Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
UPDATE KASUS SUBANG: 4 Pengakuan Dokter Hastry Soal Pembunuh Tuti dan Amel, Yosef Sudutkan Danu
Berikut Update terbaru pembunuhan ibu dan anak di Subang. Ada Pengakuan Dokter Hastry Soal Pembunuh Tuti dan Amel, Serta Yosef yang Sudutkan Danu.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Update terbaru pembunuhan ibu dan anak di Subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, kali ini membahas tentang pengaku ahli forensik Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti.
Melalui tayangan di channel youtube.nya, dr Hastry membeberkan sejumlah temuan terkait Kasus Subang ini.
Salah satunya adalah dr Hastry telah mengetahui alat yang dipakai si pelaku untuk membunuh para korban.
Dokter Hastry juga membeberkan dugaan kalau si pelaku adalah psikopat.
Sementara itu, kabar terbaru juga datang dari para saksi kunci, yakni Yosef dan Danu.
Yosef kini tengah gencar menyudutkan Danu terkait kasus ini.
Berikut ulasan selengkapnya.
1. Temukan alat untuk bunuh korban
Polisi telah menemukan jenis alat yang dipakai untuk menghabisi nyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu dalam kasus subang.
Temuan alat bukti ini didapat setelah tim forensik mencocokkan dengan luka yang diderita kedua korban kasus subang.
Hal ini diungkapkan ahli forensik Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti dalam video terbaru yang diunggah di channel youtube-nya, Selasa (28/6/2022).
Dikatakan dr Hastry, ketika dalam kasus ada dua otopsi, biasanya yang dipakai paling banyak adalah otopsi pertama.
Baca juga: KASUS SUBANG TERBARU, Akhirnya Alat yang Dipakai Menghabisi Tuti dan Amel Ketemu, Pelaku Psikopat
Otopsi kedua hanya akan melengkapi dan memenuhi permintaan jaksa penuntut umum dan tim pembela terdakwa.
"Apakah cukup visum pertama atau butuh visum kedua. Kalau kurang, kita juga bisa dipanggil untuk memberikan keterangan ahli," katanya.
Di kasus subang ini, dia sudah menyebutkan kriteria alatnya seperti apa dilihat dari kondisi lukanya.
"Kalau dicocokkan cocok ya pakai visum saya," katanya.
Disinggung apakah dia sudah menemukan jenis alat yang dipakai untuk menghabisi Tuti dan Amel, dr Hastry membenarkan.
"Saya tahu, tapi gak mau ngomong," ujarnya.
Dokter Hastry beralasan statusnya yang seorang polisi mengharuskan mematuhi undang-undang.
"Sesuai undang-undang yang berlaku, saya hanya bicara ke penyidik. Hasilnya kita serahkan ke penyidik," tegasnya.
2. Pelaku Psikopat yang Sangat Membenci Tuti
Sebelumnya, dr Hastri menyebut pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat diduga seorang psikopat.
Bukan tanpa alasan dr Hastry menyebut pelaku seorang psikopat karena jelas sekali luka-luka yang dibuat ke korban.
"Itu sesuatu yang memang mempengaruhi dia secara kepribadian," kata Hastry dalam podcast yang dipandu pemilik akun youtube Anjas di Thailand.
Dijelaskan Hastry, seorang psikopat kerap melakukan sesuatu yang diluar nalar serta tidak pandang bulu, apakah saudara, ibu, adik, anaknya atau sahabatnya.
Seorang psikopat ini secara penampakan terlihat baik-baik saja. Berbeda dengan orang yang kesannya seperti preman, tapi justru hatinya baik.
"Karena ada gangguan di organ otaknya yang tidak terbentuk secara sempurna," katanya.
3. Pelaku punya kekesalan mendalam
Di kasus Subang ini Hastry melihat kekesalan mendalam dari pelaku.
Hal ini dibuktikan dengan adanya luka biru-biru di mata Amel serta luka lainnya.
"Yang saya yakin orangnya sangat membenci sekali ke bu Tuti karena lukanya begitu parah di bagian wajah," terang dokter Hastry.
"Apa yang membuat orang begitu membenci?," tanya Anjas.
