Berita Kota Surabaya
Resmikan Kampung Jahit Nusantara, Cak Eri Kagum Hasil Kerja Warga Tak Kalah dengan Produk di Pasaran
Penggagas Kampung Jahit Surabaya, Achmad Mifbachul Arif pun menceritakan awal mula Kampung Jahit Nusantara terbentuk
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Ketrampilan menjahit pakaian bisa menjadi salah satu ketrampilan yang mampu mendorong pergerakan ekonomi. Di Surabaya, sentra penjahit berbagai pakaian kini bertambah satu, dengan adanya Kampung Jahit Nusantara di RW 10 Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes.
Kampung Jahit Nusantara itu diresmikan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Selasa (14/6/2022). Di lokasi ini, terdapat puluhan penjahit dan mereka merupakan para penjahit untuk berbagai model pakaian.
Usai meresmikan, Cak Eri optimistis masing-masing penjahit bisa menjadi entrepreneur baru. Sehingga ini akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi kerakyatan di Kota Pahlawan.
Di sela peresmian, Mas Eri menyempatkan melihat satu persatu koleksi pakaian yang dihasilkan penjahit. Decak kagum pun diperlihatkan mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Ini.
Menurutnya, kualitas produk dari Kampung Jahit Nusantara tidak kalah dengan produk yang telah ramai di pasaran. Ia lantas menginstruksikan jajarannya untuk tidak malu menggunakan produk lokal UMKM Surabaya.
"Ojok njahitno nang panggon liyane lek pengen nggawe seragam (jangan menjahit baju di tempat lain kalau ingin membuat seragam), jangan beli sepatu di tempat lain. Kami bisa memberikan barang dengan kualitas yang sama dan harga yang sama," ujar Cak Eri.
Tak hanya digunakan Pemkot, ia juga mendorong perusahaan swasta ikut ambil bagian menjahit di tempat ini. "Nah, di situ lah tugas wali kota, kepala PD, camat dan lurah, sebagai marketingnya," kata Cak Eri.
Kampung Jahit ini sekaligus bentuk ekonomi kerakyatan dalam membangun dan mengentaskan kemiskinan di Kota Surabaya. Menurutnya, dengan kolaborasi antara pemerintah dan warga, Surabaya akan menjadi lebih hebat.
Untuk mendukung UMKM, Pemkot Surabaya akan menganggarkan Rp 3 triliun di 2023. Melalui pemberdayaan ini, ia optimistis warga bisa bangkit mandiri dan mengentaskan kemiskinan.
"Nanti dibagi, apa saja UMKM-nya. Yang mengerjakan paving siapa, baju seragam siapa, sepatu dan sebagainya, ayo ambil dan gunakan uang APBD ini, karena itu uang rakyat," sebutnya.
Camat Tandes, Ahmad Yardo Wifaqo menjelaskan, Kampung Jahit Nusantara sudah sebenarnya eksis sejak 2020. Pesanan datang bukan hanya dari Surabaya namun juga kota lainnya. Di Kampung Jahit Nusantara saat ini ada 31 penjahit. Sebanyak 16 di antaranya adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Yardo mengungkapkan, setelah ini akan ada lagi 80 orang penjahit yang mendaftar di Kampung Jahit Nusantara. "Dari 80 orang itu 52 di antaranya adalah MBR. Alhamdulillah di RW 10 ini semangat warga menjadi pengusaha itu sangat kuat," ungkap Yardo.
Ke depan, pihaknya akan memberikan pelatihan untuk meningkatkan skil bagi para pegiat UMKM yang lainnya. Bukan hanya ada UMKM jahit, tetapi juga tercipta lini usaha konveksi lainnya.
"Misalnya UMKM sablon, bordir, menjahit jaket, tas dan sepatu. Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya serta Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja untuk pendampingan berikutnya," kata Yardo.
Penggagas Kampung Jahit Surabaya, Achmad Mifbachul Arif pun menceritakan awal mula Kampung Jahit Nusantara terbentuk. Ceritanya berawal dari adanya pemangkasan pegawai swasta pada awal pandemi 2019 lalu.