaikan secara damai. Kasus pencabulan didamaikan karena ada persekongkolan dan permufakatan yang telah kami laporkan ke polres," jelasnya.

Sayang, tidak mudah mendesak pemkot agar mencopot Siswanto. Dan tidak dijelaskan apa hasil pembicaraan dengan para pejabat pemkot. Karena para pendemo membubarkan diri dengan tertib setelah aspirasinya diterima perwakilan pejabat Pemkot Kediri. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved