Cacar Monyet

Apa Itu Cacar Monyet? 3.200 Orang Tertular dan 1 Meninggal, Penularan dari Hubungan Sesama Jenis

Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus langka dari hewan, yakni monyet.

Editor: Iksan Fauzi
Freepik by wirestock
Ilustrasi apa itu cacar monyet? 3.200 orang tertular dan 1 meninggal dunia. Salah satu medium penularan cacar monyet ini bisa melalui hubungan sesama jenis, khususnya pria. 

Lebih lanjut, ia berkata jika ada orang yang dicurigai menderita cacar monyet, maka sebaiknya jangan berdekatan karena dengan kontak erat itulah penularan dapat terjadi.

Jika tidak berdekatan dengan penderita, maka risiko tertular boleh dikatakan tidak ada.

Dikutip dari Kompas.com, dibandingkan cacar lainnya, gejala cacar monyet disebut lebih ringan, dikutip dari Washington Post.

Setelah masa inkubasi selama satu sampai dua minggu, penyakit ini biasanya menunjukkan gejala demam, nyeri otot, kelelahan dan gejala mirip flu lainnya.

Tidak seperti cacar lainnya, cacar monyet juga menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.

Dalam beberapa hari setelah demam, pasien mengalami ruam, seringkali dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Kondisi tersebut kemudian tumbuh menjadi pustula berisi cairan yang membentuk keropeng.

Apabila terbentuk pada mata, maka dapat menyebabkan kebutaan.

Menurut WHO, cacar monyet biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu.

Kematian lebih tinggi di antara anak-anak dan dewasa muda, sementara orang-orang yang sistem kekebalannya terganggu sangat berisiko terkena penyakit parah.

Berbeda dari Covid-19, cacar monyet tidak mudah menyebar di antara manusia.

Kontak dengan virus dari hewan, manusia atau benda yang terkontaminasi adalah jalur utama.

Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau selaput lendir di mata, hidung atau mulut.

Penularan dari satu orang ke orang lain diperkirakan terjadi melalui partikel pernapasan selama kontak tatap muka langsung dan berkepanjangan.

Namun, penularan dapat juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, bahan lesi, dan melalui kontak tidak langsung dengan pakaian atau linen yang terkontaminasi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved