Berita Surabaya
Unjuk Rasa di Kantor Indosiar Surabaya, Ini Alasan Bonek Tolak Jadwal Kick Off Persebaya Malam Hari
Bonek mengaku keberatan kepada pemegang hak siaran televisi Liga 1 tersebut dan PT LIB lantaran jadwal kick off yang dijadwal terlalu malam.
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Ratusan pendukung fanatik Persebaya, Bonek Mania menggelar unjuk rasa di depan kantor stasiun televisi swasta, Indosiar di Jalan Bumi Indah, Kota Surabaya, Selasa (9/8/2022).
Ratusan Bonek ini menyanyikan yel yel khas Bajol Ijo secara terus menerus, sambil mendapat pengawalan ketat dari kepolisian.
Bonek mengaku keberatan kepada pemegang hak siaran televisi Liga 1 tersebut dan PT LIB, selaku operator Liga 1, lantaran jadwal kick off yang dijadwalkan terlalu malam.

Baca juga: Bonek Geruduk Kantor Indosiar Surabaya, Pihak PT LIB Berkomentar Seperti Ini
Baca juga: Ratusan Bonek Gelar Unjuk Rasa di Kantor Indosiar, Begini Imbauan Kapolsek Tandes Surabaya
Tak ketinggalan pentolan suporter, mulai dari Andi Peci, Cak Conk, Cak Tessy hingga Capo Ipul berorasi secara bergantian di atas mobil komando.
Sorak sorai suporter semakin keras kala perwakilan PT LIB dan Kepala Stasiun Televisi Indosiar SCTV datang menemui massa.
Salah satu pentolan suporter Bonek, Cak Cong alias Husin Ghozali mengatakan, apa yang dilakukan ini agar menjadi isu perjuangan, bahwa setiap tim yang berlaga pada malam hari tidak baik untuk pemain.
"Saya harap LIB mengubah jadwal paling akhir jam 19.00 WIB, harusnya bukan Persebaya saja yang tanding. Paling maksimal jam 7 malam," tegasnya.
Menurutnya, suporter Bonek menginginkan semua laga di Indonesia, baik Liga 1 dan Liga 2 waktu pertandingannya tidak terlalu larut malam. Baginya, semua suporter klub harus melakukan aksi yang sama.
"Karena ini aspek kesehatan dan support operasional tim. Serta kemauan semua pihak yang berkepentingan harus menuntut perubahan jadwal," keluhnya.
Unjuk rasa Bonek yang berjalan dengan lancar itu berakhir pada 15.00 WIB. Massa membubarkan barisan dengan tertib dan damai. Nyanyian Song for Pride, pesta flare , hingga Sumpah Bonek Indonesia menutup aksi tersebut.