Menurut Hastry, ada seseorang yang memang dilahirkan dengan tidak jelas atau salah asuh dan mekanisme pertahanan jiwanya rapuh.
"Kalau dia menginginkan sesuatu tidak bisa. Dia melihat hal-hal di luar kendali, sehingga begitu marah dan emosi meluapkan dengan menyakiti orang atau membunuhnya," ujarnya.
4. Tes para saksi dengan alat deteksi kebohongan
Diakui Hastry, di kasus subang ini, penyidik sudah melakukan tes kesehatan, tes kebohongan dan tes kesehatan jiwa terhadap sejumlah saksi. Dan memang ada dugaan ke arah psikopat.
Dokter Hastry menolak disebut penyelidikan kasus subang ini lemah karena menurutnya penyidik menginginkan hasil yang benar-benar ilmiah.
Dia sendiri juga berjuang dengan caranya dan memang banyak hal-hal yang mentok.
"Saya stres lho karena kasus subang ini , karena masyarkaat dan keluarga korban berharap ke saya. Saya belum memberikan yang terbaik. Tapi tugas saya sudah selesai. (meski) Selesainya belum terungkap," ujarnya.
Hastry mengaku sampai sekarang terus memberikan masukan kepada pimpinan terkait kasus subang.
Dia pun meminta masyarakat untuk tidak berhenti berharap.
"Jangan berhenti berharap, berdoa. Semoga kemudahan-kemudahan bisa turun sehingga bisa mengungkap kasus ini," tandasnya.
Yosef Sudutkan Danu
Sementara itu, Yosef, keluarga korban terus menyudutkan saksi Muhammad Ramdanu alias Danu.
Yosef yang merupakan suami korban Tuti Suhartini dan ayah korban Amalia Mustika Ratu meminta ketegasan Danu mengungkap kasus subang.
Yosef mendesak Danu untuk memberikan klarifikasi jika memang tidak terlibat di kasus subang, namun jika terlibat dia meminta Danu berani terus terang.
Bukan tanpa alasan Yosef memiliki dugaan tersebut karena faktanya banyak sidik jari Danu ditemukan di tempat kejadian perkara.
"Bapak akui kalau sidik jari (saya) banyak. Kan itu rumah bapak, 90 persen sidik jari bapak. Yang dipertanyakan 10 persen sidik jari yang lain," kata Yosef dalam video yang diunggah di channel youtube Koin Seribu 77.
"Silakan klarifikasi, kalau tidak puas, silakan laporkan bapak ke penyidik dan bapak akan melaporkan balik," tantang Yosef.
Yosef juga meminta pertanggungjawaban Danu waktu bersaksi di kepolisian yang menuduh dia dan istri mudanya, Mimin terlibat dalam pembunuhan Tuti dan Amel.
"Kalau mau jujur sampai sekarang bapak tidak pernah melihat sama sekali (jasad Tuti dan Amel).
Sampai dimasukkan ke tempat peristirahatan terakhir," ungkapnya.
Selain Danu, Yosef juga mempertanyakan tiga saksi lain, yakni Wahyu, Opik dan Kosasih, yang sering bersatu dan berkumpul bersama.
"Intinya dulu baik, kenapa sekarang tidak mau mendekat kalau memang tidak ada keterlibatan, bicaralah baik-baik. Datanglah, berikan dukungan moril. Bapak dengan tangan terbuka," seru Yosef.
Yosef berkoar tidak takut siapapun kecuali Allah SWT.
"Bapak tidak takut karena bapak benar. Bapak tidak tahu siapa yang rencanakan dan terlibat.
Bapak tidak tahu sama sekali.
Demi Allah, demi RosulAllah saya sama sekali tidak tahu menahu dan tidak tahu sama sekali," katanya.
Menurut Yosef, kalau memang dia bersalah, dia tidak akan mungkin berani berkoar karena sama saja dengan edan atau gila.
"Kalau memang bapak melakukan, satu minggu bapak orangnya tidak bisa berbohong. Ketemu langsung, tangkap. Tapi bapak memang benar-benar tidak bersalah," tegas Yosef.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id