Berita Lumajang
Sempat Tembus Rp 100 Ribu/Kilogram, Cabai Rawit Menghilang dari Pasar Kabupaten Lumajang
Cabai rawit merah mendadak hilang di pasar-pasar Kabupaten Lumajang. Harganya sempat tembus Rp 100.000 per kilogram
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Tiga hari terakhir peredaran cabai rawit merah mendadak hilang di pasar-pasar Kabupaten Lumajang.
Banyak pedagang mengaku tak mempunyai stok.
Padahal, harga cabai rawit merah per kilogram sebelumnya tembus Rp 100 ribu.
Saroh salah seorang pedagang Pasar Seruji Kelurahan Ditotrunan mengatakan, hilangnya cabai rawit merah di pasaran saat ini akibat semakin menipisnya hasil panen petani.
Kemarau basah adalah penyebab hasil panen petani cabai kurang maksimal.
Kemudian, kosongnya stok cabai rawit merah di Lumajang, juga ditengarai banyak petani yang lebih memilih mengirim hasil panen ke pedagang luar kota.
Sebab, pedagang luar kota diyakini berani membeli harga lebih tinggi. Sehingga, pedagang lokal tidak kebagian barang.
“Kita kalah dengan pedagang luar kota yang berani bayar mahal, modal mereka kan jauh lebih banyak dibanding kami pedagang pasaran,” kata dia.
Hilangnya cabai rawit merah dari peredaran, membuat harga cabai rawit hijau kini perlahan-lahan juga ikut meroket.
Harga cabai jenis ini per kilogram sekarang menjadi Rp 70 ribu. Padahal, sebelumnya masih Rp 60 ribu/kilogram.
Kemudian, harga cabai keriting merah rupanya juga mengalami kenaikan.
Per kilogram yang semula hanya Rp 60 ribu sekarang menjadi Rp 65 ribu.
Menurut Saroh, selama tiga hari terakhir cabai rawit merah kosong dari peredaran, cabai keriting masih kerap menjadi pilihan pelanggan. Terutama konsumen dari pemilik usaha warung makan.
Kendati begitu, Saroh tetap berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi masalah cabai.
Sebab, dia memprediksi jika pemerintah tidak segera menangani maka masalah cabai bisa berlangsung lama.
"Saya pesimis kalau dalam waktu satu hingga dua bulan kedepan harga cabai akan turun. Karena panen raya cabai masih lama. Masih bulan oktober mendatang. Makannya kalau bisa mbok ya pemerintah turun ke petani," harapnya.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA