Berita Surabaya

Bentuk Satgas Cacar Monyet (Monkeypox), PB IDI Belum Temukan Kasus Positif

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membentuk satuan tugas Cacar Monyet atau Monkeypox sebagai upaya pencegahan wabah global ini.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
pixabay.com
Foto Ilustrasi 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membentuk satuan tugas Cacar Monyet atau Monkeypox sebagai upaya pencegahan wabah global ini.

Hanny Nilasari KSM DV, Ketua Satgas Monkeypox PB IDI mengungkapkan sejauh ini belum ditemukan kasus positif cacar monyet.

Namun memang ada beberapa kasus suspect yang saat ini masih dalam pemeriksaan laboratorium.

Dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin ini mengatakan, gejala Monkeypox secara kasat mata bisa terlihat dari bercak ruam di permukaan kulit, diikuti bintik atau lentingan berisi cairan nanah.

Gejala awal yang paling banyak dikeluhkan adalah demam, sakit kepala, ada rasa tidak enak di tenggorokan, dan ada kelainan di kulit.

"Lokasinya juga sangat berpengaruh, bisa 95 persen manifestasi ada di wajah, bisa juga di telapak tangan dan kaki 75 persen, di jaringan mulut, mata ada 70 persen dan di alat kelamin 30 persen, dan di selaput lendir mata 20 persen. Ruamnya jelas ada peninggian di atas permukaan kulit, bintil dan lenting yang bernanah," ungkap dr Hanny dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/8/2022).

Pada sejumlah periode tertentu, kata Hanny, umumnya terjadi penurunan gejala berupa lubang pada permukaan kulit serupa bekas jerawat dengan warna kulit di sekitar lubang berubah menjadi gelap.

Resiko Kematian

Resiko kematian pada pasien cacar monyet berkisar 0-16 persen akibat komplikasi, seperti infeksi sekunder pada saluran napas, darah tercemar, infeksi otak, dan infeksi mata.

Gejala terburuk cacar monyet juga bisa dialami pasien dengan komorbid seperti gangguan sistem ginjal, pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

"Kalau orang itu punya daya tahan tubuh lemah bisa komplikasi. Misalnya, infeksi kuit, saluran pernapasan, bahkan hingga infeksi otak dan berakhir kematian," ujarnya.

Reinfeksi Cacar Monyet

Hampir sama teorinya dengan virus lainnya, infeksi cacar beresiko terjadi lagi meskipun telah terbentuk antibodi.

Namun, secara umum apabila terkena infeksi dan bergejala maka tubuh akan membentuk antibodi, kecuali memiliki kondisi tertentu.

"Tetapi masih memiliki peluang tertular kembali.Kondisi imunocompromise bisa memberatkan kondisi pasien," tegasnya.

Rekomendasi IDI

Sebagai upaya pencegahan dan penanganan cacar monyet, PB IDI juga mengeluarkan rekomendasi yang diberikan kepada pemerintah, masyarakat dan tenaga kesehatan.

Bagi pemerintah, IDI merekomendasikan memperluas dan memperketat skrining pada pintu masuk pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas darat negara (PLDN).

Kemudian melakukan pengawasan terhadap pelaku perjalanan melalui pengamatan suhu tanda dan gejala penyakit tersebut.

"Apalagi sekarang musim haji dan banyak perjalanan dari luar negeri kembali dibuka," kata Hanny.

Kedua, pemerintah diminta meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam diagnosis molekuler spesimen pasien yang dicurigai menderita monkeypox sesuai rekomendasi WHO.

Ketiga, perlunya edukasi terkait epidemi, gejala, cara penularan dan pencegahan.

Keempat, meningkatkan kemampuan identifikasi kontak erat pada pasien suspek dan kemampuan identifikasi suspek dan probabel monkeypox.

Kelima, memberikan informasi situasi terkini kepada masyarakat mengenai perkembangan monkeypox secara berkala. Hal ini agar tidak terjadi kepanikan akibat ketimpangan informasi.

Kemudian kepada tenaga kesehatan IDI merekomendasikan, untuk segera melaporkan ke Dinas Kesehatan setempat apabila terdapat kasus sesuai dengan kriteria suspek atau probabel monkeypox.

"Tidak harus terkonfirmasi, ada gejala ka i minta dilaporkan ke dinas kesehatan setempat," ungkapnya.

Serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan klinis dalam pendekatan diagnosis serta tata laksana monkeypox untuk meningkatkan kewaspadaan pada pasien dengan gejala klinik sesuai dan mencegah terjadinya komplikasi.

"Tenaga kesehatan harus memakai perlengkapan lengkap saat menangani kasus terduga monkeypox,"lanjutnya.

Pihaknya juga meningkatkan publikasi awam agar bisa dengan mudah dipahami masyarakat.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved