KKB Papua
Anak-anak Ikut Terdampak Keberingasan KKB Papua di Nduga, Satgas Damai Cartenz Bergerak Lakukan Ini
Keberingasan KKB Papua ternyata berdampak besar terhadap mental anak-anak di Kampung Kenyam. Satgas Damai Cartenz Bergerak Lakukan Ini.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Lebih lanjut dikatakan, saat ini warga yang ada di Kabupaten Nduga masih trauma dengan apa yang mereka alami saat ini mendengar adanya korban meninggal dunia dengan jumlah yang tidak sedikit.
Ia berharap kejadian ini tidak terulang kembali.
“Dalam minggu ini saya akan menyurat kepada para jemaat untuk mari kita bersama-sama menbahas situasi yang saat ini kita alami.
Sehingga kita tidak terus dalam rasa ketakutan berkepanjangan dan kita dapat melakukan aktifitas secara tenang baik berkebun maupun aktifitas lainnya tanpa adanya rasa takut,” ucapnya.
Berikan kepercayaan kepada aparat keamanan TNI/Polri dalam menjaga Kamtibmas dan kami sebagai Tokoh Agama di Kabupaten Nduga mendukung dalam rangka menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif.
Sebelumnya, seorang pendeta bernama Eliaser Baner dan sembilan warga Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Papua dibantai oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Mereka ditembak mati. Sedangkan dua warga lainnya dikabarkan mengalami kritis dan sedang dirawat di rumah sakit.
Penembakan secara brutal pada Sabtu (16/7/2022) pagi itu diduga kuat pelakunya KKB Papua Nduga dan sudah berungkali terjadi.
Terkini, anggota Polres Nduga dengan perbantuan Satgas Damai Cartenz serta prajurit TNI masih mengejar para pelaku.
“Korban meninggal dunia maupun luka-luka sore ini akan dievakuasi oleh TNI-Polri ke Kabupaten Mimika. Kapolres Mimika juga telah menyiapkan ambulance untuk melakukan penjemputan,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal di Jayapura, Sabtu sore.
Para korban dievakuasi menggunakan helikopter milik Polri dan TNI Angkatan Udara, serta pesawat Rimbun Air.
Berikut identitas 10 korban meninggal dunia yang dihimpun Tribun-Papua.com (grup SURYA.co.id):
1. Yulius Watu, laki-laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT
2. Hubertus Goti, laki- laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT
3. Daeng Marannu, laki-Laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar