DETIK-DETIK 6 Orang Diduga Intelijen Asing Ditangkap di Wilayah Perbatasan, Berikut Kasus Sebelumnya
enam orang diduga intelijen asing di Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (20/7/2022).
SURYA.CO.ID - Berikut ini detik-detik penangkapan enam orang diduga intelijen asing di Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (20/7/2022).
Enam orang diduga intelijen asing itu ditangkap oleh Satuan Tugas Marinir Ambalat XXVIII TNI Angkatan Laut saat tengah mengambil gambar (foto) secara sembunyi-sembunyi aset militer di wilayah tersebut.
Enam orang diduga intelijen asing itu terdiri dari tiga warga negara Indonesia, berinisial EW (23), TR (40), YY (40).
Serta tiga warga negara asing (WNA) berinisial LS (40), HK (40) dan BJ (45).
Komandan Pos Sei Pancang Lettu Mar Victor Aji Hersanto dalam keterangan tertulis yang diterima kompas.com (grup surya.co.id) Kamis (21/7/2022) menjelaskan kronologi penangkapannya.
Baca juga: 3 FAKTA Kombes Yandri Irsan, Pengganti Kombes Budhi Herdi yang Dicopot karena Kasus Brigadir J
Dijelaskan hersanto, penangkapan keenam orang tersebut bermula ketika Kopda Mar Moch Arif melihat kendaraan Avanza warna hitam yang akan melintasi di depan Pos Sei Pancang.
Selanjutnya, Kopda Mar Moch Arif memberhentikan kendaraan tersebut dan mengadakan pemeriksaan terhadap orang, dokumen, dan barang.
Diketahui di dalam mobil ada enam orang termasuk pengemudi tanpa membawa barang.
Setelah diketahui terdapat warga asing, selanjutnya penumpang dan pengemudi diarahkan untuk turun, dan dilakukan pemeriksaan lanjutan di dalam pos.
Setelah diberhentikan, Hersanto langsung turun tangan melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dokumen dan handphone milik WNA di Pos Sei Pancang.
Dari pemeriksaan inilah, prajurit Marinir mengetahui bahwa orang-orang tersebut telah memfoto bangunan pos penjagaan militer yang merupakan aset TNI.
“Terdapat foto-foto bangunan pos penjagaan militer, patok perbatasan, pelabuhan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di galeri HP mereka, yang dillihat cara pengambilannya dilakukan secara sembunyi-sembunyi,” ujar Komandan Pos Sei Pancang Lettu Mar Victor Aji Hersanto dalam keterangan tertulis, Kamis (21/7/2022).
Setelah pemeriksaan tersebut, Hersanto melaporkan temuan ini kepada Komandan Satgasmar Ambalat XXVIII Kapten Marinir Andreas Parsaulian Manalu.
Kemudian, Satgasmar Ambalat XXVIII junga berkoordinasi dan menghubungi Tim Komando Pasukan Katak (Kopaska), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
Lalu Satuan Gabungan Intelijen (SGI), Intel Kodim 0911, Polsek Sebatik Timur, dan Imigrasi untuk dilakukan koordinasi dan penanganan lanjutan.
Komandan Satgasmar Ambalat XXVIII Kapten Marinir Andreas Parsaulian Manalu menyatakan, pengambilan foto-foto secara ilegal ini dapat dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
“Selanjutnya enam orang tersebut kami serahkan kepada pihak Imigrasi Sebatik untuk dilakukan proses selanjutnya dengan mengamankan para pelaku ke kantor Imigrasi Nunukan,” tegas Andreas.
Kasus Sebelumnya
Penangkapan WNA diduga intelijen asing juga pernah terjadi di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada akhir Mei 2021.
Saat itu menimpa pria bernama Ghassem Saberi Gilchalan (49).
Gilchalan dilaporkan baru tiba di Jakarta menggunakan maskapai Qatar Airways.
Saat petugas memeriksa kelengkapan dokumen Gilchalan, petugas menemukan dua paspor berbeda di tas ranselnya.
Saat itu, Gilchalan memegang paspor Bulgaria bernomor 382509836.
Dua paspor lainnya adalah paspor Bulgaria yang sudah kadaluarsa dan paspor Iran yang masih berlaku hingga 2023.
Semua paspor tersebut menggunakan nama Ghassem Saberi Gilchalan.
Tak hanya itu, petugas juga mendapati sejumlah dokumen mencurigakan, seperti dokumen berbahasa persia, beberapa kartu bertuliskan anggota Persatuan Bekas Polis Malaysia, dan Skuad 69 PDRM.
Petugas juga meneukan 11 telepon seluler, satu tablet, satu pemutar musik, dua modem, dan beberapa kartu SIM lokal, ataupun luar negeri.
Saat itu, Gilchalan beralasan memiliki banyak ponsel karena ia harus menyimpan nomor HP dari berbagai negara.
"Saya punya teman di beberapa negara, saya harus menyimpan nomor-nomornya,” kata Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Ajun Komisaris Rezha Rahandhi, September lalu, menirukan jawaban Gilchalan saat diinterogasi.
Polisi lalu memeriksa keaslian paspor Bulgaria dan paspor Iran milik Gilchalan.
Kedubes Bulgaria di Jakarta menyatakan bahwa paspor milik Gilchalan adalah palsu.
Kedubes Bulgaria membantah Gilchalan adalah warga negara Bulgaria.
Sementara itu, Kedubes Iran di Jakarta mengaku bahwa Gilchalan adalah warga negara Iran.
Tim Kompas.id berusaha mengonfirmasi informasi terkait Gilchalan ke Kedubes Iran sejak Senin (29/11/2021). Namun, hingga Rabu (8/12/2021), belum ada konfirmasi resmi atas pertanyaan yang dikirim. Gilchalan lantas ditahan atas dugaan penggunaan paspor palsu.
Dia telah menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Tangerang.
Pada pertengahan September, Gilchalan divonis dua tahun penjara dan denda sebesar RP 100 juta.
Gilchalan berusaha mengajukan banding atas vonis tersebut. Namun, upaya bandingnya ditolak pada November lalu.
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto mengatakan, sejumlah bukti seperti paspor palsu, belasan ponsel, foto pejabat, dan pindaian puluhan paspor biasanya berkaitan dengan tanker MT Horse mengindikasikan bagian dari operasi intelijen.
Bagi seorang wisatawan, koleksi belasan ponsel tergolong tidak wajar.
Namun, bagi seorang agen intelijen, itu hal biasa dalam beroperasi.
Dihubungi terpisah, Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal (Pol) Andi Rian mengatakan, belum ada kasus terkait dugaan operasi intelijen oleh Gilchalan yang ditangani Kepolisian.
Namun, ia mengakui informasi soal Gilchalan sudah sempat didiskusikan. "Baru sebatas diskusi. Belum kelihatan unsur pidana," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "TNI AL Tangkap 6 Orang Diduga Intelijen Asing di Kaltara"