Berita Lumajang
Capaian Vaksinasi PMK Lumajang Nomor 1 Terendah di Jawa Timur, Ini Penyebabnya
Capaian vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bagi hewan ternak di Lumajang belum berjalan sampai 10 persen.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Hampir satu bulan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bagi hewan ternak berlangsung di Kabupaten Lumajang.
Saat itu, Pemkab Lumajang mendapat jatah 10 ribu dosis. Sayangnya, realisasi vaksinasi tersebut tidak berjalan tuntas. Sebab, hingga kini progres vaksinasi belum menyentuh angka 2 ribu hewan ternak.
Dari data tersebut menunjukkan, bahwa capaian vaksinasi PMK di Lumajang belum berjalan sampai 10 persen.
Kondisi ini tentu saja cukup memprihatikan, karena sebelumnya status PMK Lumajang tergolong terbanyak nomor 4 di Jawa Timur. Dari populasi hewan ternak sebanyak 310.618, yang terpapar PMK ada sebanyak 8.730.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, Hairil Diani mengatakan, ada beberapa alasan yang menyebabkan vaksinasi belum bisa berjalan maksimal. Faktor pertama, Petugas Puskeswan sering kesulitan mencari hewan yang memenuhi syarat bisa disuntik vaksin.
"Kami benar-benar kesulitan cari sapi yang siap divaksin. Semisal di kandang ada 7 sapi yang terkena PMK 1 ekor, maka semuanya tidak boleh divaksin," kata Hairil.
Selain sulitnya mencari sapi yang memenuhi persyaratan bisa divaksin, Hairil juga menuturkan, sering kali Petugas Puskeswan bersinggungan dengan peternak yang cukup protektif. Beberapa peternak di pelosok-pelosok desa menolak hewan ternaknya divaksin. Peternak takut hewan ternaknya malah sakit usai disuntik vaksin.
"Ada juga masyarakat yang tidak bisa menerima terkait dampak vaksin. Karena biasanya sapi bisa demam dan penurunan produksi susu setelah divaksin," urainya.
Tidak tuntasnya vaksinasi PMK tahap pertama ini, membuat status Lumajang menjadi daerah yang terendah nomor 1 di Jawa Timur.
Banyak pihak menyoroti hal tersebut. Terutama, bagi mereka yang sehari-hari bekerja sebagai peternak. Mereka khawatir jika PMK tidak segera tertangani maka akan semakin menganggu peternak dalam mencari rezeki.
"Sebenarnya kalau kabar menolak vaksin atau tidak, sulit dibuktikan itu benar apa tidak. Yang jelas banyak peternak yang ingin wabah ini bisa segera diatasi. Salah satunya dengan solusi yang konkret," pungkas Herman, salah seorang peternak.